Suatu kali kawan saya berpikir untuk evaluasi diri. Akibat masalah yang datang bertubi-tubi. Merasa ada yang salah dalam hidupnya. Merasa gagal dan ingin berubah menjadi lebih baik. Lebih sukses seperti orang lain. Niat yang luar biasa dan patut dihormati.
Dimulailah evaluasi dirinya,
dengan membaca buku-buku relijius dan motivasi, termasuk buku “The Seven
Habits” Stephen Covey. Tapi setelah habis dibaca, kawan saya merasa tidak puas.
Tidak menemukan jawaban untuk evaluasi diri, untuk sukses. Kenapa dan gimananya?
Hingga dia terpikir untuk menanyakan langsung saja ke penulis buku-buku yang
dibacanya? Agar lebih puas dan mendapat jawaban konkret dari si penulis.
Setelah semua masalahnya diceritakan, dia berkata, “Pak penulis, tolong ajarkan
saya, kita praktis saya berubah dan menjadikan masalah sebagai jalan sukses”.
Pak penulis pun menjawab, “Kalau Anda membaca buku saya dengan teliti dan
menjalankan dengan nyata, tentu akan ditemukan cara-cara menuju sukses”. ”Maaf
Pak penulis, saya sudah baca habis, Tapi tetap saja belum dapat rumus sukses”.
Akhirnya Pak penulis berkata, “Baiklah, saya akan ketemukan Anda dengan
seseorang di dalam kamar itu. Biar dia yang memberi tahu Anda caranya sukses
dalam hidup ini”. Dengan gembira, kawan saya pun berjalan menuju ke kamar itu.
Maka kawan saya pun mengetuk pintu dan segera masuk ke dalam kamar. Namun, dia
heran karena tidak ada seorangpun di dalam kamar itu. Yang ada hanya sebuah
cermin besar. Lalu Pak Penulis berkata, “Lihatlah ke cermin itu. Orang yang ada
di cermin itu adalah sang penolong yang Anda cari untuk menunjukkan bagaimana
caranya meraih sukses”. Kawan saya pun memandang cermin besar itu dengan lama
dan suasana gelap. Yang ada hanya tampang dirinya sendiri.
Seketika itu juga kawan saya
tersadar. Bahwa evaluasi diri, tekad untuk sukses ada pada dirinya sendiri.
Bukan di orang lain, bukan di luar sana. “Terima kasih Pak penulis. Saya akan
perbaiki diri, lebih tekun dan mengandalkan diri sendiri untuk mempraktikkan
teori yang telah saya dapat dan pelajari. Agar bisa lebih baik dan sukses!”
Maka cukup bercermin diri.
Apapun keadaannya, apapun alasannya. Karena sejatinya, hanya diri kita sendiri
yang bisa menolong apapun masalah kita. Orang lain punya masalah sendiri dan
belum tentu bisa membantu. Bila tidak berani memulai dari diri sendiri maka
sulit untuk bisa berbenah diri apalagi meraih sukses. Maka tetaplah ikhtiar
yang baik, doa yang baik. Kerjakan semua yang harus dikerjakan, jangan
rlbimbang soal apapun. Kendalikan diri untuk hal-hal yang produktif dan
bermanfaat. Tinggalkan sifat dan perilaku buruk, jangan bergaul dengan
orang-orang yang kerjanya keluh-kesah dan tidak jelas. Batasi diri dan
berjuanglah sekuat tenaga, biarkan sabar dan syukur yang menyertai semuanya.
Berbenah diri dan sukses itu
bukan teori. Tapi praktik dan ikhtiar karena setiap kita sudah dikaruniai
kelebihan-kelebihan oleh Tuhan. Jadi, kita yang harus berani memperbaiki diri,
mengembangkan diri dan meraih sukses itu. Terus bergerak apapun alasannya,
jangan cengeng dan menggerutu kemana-mana. Tanpa ada kebaikan yang dikerjakan.
Selalu memperbaiki diri dan
tetap berbuat baik, itulah spirit yang dipegang pegiat literasi di Taman Bacaan
Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Tetap komit dan
konsisten dalam berbuat baik dan menebar manfaat di taman bacaan. Sebagai
ladang amal semua orang. Insya Allah berkah dan sukses pasti menyertainya.
Maka bercerminlah pada diri
sendiri, jangan bercermin pada orang lain. Karena mau seperti apa kita esok,
tergantung diri kita sendiri dan Tuhan. Yuk bercermin diri, jangan kerjanya
menyalahkan orang lain doang. Salam literasi #BacaBukanMaen #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar