Memang harus punya banyak cara untuk edukasi pentingnya siapkan masa pensiun. Paling tidak, untuk antisipasi mau gimana di hari tua? Agar sedikit berpikir, apa yag sudah kita persiapkan untuk masa pensiun, saat tidak bekerja dan tidak punya gaji lagi? Jangan sampai muda kerja keras, begitu tua malah was-was.
Selagi muda dan bekerja, ada yang bilang
gaji pas-pasan dan tidak bisa menabung untuk masa pensiun. Gaji selalu habis, biaya
hidup lalu sama sekali tidak bisa menabung untuk hari tua. Makanya, masa
pensiun jadi gimana nanti. Sementara fakta yang terjadi di hari tua, 1 dari 2
pensiuna akhirnya mengandalkan transferan anaknya untuk biaya hidup setiap
bulan. Generasi sandwich selalu jadi narasi tapi belum ketemu ujungnya seperti
apa?
Bukan manakuti-nakuti. Tingkat penghasilan
pensiun (TPP) orang Indonesia actual-nya saat ini berada di kisaran 10-15% dari
gaji terakhir. Artinya, bila gaji terakhir di Rp. 10 juta, maka di masa pensiun
hanay punya uang Rp. 1-1,5 juta per bulan. Standar hidup menurun, gaya hidup di
masa muda “terpaksa” dijauhi, stress dan gelisah. Post power syndrome, post
power money juga mungkin.
Katanya lagi, uang pensiun – pesangon yang
diterima pensiunan rata-rata hanya cukup untuk maksimal 5 tahun setelah
pensiun. Bila pensiun di usia 56 tahun, maka uangnya cukup sampai usia 61 tahun.
Sementara usia harapan hidup orang Indonesia, kata BPS, sudah mencapai 72
tahun. Jadi bingung, setelah usia 61 tahun ke 72 tahun, berarti 11 tahun
kehidupan mau bagaimana hidupnya? Ada lagi yang menasihati, serahkan semuanya
kepada Allah. Insya Allah, rezeki selalu ada saja. Tapi bila tidak lagi
bekerja, tidak punya uang disiapkan sejak kerja, terus dari mana rezeki itu? Urusan
pensiun jadi di persimapngan jalan, maka disitulah pensiun jadi masalah jadi
perdebatan. Gimana caranya menyiapkan pensiun yang baik?
Akhirnya dari dulu sampai sekarang,
realitas pensiun orang Indonesia masih berkuta di situ-situ saja. Belum
beranjak, belum berubah isunya. Secara keuangan, jadi susah hidupnya di masa
pensiun. Banyak yang terpaksa utang, hidup dari belas kasih anaknya, atau
kembali bekerja serabutan. Bahkan sekarangterlibat pinjol ayau judol. Pensiun,
jadi serba salah. Selagi muda bekerja keras, katanya pas-pasan. Begitu pensiun,
jadi malah was-was hingga memelas.
Tidak sedikit memang, muda kerja keras
tapi tua malah was-was. Banyak orang berpikir, “Nanti pas pensiun pengen Santai,
pengen menikmati hidup”. Tapi akhirnya tidak kelakon, malah banting tulang
kerja lagi. Uang pensiun dipakai bisnis malah bangkrut. Bingung, stes, dan
mulai terganggu psikologis. Jadilah Namanya, deriat finansial di hari tua. Itu
semua
Jadi realita, bukan sekadar cerita! Masa pensiun, harus gimana sih?
Saat saya tanya ke 3 orang tentang dana
pensiun, ada tiga versi cara pandang:
1.
Alhamdulilah paksu, pensiun 1 agustus 2025. gaji pensiun sudah tergadai di
bank terlilit utang gara-gara buat usaha rumah makan lalu ditipu orang. Semoga
paksu sehat, rencana setelah pensiun ini mau cari kerja. Satpam katanya.
2.
Tergantung bagaimana kamu invest di masa muda,tetangga saya suaminya cuman
pensiunan satpam, rumahnya dah tiga, anaknya 4 juga beliin rumah masing masing,
gimana gaya hidupnya di masa muda sih.
3.
Tips agar makmur saat pensiun. Jangan pernah utang selama jadi pegawai. Tabung
sebagian gaji, investasikan untuk hari tua. Saat sudah pensiun, aset kita yang
bekerja, kita cukup nikmati hasilnya.
Jadi, mau yang mana di masa pensiun? Mau
seperti apa dan apa yang sudah disiapkan untuk pensiun? Itulah pesan
pentingnya.
Siapapun yang masih aktif bekerja, mungkin
ini saatnya untuk berpikir dan bersiap tentang masa pensiun. Mamang tidak ada
rujukan yang “paling benar” atau paling hebat tentang masa pensiun. Cukup
waspada, sadari mau seperti apa di masa penstin. Mulailah berpikir cerdas
tentang masa depan, tentang masa pensiun. Jangan sampai muda kerja keras, tapi
ta malah was-was. Saat kerja berjaya, begitu pensiun malah merana.
Suak tidak suka, literasi finansial untuk
hari tua itu penting. Jangan hanya kerja eras, lalu masih bilang gaji pas-pasan
tanpa mau siapkan masa pensiun. Mata ranati generasi sandwich kan harus
diputus, gimana cara mutusnya? Tnetu harus dimulai dari diri sendiri. Pelajari cara uang bekerja untuk kita. Karena banyak pensiunan “jatuh miskin”
karena tidak paham cara mengelola uang. Tidak tahu gaji dari bekerja keras
untuk apa sebenarnya?
Cukup sadari saja, bahwa masa bekerja sama
pentingnya dnegan masa pensiun. Masa bekerja harus sama sejahteranay dengan
masa pensiun. Untuk itu, dibutuhkan cara pandang yang seimbang bukan justifikasi
yang hanya menarang. Kurangi gaya hidup yang yang tidak perlu, lebih baik
menaung untuk hari tua sekalipun sedikit. Tapi semuanya, terserah kita. Mau
seperti apa di masa pensiun. Karena hari ini, kekuatan dan aset yang kita punya
hanyalah WAKTU! Salam #EdukasiDanaPensiun #DPKSAM #DanaPensiun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar