Jangan Terlalu Gampang Kecewa
Kita nggak tahu, seberapa kecewa bangsa ini saat usia cawapres diubah
oleh MK. Kita juga nggak tahu, seberepa kecewa ibu-ibu hamil mendengar disuruh
minum asam sulfat bukan asam folat. Atau kecewa akibat capres pilihan kita
masih kalah di berbagai lembaga survei. Kecewa dan kecewa, karena harapan nggak
sesuai dengan kenyataan. Apa betul harus kecewa?
Kecewa berarti berkecil hati, tidak puas karena nggak terpenuhi
keinginannya.
Mungkin setiap orang pasti pernah mengalami rasa kecewa. Lumrah siakp kecewa
terjadi pada siapapun. Nggak ada sebabnya jadi kecewa saja lazim, apalagi ada
sebabnya. Sayangnya, nggak banyak yang tahu. Bahwa rasa kecewa itu sama sekali
tidak menyehatkan. Karena justru menenggelamkan orangnya ke lautan ketidak-pastian.
Merundung dan merasa diri jadi “korban”. Lalu berkoar-koar ke mana-mana tanpa
ada Solusi di dirinya sendiri. Kasihan orang-orang yang gampang kecewa.
Jangan terlalu gampang kecewa. Nggak usah mudah berkecil hati. Jalani
saja apa yang ada dan terjadi. Kecewa, seberapa besar yang dialami, cukup
jadikan hikmah dan Pelajaran untuk lebih baik. Saat dikecewakan orang lain,
biarkan saja. Nggak usah bersegera
menampakkan kecewa ke orang lain. Lebih baik direnungkan. Agar jangan terlaku
gampang kecewa dalam segala hal. Toh, apa yang terjadi sudah dalam kehendak-Nya.
Saat
kecewa, siapapun sudah pasti sedih. Terluka mungkin. Tapi hukum alam kan
berlaku. Bila mau mengecewakan maka harus siap dikecewakan. Apapun urusannya.
Jadi biasa-biasa saja, rileks. Nggak usah terlalu heboh dengan rasa kecewa.
Apalagi dijadikan sarana untuk “bermain drama”. Kecewa, cukup untuk disembunyikan sambil
menyunggingkan senyuman. Maafkan semabri tetap melangitkan doa yangbaik. Karena
selalu ada hikmah di balik kekecewaan.
Maka jangan terlalu gampang kecewa.
Daripada jadi stres dan terganggung kesehatan mental. Kurangi saja ekspektasi
terhadap apapun. Jangan terlalu banyak berharap pada siapapun. Agar tidak
gampang kecewa. Aturlah harapan sesederhana mungkin. Jangan ketinggian punya
harapan. Bila akhirnya jadi kecewa, jadi luka. Nggak ada kok manusia di dunia
ini yang nggak perbah kecewa. Kecewa itu cuma soal rasa, mau diapakan?
Buku “Menghilang, Menemukan Diri Sejati”, orang yang gampang kecewa makin banyak karena punya keinginan
yang berlebihan. Terlaku tinggi harapannya kepada orang lain. Terlalu banyak
obsesi, harus begini harus begitu. Wajar jadi gampang kecewa. Maka resepnya, milikilah
keinginan yang secukupnya saja. Kecewa itu sulit datang bila orangnya selalu
fokus untuk melakukan hal-hal yang positif dan mau memperbaiki diri. Sehingga
tidak larut rasa kecewa dan sedih yang terus-menerus. Kecewa tidak akan
terjadi, bila kita hanya fokus pada ikhtiar baik. Nggak usah berjuang
mati-matian untuk memperjuangkan hasilnya. Cukup ikhtiar, hasil urusan Allah SWT.
Seperti berkiprah di taman bacaan pun pasti bisa kecewa. Ada yang mengganggu padahal kegiatan baik. Ada yang tidak mendukung padahal urusan membaca buku. Ada yang benci padahal jadi ladang amal banyak orang. Di taman bacaan saja bisa kecewa, apalagi pada diri sendiri yang tidak mungkin bisa disenangi semua orang. Jadi, jangan terlalu gampang kecewa. Aktif di gerakan literasi atau taman bacaan itu jangan terlalu gampang kecewa. Kerjakan saja yang baik, tinggalkan yang buruk. Karena taman bacaan itu ladang amal, bukan ladang membangun harapan.
Siapapun di dunia ini
pasti pernah kecewa. Karena mustahil ada orang yang sempurna. Pasti pernah
mengecewakan dan dikecewakan. Apapun yang terjadi, lebih baik maksimalkan waktu
untuk melakukan hal-hal positif dan tetap ikhtiar memperbaiki diri ke depan.
Karena kalau bukan kita, mau siapa lagi? Salam literasi #TamanBacaan
#BacaBukanMaen #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar