Mengeluh, kata banyak orang wajar. Bahkan mengeluh katanya bagus untuk kesehatan . Apa iya begitu? Mungkin benar, bisa mengeluh dilakukan hanya sesekali saja. Tapi bila mengeluh terus menerus, tentu tidak menyehatkan. Mengeluh kok setiap hari. Pekerjaan dikeluhkan, orang lain dikeluhkan, negara dikeluhkan, dan punya uang walau kurang banyak pun dikeluhkan. Apa ada sesuatu hal yang menjadi lebih baik bisa hanya dikeluhkan?
Ini kisah nyata. Ketika ada kawan
saya yang setiap kali berkumpul kerjanya mengeluh. Terus terang, kawan-kawan
yang lain pun jadi sebal. Kok, apa-apa dikeluhkan? Akibat keseringan mengeluh,
akhirnya si kawan pengeluh itu pun akhirnya jadi dijauhi oleh kawan-kawannya.
Kenapa? Karena orang yang suka mengeluh itu jadi “menularkan” sikap dan
perilaku yang negatif. Banyak mengeluh itu dapat memupuk sikap pesimis dalam diri. Hanya bisa melihat segala sesuatu dari sisi
negatif. Gagal melihat sisi positif tentang apapun. Jadi lupa untuk sabar dan Syukur
dalam hidup.
Untuk apa sih mengeluh? Hidup kan hanya
sekali. Kata orang tua saya, hidup pun sebaiknya menebar manfaat ke orang lain.
Berperilaku baik kepada siapapun. Bila tidak mampu berbuat baik dan bermanfaat,
maka cukup diam. Jangan mengeluh atau membahas dari sisi yang negatif, apalagi bercerita
yang jelek-jelek ke orang lain. Maka ada baiknya untuk melatih kesabaran.
Sambil mensyukuri apa yang ada dan dimiliki. Bila perlu ikhlaskan apapun yang membuat
diri kita sedih dan kecewa. Agar tidak ada keluhan, atau minimal mengurangi durasi
mengeluh.
Lucu kan, bila berkata ke orang
lain. Ayo semangat, harus pantang menyerah. Bahkan gegap gempita merasa apa-apa
berjuang sendiri. Tapi di saat yang lain, ternyata malah banyak mengeluh. Segala
hal dikeluhkan. Jadi, mana yang benar? Semangat pantang menyerah apa mengeluh
sepanjang hayat. Mengeluh, mengeluh, dan mengeluh. Mengeluh kok panjang banget
kayak kereta, nggak capek apa?
Mengeluh boleh kok. Asal mengeluh pada
tempatnya, pada waktunya. Justru mengeluh yang terbaik itu saat berada di hadapan
Allah SWT. Saat bersama-Nya jika perlu menangislah. Katakan semua kesal dan
jeluhan kepada-Nya, karena itu lebih baik. Karena semua masalah, sungguh datangnya
hanya dari Allah SWT. Maka seharusnya dikembalikan kepada-Nya. Mengeluh itu ada
tempatnya, ada waktunya. Bukan melulu mengeluh.
Sejatinya, tidak ada orang yang
tidak punya masalah. Hanya oreintasinya mau cari solusi atau sekadar
dikeluhkan? Faktanya, ada banyak kok celah kehidupan lain yang bisa bikin
siapapun lebih semangat. Untuk lebih fokus menanta kembali “puzzle” kehidupan
dengan lebih optimis daripada mengeluh. Bukankah keluhan ada untuk
dikendalikan, bukan dilepaskan. Agar hidup terasa lebih ringan dan
menentramkan. Woww keren!
Dan esok biasanya semua yang
dikeluhkan ternyata hanya omong kosong. Karena apapun dapat berubah dan berbuah
seiring waktu berjalan. Ternyata, hidup lebih mudah ketika kita tidak mengeluh,
tidak khawatir atau stres tentang omong kosong. Salam literasi!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar