Ini sekadar nasihat buat pekerja di mana pun, Hati-hati ya guys, kemarin ada seorang kawan di kantor lama meninggal dunia di jalan. Akibat kecelakaan jam 20.00 WIB, motornya jatuh.
Gara-garanya, waktu itu, dia
disuruh sama bos-nya balik ke kantor buat beresin kerjaan yang sebenarnya bisa
dikerjain besok paginya. Karena bos-nya yang nggak kompeten telpon, terpaksa
dia balik lagi ke kantor sekalipun sudah jalan pulang ke rumah. Malam-malam pulang
kerja, disuruh balik ke kantr ya pasti Lelah banget. Maka, nyawa seoarang kawan
pun hilang di jalan.
Begitulah gambaran kerja di
kantor yang bos-nya tidak kompeten. Yang lebih menyakitkan lagi, besoknya, si
bos-nya pun nggak datang saat pemakaman anak buahnya. Katanya, si bos sibuk meeting
bareng HRD untuk mencari pengganti anak buahnya yang meninggal itu. Wajahnya
datar kayak nggak pernah terjadi apa-apa pada anak buahnya. Si bos lupa, kalau
anak buahnya meninggal di jalan karena kecelakaan setelah disuruh balik ke
kantor malam hari.
Anak buahnya meninggal dunia,
si bos malah mencari gantinya. Segitu cepatnya bos dan kantor cari orang
gantinya. Makanya siapapun yang jadi pekerja, kerja sewajarnya saja apalagi
kalau gaji pas-pasan. Kantor di mana pun, begitu mudah kok mencari ganti karyawan.
Jadi, jangan menganggap diri kita “tidak tergantikan” di mata kantor. Ketika
kita sakit, resign, atau tidak ada, pekerjaan tetap jalan dan mereka bisa saja
merekrut orang baru.
Karenanya, jangan
mengorbankan diri berlebihan dalam urusan kerja. Jika kontribusi kita jauh
lebih besar daripada apresiasi yang diterima (misalnya lembur terus tanpa
dibayar, kerja di luar jobdesc, stres berat, bahkan punya bos nggak kompeten,
arogan dan dubjektif) pasti bisa membuat kita rugi sendiri. Bekerjalah
sewajarnyawalau tetap profesional tapi tetap menjaga batas. Memang bukan
berarti santai atau tidak perform, tapi tidak mengorbankan kesehatan, keselamatan,
waktu pribadi, atau kehidupan kita secara personal.
Banyak orang, kerja itu Cuma aktualisasi
diri. Bukan untuk kaya apalagi bergaya hidup mewah. Apalagi kalau gaji
pas-pasan, kompensasi tidak sebanding dengan beban kerja atau pengorbanan, maka
nggak usah kerja mati-matian. Disuruh balik sama bos ke kantor malam-malam,
jawab saja nggak bisa. Sudah waktunya urusan rumah dan keluarga. Kerja sih oke
tapi jangan sampai hidup dan kesehatan kita dikorbankan untuk kantor yang
sewaktu-waktu bisa mengganti kita.
Jadi, bekerjalah sewajarnya
saja, apalagi kalau gaji pas-pasan. Nggak usah mati-matian cuma urusan kerjaan
atau duniawi. Sedih banget kalau nyawa hilang di tengah jalan cuma karena
urusan kerjaan. Buat yang jadi bos juga harus mikir, pangkat dan jabatan itu
sementara. Jadi nggak usah “sok berkuasa” pada anak buah. Nggak usah bertindak
arogan dan sok menentukan nasib orang. Justru, manfaatkan momen jadi bos untuk mengangkat
martabat anak buahnya.
Kerja sewajarnya saja, nggak
usah mati-matian. Ingat, orang kerja kalau sakit yang rawat keluarganya, bukan
kantornya. Bos juga kalua anak buahnya sakit jarang nengokin. Bila punya bos
yang semena-mena dan kantor yang nggak peduli, cari waktu yang tepat untuk ucapkan
"good bye" atau selamat tinggal. Salam literasi...!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar