1 Muharam 1446 H telah tiba. Tahun berganti tahun, hari berganti hari dan begitu seterusnya. Patut direnungkan, ternyata umur kita kian terbatas. Ajal pun semakin dekat. Yang kemarin sudah berlalu, esok pun belum tahu seperti apa? Lalu, kenapa kita masih berani menyia-nyiakan hidup di hari ini? Bertanyalah pada diri sendiri, dari mana kita berasal dan mau ke mana hendak pergi?
Berganti tahun, berlalu
sudah waktu. Apapun yang dicari, berapapun yang diraih. Toh, pada akhirnya yang
punya jabatan akan digantikan. Yang punya kerjaan dan pangkat pun akan pensiun.
Yang merasa muda akan segera tua. Yang memiliki popularitas akan dilupakan. Yang
pernah punya segalanya akhirnya akan ditinggalkan. Yang pernah bersama akan
kembali sendiri. Dan yang sekarang hidup pasti akan mati. Hanya itu yang pasti,
selebihnya tidak pasti.
Namun ada satu hal yang
akan tetap bermanfaat meski pun semua telah berganti dan kita telah tiada,
yaitu amal jariyah. Perbuatan baik yang mendatangkan pahala meskipun kita telah
tiada. Manfaat yang ditebarkan kepada sesama. Pahalanya akan terus mengalir
untuk kita. Selama orang-orang yang hidup mengikutinya atau memanfaatkan amal
perbuatannya ketika di dunia.
Maka beruntunglah orangnya
telah pergi meninggalkan dunia, namun di dunia ia meninggalkan bekas-bekas
keabaikan yang terus mengalir pahalanya. Bekas-bekas perbuatan baik yang
bermanfaat untuk orang lain. Apapun bekas amalannya, mungkin dari masjid yang dibangun,
dari ilmu yang diajarkan, dari harta dan rezeki yang disedekahkan, dari anak
soleh yang ditinggalkan, dari pohon yang ditanam, dari sumber air atau jalan
yang disediakan. Bahkan dari taman bacaan yang didirikan.
Lagi-lagi beruntung, bila
punya banyak amal jariyah. Meski kelak, nafasnya telah berhenti namun pahala
kebaikannya tetap terus mengalir. Amal soleh ketika hidup dan bekas amalannya
akan tercatat di lauhul mahfuz, tidak ada sama sekali yang luput. "Sesungguhnya
Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka
kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami
kumpulkan dalam kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh)." (QS. Yasin: 12)
Menurut Ibnul Jauzi,
"maa qoddamu", siapapun akan dicatat kebaikan yang telah dilakukannya
di dunia, begitu pula keburukannya. Bekas amalan yang ditinggalkan, mulut yang
dipakai untuk membicarakan kebaikan, tangan yang dipakai untuk menolong orang
lain, bahkan kaki yang melangkah ke tempat baik. Dan tentu, bekas-bekas
kebaikan dan kejelekan yang diikuti orang lain. Berhati-hatilah, tahun boleh
berganti, namun bagaimana dengan amal baik yang kita lakukan?
Di tahun yang baru, di
waktu yang tersisa. Tidak perlu untuk menjadi lebih hebat dari orang lain.
Cukup menjadi lebih baik dari diri kita yang kemarin. Begitulah hikmah tahun
baru Muharam 1446 H di TBM Lentera Pustaka. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen
#TamanBacaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar