Saat wisuda Doktor Manajemen Pendidikan Unpak kemarin, saya berpikir dan bertanya. Setelah ini, untuk apa lagi toga yang saya kenakan?
Setelah merenung dan berpikir mendalam. Akhirnya saya menemukan
jawabnya. Bahwa toga memberi pesan untuk menyederhanakan semua hal, sambil
meringankan hati untuk melakukan apapun yang baik dan bermanfaat. Toga di atas
kepala, menyuruh saya untuk memulai segala sesuatunya dengan berpikir positif.
Tanpa keluh-kesah, tanpa prasangka buruk.
Maka benar adanya. Pesan bijak yang menyatakan bila kamu ingin bertumbuh
dalam lima tahun ke depan, pastikan hal-hal yang masuk ke dalam dirimu adalah
hal-hal yang membuatmu bertumbuh. Memilih lingkungan yang positif, menjauh dari
orang-orang toxic di mana pun.
Karena gunung tertinggi sekalipun hanya bisa dicapai dengan sebuah
langkah kecil yang diikuti dengan langkah-langkah lainnya. Berpikir positif dan
meringankan hati membuat semua langkah terus-menerus tergerakkan. Bekerja atas
passion, sepenuh hati. Just do it adalah satu-satunya pilihan kita untuk
mencapai semua hal. Apa saja. Tentu yang baik-baik dengan cara yang baik pula.
Bukan menyangka orang lain tidak baik.
Seperti era media sosial sekarang. Pilihlah konten-konten yang baik
untuk membentuk pola pikir, yang memberi pemahaman yang baik. Konten yang punya
nilai dan memberi pengetahuan, membaguskan mental diri sendiri. Bergaul dengan
orang-orang yang punya kebiasaan yang layak dicontoh. Berkegiatan yang memacu
untuk bertumbuh jadi lebih baik, seperti berkiprah di taman bacaan.
Ketahuilah, segala hal yang kita konsumsi di media sosial atau dari
mulut manusia akan mempengaruhi cara berpikir, akan mempengaruhi cara mengambil
keputusan. Tentang apapun dan di manapun. Maka pilihannya, carilah tempat yang
baik. Jauhi tempat dan orang yang tidak baik. Lebih baik Berbenah diri untuk
menjadi lebih baik daripada mencari popularitas dengan cara merendahkan orang
lain.
Ingat, di balik toga dan pendidikan yang diraih. Ada pesan, jangan
pernah melempar lumpur kepada orang lain. Sebab belum tentu lumpur itu
mengenainya. Namun yang pasti, lumpur itu mengotori tanganmu sendiri. Jadilah
literat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar