Dalam hidup ini, terkadang sulit dibantah bahwa kita sering kali terjebak dalam kesilapan menilai orang lain. Gemar memvonis dan menuding salahnya orang lain. Namun, ingatlah bahwa setiap kali kita melihat kesalahan orang lain, sepatutnya kita berhenti sejenak dan merenung ke dalam diri sendiri.
Bukan tidak mungkin, dalam
diri kita, tersembunyi kesalahan yang lebih banyak dan lebih besar daripada
yang kita lihat pada orang lain. Karena biasanya, siapapun yang pandai menilai
orang lain seringkali gagal menilai dirinya sendiri. Jari telunjuknya ke depan
tanpa pernah menunjuk dirinya. Maka perjalanan kehidupan pun terhenti di
persimpangan.
Kehidupan ini adalah
sebuah perjalanan yang penuh dengan pelajaran dan hikmah. Perjalanan sebuah
pikiran untuk menjauhi prasangka. Perjalanan melepas tudingan kepada orang
lain. Karena "Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah kebanyakan
dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa"
(Al-Hujurat: 12). Sungguh, betapa pentingnya untuk tidak cepat menilai dan
berprasangka buruk terhadap orang lain.
Renungkanlah, siapapun
pasti pernah berbuat salah. Tiada ada manusia yang sempurna. Betapa seringnya
kita tersalah langkah, tergelincir dalam dosa dan kesilapan.
Namun, Allah Maha
Pengampun dan Maha Penyayang."Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang
dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha
Pengampun, Maha Penyayang" (An-Nur: 22). Maka, jadikan setiap salah dan khilaf
sebagai peluang untuk memperbaiki diri.
Bila sadar tiap manusia
tidak sempurna. Maka setiap kali melihat kekurangan orang lain, jadikan itu
sebagai cermin untuk melihat kelemahan sendiri. Setiap tudingan atas salah
orang lain, sebaiknya tuding diri sendiri terlebih dulu. Setiap kritikan yang dilontarkan
kepada orang lain, sepatutnya kita tanyakan kepada diri sendiri, adakah kita
benar-benar sempurna?
Rasulullah SAW bersabda:
"Orang yang bijak adalah orang yang mengoreksi dirinya sendiri dan beramal
untuk kehidupan setelah mati" (HR. Tirmidzi). Sesungguhnya, kehidupan ini
adalah ujian yang menuntut kita untuk selalu muhasabah diri. Selalu mau
introspeksi dan memperbaiki diri. Jangan biarkan prasangka dan penilaian kita
terhadap orang lain menutupi hakikat bahwa kita juga manusia biasa yang tidak
lepas dari kesalahan dan kekurangan.
Maka esok, tetaplah
melangkah. Ciptakan perjalanan yang indah, untuk memulai perjalanan dunia baru.
Tinggalkan semua pikiran tentang dunia yang pernah dikenal sebelumnya. Biarkan
jiwa membawa kita ke tempat yang mulia. Karena perjalanan selalu dimulai dari
pikiran yang meluncur ke hati. Untuk tidak lagi berprasangka buruk kepada orang
lain.
Berdirilah dengan tegak,
teruslah berjalan dalam gelap malam. Hingga cahaya esok pagi yang terang
menyemai dalam sanubari. Untuk selalu memperbaiki diri, menjadi lebih baik
setiap hari, dan menjauhi prasangka buruk. Dan jangan pernah merasa diri lebih
baik daripada orang lain.
Catatan literasi dari
pinggir jalan. Bahwa perjalanan sebuah pikiran selalu ada di otak manusia itu
sendiri dan tidak akan pernah sama. Salam literasi #TBMLenteraPustaka
#TamanBacaan #BacaBukanMaen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar