Faktanya di dekat kita, pertemanan akhirnya jadi gontok-gontokan karena urusan pilpres. Di tempat lain, cuma urusan pergaulan pun siang-malam dibela-belain walau tanpa jelas manfaatnya. Hanya sebagai sarana, media sosial pun dijadikan segalanya. Semakin kentara, ada fenomena “semakin cinta dunia, semakin asyik hidupnya”. Bahkan ketika dinasihati, buru-buru membantah. Bahwa “semuanya urusan, kenapa elo yang sibuk?”. Begitu kira-kira.
Tidak sedikit orang yang menganggap apa yang
dikerjakannya semuanya benar. Sehingga merasa paling benar, paling tahu, paling
suci, dan paling segalanya. Tidak peduli bila perilakunya atau omngannya melukai
banyak pihak, merusak kebaikan, bahkan tidak terhormat. Lebih dari itu, hingga
lupa bahwa apa yang dilakukannya sangat bertentangan ajaran agama. Dan anehnya,
masih berdalih bahwa dia paling benar.
Mungkin kita sudah lupa
satu prinsip. Bahwa “kalau bukan surga urusannya, lebih baik kita mengalah”.
Apapun itu, mau soal pilpres soal pertemana atau soal urusan dunai lainnya
lebih baik mengalah. Tidak usah terlalu ngotot cuma urusan dunia, toh hanya
sementara. Kalau hanya persoalan dunia, mengalah saja. Dibenci
orang, diintimidasi, dijual hingga ketersinggungan pribadi sama sekali tidak
jadi soal. Selagi urusan dunia, jangan dijadikan problema. Cukup bersikap tegas
saja, hindari yang tidak baik. Berusahalah untuk mengalah.
Tapi
maaf, kalau sudah surga urusannya, mari kita bela mati-matian. Urusan akhirta
jadilah yang terdepan. Jangan sampai ketinggalan, jangn sampai terlewatkan. Apapaun
yang baik kerjakan, apapun yang bermanfaat untuk sesama lakukan. Tidak usah
peduli pada penilaian orang lain. Asal surga urusannya, lebih baik mengalah. Agar
tetap semangat dan istikomah menjalankannya. Perbaiki terus niat, baguskan
ikhtiar dan perbanyak doa atas kebaikan yang dikerjakan. Agar mendapat berkah
dan ridho-Nya.
Spirit
itulah yang dipegang pegiat literasi di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera
Pustak di kaki Gunung Salak Bogor. Segala kiprah sosial di tama n bacaan, mulai
dari membimbing anak-anak yang membaca, mengajar baca tulis kaum buta aksara,
mengajar calistung anak-anak kelas prasekolah, menyantuni anak yatim dan kaum
jompo, hingga menjalankan aktivitas motor baca keliling ke kampung-kampung
dijadikan sebagai ladang amal. Dilakukan sepenuh hati, dengan komitmen dan
konsistensi atas nama kemanusiaaan. Tidak peduli apa kata orang, asal tetap berbuat
baik dan menebar manfaat di taman bacaan. Kenapa? Karena bila surga urusannya,
jadilah yang terdepan. Tapi bila bukan surga urusannya, lebih baik mengalah.
Jadi,
untuk apa bertikai hanya urusan dunia. Untuk apa berjuang mati-matian hanya urusan
dunia? Lebh baik mengalah cuam soal ursuan dunia, tinggalkan saja karena lebih
baik. Sama sekali tidak
perlu membela mati-matian cuma urusan dunai, apalagi orang yang memang salah.
Sekagum apapun kita kepada seseorang, jangan lupa dia masih manusia. Pasti bisa
salah pasti bisa keliru. Masih belum percaya?
Jadi,
kalau sudah surga urusannya jangan banyak pertimbangan. Kerjakan saja, dan
melangkahlah dengan gagah. Tanpa peduli penilaian orang lain. Tapi bila bukan
surga urusannya, lebih baik mengalah. Tinggalkan kehidupan yang jauh dari
kebaikan, dari agama. Tidak usah ragu dan jangan bimbang sedikit pun Biarkan
waktu yang akan membuktikannya. Salam literasi #TamanBacaan #BacaBukanMaen #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar