Sebulan penuh puasa telah usai. Sebulan malam bertarawih sudah selesai. Ditutup hari Idul Fitri, hari kemenangan pun terlaksana. Sebulan, semalam atau berapapun hanya soal jumlah. Tapi pasca ramadan dan lebaran, justru tantangan berat adalah merawat kualitas ibadah.
Ketahuilah, hanya ada satu janji yang benar-benar terbukti.
Yaitu perbaiki ibadahmu, maka Allah perbaiki hidupmu. Maka esok, apakah
kaulitas ibadah kita menjadi lebih baik atau tidak? Atau tetap sama saja
seperti sebelum ramadan? Berarti puasa dan ramadan hanya euforia belaka.
Bertanyalah, hari ini kita sedang mencintai apa? Cinta
dunia atau akhirat? Cinta kepada orang atau kepada Allah SWT? Perbaikilah rasa
cinta itu, kepada siapa dan untuk apa? Lihatlah dunia itu setelah kematian
orang lain. Bagaimana seorang pecinta melupakan sosok-sosok yang dicintainya setelah
meninggal dunia. Saat itu kita akan yakin bahwa sosok yang paling kita cintai
akan melupakan kita setelah kematian kita. Dia akan tersibukkan dengan dunianya
sendiri.
Maka hikmah puasa dan lebaran, perbaiki kualitas ibadah
kita. Jadikan hidup kita seluruhnya untuk Allah. Sebab Allah-lah satu-satunya
yang tidak akan pernah melupakan. Segera perbaiki kualitas hubungan dengan
Allah menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.
Ketahuilah, kualitas kita dinilai dari perbuatan. Bukan
dari omongan atau kata-kata. Wajah yang elok, kekayaan yang berlimpah, dan
jabatan tinggi tidak sedikit pun menambah kemuliaan seseorang di mata Allah.
Ketenangan hati seseorang pun bergantung pada amal perbuatannya. Maka perbaiki
kualitas ibadah kita dan tetaplah berbuat baik di mana pun.
Di luar sana, ada sebagian orang yang tetap bersikap baik
kepada siapapun, dalam keadaan apapun, bahkan kepada orang yang telah
menyakitinya. Ada lagi sebagian orang yang bisa menahan amarahnya, dan
menggantikannya dengan senyuman untuk melegakan hati. Ada sebagian orang yang lain
senantiasa bersabar dan pandai bersyukur serta ikhlas menerima ketetapan Allah.
Ada pula sebagian orang yang bisa menolong sesama, membantu melakukan hal-hal
kecil yang ternyata kesannya sangat besar. Dan ada kok sebagian orang yang
menjadi perantara rezeki bagi orang lain yang lebih memerlukan. Begitulah kualiatas ibadah yang semakin baik.
Dan saat kita memperbaiki kualitas ibadah, pasti saja ada
godaan dan tangangannya. Bahkan risikonya besar di mata orang-orang yang cinta
dunia atyau pembenci. Jangan khawatir, jauhi orang-orang yang berpikir buruk.
Hindari pergaulan dengan mereka dan jaga jarak saja. Toh, mereka tidak berkontribusi
atas kebaikan dan kualitas ibadah kita. Karena itu, cukup fokus pada memperbaiki
kualitas ibadah kita. Berbuat baik dan menebar manfaat kepada sesama. Kelak, Allah
menabur berkah-Nya dan senantiasa memotivasi untuk selalu berbuat baik. Sampai
tidak ada lagi alasan seseorang untuk tidak berbuat baik.
Tekadkan dalam hati dan tindakan setelah puasa, untuk
memperbaiki kualitas ibadah kepada-Nya. Karena hanya ada satu janji di dunia
ini yang benar-benar terbukti. Yaitu perbaiki ibdahmu, maka Allah perbaiki
hidupmu. Dan Allah berfirman, "Berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah Berbuat baik kepadamu” (QS. Al-Qashas : 77).
Literasi Idul Fitri menegaskan, tidak ada pesta di dunia yang tidak akan berakhir. Maka rawat
kualitas ibadah maka hidup akan berkah. Salam literasi #HikmahLebaran #CatatanLebaran
#TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar