Kamis, 27 Februari 2025

Literasi Di Balik Sebuah Toga

Saat wisuda Doktor Manajemen Pendidikan Unpak kemarin, saya berpikir dan bertanya. Setelah ini, untuk apa lagi toga yang saya kenakan?

 

Setelah merenung dan berpikir mendalam. Akhirnya saya menemukan jawabnya. Bahwa toga memberi pesan untuk menyederhanakan semua hal, sambil meringankan hati untuk melakukan apapun yang baik dan bermanfaat. Toga di atas kepala, menyuruh saya untuk memulai segala sesuatunya dengan berpikir positif. Tanpa keluh-kesah, tanpa prasangka buruk. 

 

Maka benar adanya. Pesan bijak yang menyatakan bila kamu ingin bertumbuh dalam lima tahun ke depan, pastikan hal-hal yang masuk ke dalam dirimu adalah hal-hal yang membuatmu bertumbuh. Memilih lingkungan yang positif, menjauh dari orang-orang toxic di mana pun. 

 

Karena gunung tertinggi sekalipun hanya bisa dicapai dengan sebuah langkah kecil yang diikuti dengan langkah-langkah lainnya. Berpikir positif dan meringankan hati membuat semua langkah terus-menerus tergerakkan. Bekerja atas passion, sepenuh hati. Just do it adalah satu-satunya pilihan kita untuk mencapai semua hal. Apa saja. Tentu yang baik-baik dengan cara yang baik pula. Bukan menyangka orang lain tidak baik.

 


Seperti era media sosial sekarang. Pilihlah konten-konten yang baik untuk membentuk pola pikir, yang memberi pemahaman yang baik. Konten yang punya nilai dan memberi pengetahuan, membaguskan mental diri sendiri. Bergaul dengan orang-orang yang punya kebiasaan yang layak dicontoh. Berkegiatan yang memacu untuk bertumbuh jadi lebih baik, seperti berkiprah di taman bacaan. 

 

Ketahuilah, segala hal yang kita konsumsi di media sosial atau dari mulut manusia akan mempengaruhi cara berpikir, akan mempengaruhi cara mengambil keputusan. Tentang apapun dan di manapun. Maka pilihannya, carilah tempat yang baik. Jauhi tempat dan orang yang tidak baik. Lebih baik Berbenah diri untuk menjadi lebih baik daripada mencari popularitas dengan cara merendahkan orang lain. 

 

Ingat, di balik toga dan pendidikan yang diraih. Ada pesan, jangan pernah melempar lumpur kepada orang lain. Sebab belum tentu lumpur itu mengenainya. Namun yang pasti, lumpur itu mengotori tanganmu sendiri. Jadilah literat! 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar