Mari kita bahas pelan-pelan ya. Hari ini banyak orang jago teknologi, jago AI tapi belum tentu jago dalam berbuat baik secara nyata. Gandrung teknologi tapi belum tentu mau menebar manfaat kepada sesama. Setuju nggak?
Nggak ada yang salah sih jago
teknologi. Tapi sangtat salah bila akhirnya teknologi dan ai justru “menghilangkan”
nilai-nilai kebaikan dan kemanusiaan. Sebab teknologi dan AI sama sekali tidak
punya hati, moral bahkan nurani. Teknologi sering lupa, “baik” atau “buruk” itu
bukan hanya data atau narasi. Tapi harus tercermin dalam aksi nyata. Bila
manusia mengajarkan data yang penuh kebencian, diskriminasi, atau kebohongan,
maka AI akan meniru hal itu. Bukan karena jahat, tapi karena ia hanya meniru
pola yang dilalukan manusia. Bila
manusia baik, maka AI pun akan baik.
Hati-hati,
teknologi dan AI itu punya
dampak nyata pada kehidupan manusia. AI sudah masuk ke keputusan penting dalam
hidup manusia. Siapa yang diterima kerja, siapa yang mencari jawaban soal,
bahkan berita apa yang muncul di beranda kita semuanya ada di AI. Kalau AI
tidak “baik”, artinya tidak adil, tidak transparan, atau tidak peduli manusia maka
AI bisa melukai, bukan menolong. Karenanya AI yang baik tetap harus adil,
bertanggung jawab, dan memihak pada kemanusiaan.
Teknologi atau AI yang baik pasti
memperkuat kemanusiaan. Sebailknya, AI yang buruk justru akan mempercepat
hilangnya kemanusiaan itu sendiri. Maka menjadi lebih baik adalah spirit AI,
semangat manusia di alam nyata. Jika kita baik kepada orang lain, maka baiklah
lingkungan kita. Jika kita mau membantu orang lain, maka kita akan ditolong
orang lain. Bahkan jika kita mau menghargai orang lain, maka alam semesta pun
akan menghargai kita.
Berbekal spirit cinta, syukur
dan kebaikan itulah TBM Lentera Pustaka hingga kini mengampil peran untuk terus
menggiatkan kegemaran membaca anak-anak usia sekolah di kaki Gunung Salak Bogor.
Mengubah niat baik menjadi aksi nyata dengan penuh komitmen dan konsistensi,
sekalipun hanya menyediakan akses bacaan (bukan soal minat baca).
Seperti AI yang selalu mempengaruhi
pikiran, perilaku, bahkan arah masyarakat. Maka taman bacaan pun mengarahkan
pikiran dan perilaku untuk berpihak pada kebaikan dan kemanusiaaan. Jadi, apa ada AI di taman bacaan? Salam
literasi!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar