Bila membaca untuk menambah pengetahuan dan wawasan itu terlalu biasa. Bila membaca untuk pintar, lebih biasa lagi. Bila membaca buku jadi kebiasaan, mungkin banyak orang sudah melakukannya hingga kini. Manfaat membaca seperti itu semua, sungguh sangat normatif.
Jadi untuk apa membaca? Membaca itu perlu karena untuk menjaga
pikiran, agar tetap waras dan sehat. Sebab pikiran yang tidak terkendali akan
menyuburkan kebiasaan buruk. Kita sering lupa, banyak kebiasaan buruk bermula
dari pikiran yang tidak terjaga. Karena pikiran yang bilang, “tidak apa-apa sekali
saja”, akhirnya betapa banyak orang terjerumus ke pola hidup yang rusak. Karena
sekali saja awalnya, akhirnya jadi berulang kali dan rusaklah kebiasaan
hidupnya.
Membaca untuk melatih pikiran sehingga lebih disiplin secara mental.
Dengan membaca, pikiran tidak ke mana-mana selain ke teks bacaan. Kita bisa
membangun kebiasaan yang lebih sehat dari bacaan. Pikiran yang diarahkan dengan
jelas akan menciptakan perilaku membaca yang konsisten, sehingga hidup kita
tidak lagi dikendalikan oleh dorongan sesaat.
Lebih dari itu, membaca terbukti mampu mengajak pikiran menentukan
kualitas keputusan. Setiap keputusan lahir dari proses berpikir. Pikiran yang
kacau akan menghasilkan keputusan yang salah, bahkan bisa menghancurkan masa
depan. Sebaliknya, pikiran yang jernih akan membantu kita memilih jalan yang
lebih bijak. Karenanya, menjaga kejernihan pikiran sama pentingnya dengan
menyiapkan strategi hidup. Dengan pikiran yang terarah, kita bisa mengambil
keputusan berdasarkan pertimbangan matang, bukan sekadar emosi sesaat.
Maka membacalah selagi masih ada waktu, membaca untuk melatih
pikiran. Seperti anak-anak di TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Salam literasi!



Tidak ada komentar:
Posting Komentar