Minggu, 12 November 2023

Peran Emak-Emak di Taman Bacaan, Kisah Nyata di TBM Lentera Pustaka

Di zaman yang serba digital dan sibuk begini, agak sulit mendapati ibu-ibu yang sangat antusias mengantar anak-anaknya ke taman bacaan. Maklum, ibu-ibu pastinya sibuk. Urusan rumah, urusan masak, bahkan segala urusan berada di tangannya. Boro-boro mengantar anak ke taman bacaan, terlalu banyak aktivitas harian yang sudah menyita waktu kaum ibu.

 

Tapi berbeda dengan yang terjadi di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Justru kaum ibu juga ikut antusias melangkahkan kaki ke taman bacaan. Sambil mengantar anaknya untuk membaca buku. Entah harus berjalan kaki atau menggunakan motor. Kaum ibu yang sangat mendukung aktivitas anaknya berada di TBM Lentera Pustaka. Kaum emak-emak yang berperan penting dan sangat besar untuk membangun kegemaran membaca anak-anak. Ibu-ibu yang tidak boleh dipandang sebelah mata oleh taman bacaan.

 

The power of emak-emak TBM. Begitu saya menyebutnya untuk kaum ibu yang terhimpun di TBM Lentera Pustaka. Tidak kurang seminggu 3 kali mereka ada di taman bacaan. Jumlahnya pun luar biasa, bisa mencapai 40-50 emak-emak bila pas datang semua. Emak-emak TBM, menjadi kekuatan baru di TBM Lentera Pustaka. Saya pun merawat dan menilai penting kehadiran mereka di taman bacaan. Ada yang membaca buku, ada yang membimbing anaknya membaca atau belajar. Bahkan saya pun tetap menjalin komunikasi dan terkadang memberi nasihat baik ke emak-emak TBM bila diperlukan. Maka pegiat literasi dan taman bacaan di mana pun, jangan anggap remeh keberadaaan “emak-emak TBM”.

 


Sulit dibantah, emak-emak TBM sudah jadi kekuatan baru di TBM Lentera Pustaka. Emak-emaklah yang menggerakkan kaki anak=anaknya untuk melangkah ke taman bacaan. Tiap kali jam baca dan jam belajar sudah waktunya tiba. Emak-emak TBM yang selalu antusias dan semangat. Demi tegaknya kegemaran membaca anak-anak dan budaya literasi masyarakat. Buat saya, emak-emak TBM ini justru simbol gerakan kewargaan yang luar biasa. Tanpa emak-emak TBM, taman bacaan bisa jadi tidak mampu berbuat banyak. Karena tidak ada lagi para ibu yang menasihati akan pentingnya membaca buku.

 

Emak-emak TBM adalah bukti kaum ibu sebagai salah satu tiang kuatnya partisipasi publik dalam gerakan literasi, dalam mempertahankan eksistensi taman bacaan. Saking kerennya, emak-emak TBM Lentera Pustaka pun membuat “komunitas informa” emak-emak TBM saat tidak di taman bacaan. Kehadiran emak-emak TBM menjadikan taman bacaan kian asyik dan menyenangkan dalam tiap aktivitasnya. Atas dedikasi dan loyalitas emak-emak TBM, saya pun berjanji akan menghadiahi mereka seragam “Emak-emak TBM” di Januari 2024 nanti.

 

Libatkan emak-emak di TBM. Karena kaum ibu punya kekuatan yang tidak dimiliki Bapak-bapak bahkan anak muda sekalipun. Kaum ibu yang mejadi “penggerak sekaligus perekat” yang menyatukan segala kekuatan di taman bacaan. Emak-emak yang tanpa lelah mengantar anak-anaknya ke taman bacaan. Emak-emak yang menjadikan buku bacaan sama pentingnya dengan bebenah rumah, memasak, dan mencuci di kesehariannya.

 

Terima kasih emak-emak TBM Lentera Pustaka. Semoga sehat selalu dan Insya Allah anak-anaknya bisa mencapai cita-cita yang diinginkan, amiin. Tetap semangat emak-emak ke TBM Lentera Pustaka, kita berkolaborasi untuk tegakkan giat membaca dan budaya literasi anak-anak Indonesia. Salam literasi #BacaBukanMaen #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka

 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar