Banyak orang sudah mengabaikan hal sepele. Untuk bisa nyaman dan tenang, pilihal aktivitas yang membuat kita betah. Iya betah, marasa senang barada di suatu tempat. Sebab gairah, potensi dan kreativitas itu sering kali bersembunyi di balik rasa betah. Ada hal-hal yang kita lakukan tanpa merasa terpaksa, meskipun tidak ada yang menyuruh atau memberi imbalan. Seperti orang yang betah menulis setiap hari, menyapu lantai agar tetap bersih, nongkrong di kafe, atau berkiprah sosial di taman bacaan. Asal betah, kerjakan saja karena disitu ada kenyamanan.
Rasa betah itu penting banget. Sebagai sinyal alami bahwa kita sedang
berada di jalur yang selaras. Bukan sekadar kenyamanan, tapi tanda bahwa kita sedang
menggunakan energi batin dengan cara yang benar. Ingat, banyak orang memacu
potensi diri dengan kepintaran pasti terbebani. Tapi rasa betah yang tumbuh
alami sehingga membuat hidup tanpa merasa terbebani. Maka, gapailahrasa betah
di dalam diri sata berada di suatu tempat.
Sekarang ini, banyak orang mencari potensi diri dengan cara yang
rumit. Ikut seminar, hadir di berbagai pelatihan, baca buku motivasi, bahkan
memaksakan diri untuk menjadi versi terbaik menurut orang lain. Padahal, potensi
dan gairah tidak tersembunyi di tempat yang jauh, melainkan dari hal-hal kecil
yang bikin betah, yang setiap hari dilakukan tanpa sadar. Betul kata James
Clear dalam buku “Atomic Habits” (2018) yangcmenyebut perubahan besar dalam
hidup sering kali bukan hasil dari keputusan besar, melainkan dari kebiasaan
kecil yang dilakukan terus-menerus. Maka prinsip yang sama berlaku untuk
potensi diri: kita tidak perlu menemukan sesuatu yang luar biasa di luar sana,
kita hanya perlu menyadari hal-hal sederhana yang sebenarnya sudah menunjukkan
siapa diri kita.
Potensi dan kreativitas tidak selalu datang dengan suara keras. Ia
sering hadir dalam bentuk lembut, seperti minat kecil yang kita abaikan,
rutinitas yang kita anggap biasa, atau kecenderungan alami yang kita pikir
tidak penting. Jadi, cukup pilih aktivitas yang bikin kita betah. Kenali
potensi diri lewat hal-hal sederhana yang sering kita sepelekan. Salah satu
caranya, adalah memperhatikan apa yang kita lakukan ketika tidak ada yang
melihat. Saat tidak ada validasi, tidak ada penilaian, dan tidak ada tuntutan
sosial. Berkiprah di taman bacaan, menulis, membaca buku, atau memotret langit
sore. Semua hal itu mungkin terlihat kecil, tapi di situlah arah minat kita
bersembunyi.
Terkadang, potensi juga bisa muncul dari hal-hal yang membuat kita
terusik. Terganggu secara emosional akan sesuatu. Marah saat melihat
ketidakadilan, merasa gelisah saat melihat sesuatu dikerjakan setengah hati,
atau merasa tidak tenang ketika ada peluang yang disia-siakan. Rasa terganggu
itu adalah kompas batin yang menunjukkan di mana kita memiliki sensitivitas
yang lebih tinggi dibanding orang lain. Sensitivitas sering kali menjadi dasar
dari panggilan hidup seseorang. Landasan untuk berbuat baik dan menebar manfaat
kepada orang lain.
Martha Beck dalam “Finding Your Own North Star” menyatakan emosi
yang kuat sering kali bukan tanda kelemahan, melainkan sinyal bahwa sesuatu
dalam diri kita sedang dipanggil untuk diwujudkan. Sebab, potensi sejati tidak
lahir dari keinginan untuk dilihat hebat, melainkan dari sesuatu yang tetap kita
lakukan bahkan ketika tidak ada yang mengapresiasi. Apa pun yang kita lakukan
dengan tulus, meski tampak sepele, bisa menjadi pintu menuju kekuatan diri
kita. Begitulah adanya, jadi pilih aktivitas yang disenangi dan sederhana.
Salam literasi!



Tidak ada komentar:
Posting Komentar