Sahabat masih ingatkah kita. Siapa orang terdekat kita yang baru saja dipanggil oleh Allah SWT untuk kembali pada-Nya? Atau mungkin kawan kita yang minggu lalu masih chat WA tapi hari ini sudah pergi? Kawan yang kemarin masih ngobrol bareng tapi hari ini mendapat kabar sudah meninggal dunia. Meninggal dunia atau kematian, sama sekali tidak pernah bisa diduga.
Hampir setiap
saat ada saja orang yang diminta kembali ke hadapan-Nya. Ada yang sehat wal
afiat lalu jantungnya berhenti berdetak. Ada pula karena kecelakaan atau dianiaya
orang lain. Ada pula yang karena sakit. Apapun sebabnya, kematian bisa terjadi
pada siapapun. Karena memang “saat ajalnya sudah datang”. Kalau karena Bapak
saya, karena jatah hidupnya di dunia sudah habis.
Jatah hidupnya di
dunia sudah habis. Sudah waktunya malaikat maut untuk menjemput. Seperti
dinyatakan, "Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu), Apabila ajalnya
tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun" (QS.
Al A'raf:34).
Bila diumpamakan
sahabat. Kita sebagai manusia itu diibaratkan pensil. Garis lurus adalah amal
saleh yang dikerjakan dan penggaris adalah aturan-aturan Allah SWT yang telah ditetapkan-Nya.
Maka tugas kita di dunia ini adalah “membuat garis yang lurus dengan
menggunakan penggaris tersebut”. Jangan sampai garis yang kita buat justru
belok, tidak lagi lurus. Garis yang keluar dari jalurnya. Sebagai pemilik “pensil”,
Allah SWT bisa mengambil kita kapan saja jika Allah SWT berkehendak.
Maka pertanyaan
penting hari ini, seberapa banyak garis lurus (amal saleh) yang sudah kita
torehkan pada buku catatan amal perbuatan? Garis lurus atau garis bengkok. Sudahkah
semua garis yang kita buat lurus sesuai dengan penggaris (aturan) yang Allah
SWT tetapkan? Jika masih ada garis berbelok, segeralah hapus dan perbaiki
kembali selagi masih ada waktu dan kesempatan untuk memperbaikinya.
Percayalah, batas
umur setiap orang tidak ada yang tahu. Bahkan selalu menyisakan rahasia besar
dalam kehidupan. Kita sebagai penonton tidak bisa menebak berapa centimeter
garis umur yang Allah SWT tetapkan. Maka tugas kita hanyalah meninggalkan jejak-jejak
garis lurus (amal sholeh) yang nanti bisa dijadikan pertanggungjawaban kelak.
Selagi masih ada
waktu.Yuk kita perbaiki niat, baguskan ikhtiar, dan perbanyak doa. Agar sisa
waktu yang ada, sebagai pensil (manusia) kita bisa gunakan untuk membuat garis
lurus (amal sholeh) dengan penggaris (aturan) dari Allah SWT. Selalu berbuat
baik dan menebar manfaat kepada orang lain. Agar tetap lurus, bukan bengkok. Seperti
misalnya, mengabdi dan berkiprah di taman bacaan atau gerakan literasi. Seperti
yang saya jalani saat ini di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di
kaki Gunung Salak Bogor. Sederhana sekali, dengan membimbing anak-anak yang
membaca buku, mengajar kaum buta huruf, memfasilitasi warga untuk dekat dengan
buku, berkiprah sosial bersama wali baca dan relawan, hingga menjadi driver
motor baca keliling. Jadikan semua aktivitas sebagai “ladang amal”.
Hingga akhirnya,
jangan takut bertanya. Sudah berapa banyakkah garis lurus yang kita buat hari
ini? Dan ketahuilah, ada dua perkara yang bila dilakukan akan
mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat. Yiatu 1) menerima sesuatu yang tidak disukai,
jika sesuatu itu disukai Allah dan 2) membenci sesuatu yang disukai, jika
sesuatu itu dibenci oleh Allah SWT. Salam literasi #PegiatLiterasi #TamanBacaan
#TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar