Kawan saya yang cinta dunia, menyebut “hidup nggak punya uang itu sulit”. Apa iya begitu? Lupa ya, rezeki itu bukan hanya uang, bukan hanya harta. Rezeki juga bukan soal tampang. Tapi rezeki itu segala hal yang dipersembahkan untuk kita. Udara yang jadi sebab manusia masih bisa bernafas pun rezeki. Kesehatan lahir dan batin pun rezeki yang patut disyukuri. Berkah dalam hidup pun rezeki yang luar biasa.
Entah kenapa, mindset
kebanyakan orang itu hanya menganggap rezeki itu hanya harta. Hanya uang alias
duit. Akhirnya gampang iri dengan harta yang dimiliki orang lain. Jadi susah
hati dan pikiran akibat “meratapi” diri sendiri. Kerjanya membanding-bandingkan
dengan rezeki orang lain. Hingga lupa untuk memperbaiki diri dan membaguskan
ikhtiar. Agar diberi tambahan rezeki dan anugerah dari Allah SWT. Sekali lagi,
rezeki itu bukan hanya harta lho.
Masih punya waktu untuk berbuat
baik kepada orang lain pun rezeki. Bahkan nyawa yang hari ini masih dititipkan pada
raga kita pun rezeki. Lalu, kenapa banyak orang sering lupa untuk bersyukur? Masih
saja membandingkan diri dengan orang lain. Lalu si kawan pecinta dunia pun
berdoa. Agar rezekinya ditambah, sementara rezeki orang lain dikurangi. Aneh,
berdoa saja sinis dan penuh kebencian.
Lupa ya sahabat yang cinta
dunia. Bahwa tidak semua hal bisa dibeli dengan uang. Tidak semua pula bisa
diukur dari harta. Uang dan hart aitu hanya sebagian kecil dari rezeki.
Sedangkan rezeki terbesar itu adalah iman dan rasa
cukup. Bersyukur punya iman dan rasa cukup. Jadi tidak
perlu banyak mengeluh, ngedumel lalu menyalahkan orang lain. Rasa cukup itu
modal baik yang sangat besar. Untuk tidak mengambil hak yang tidak seharusnya.
Apalagi menjual apapun yang bukan miliknya, hanya untuk memiliki “uang haram”.
Literasi
rezeki namanya. Untuk membangun rasa cukup pada diri sendiri. Untuk bersyukur
atas anugerah yang telah diberikan Allah SWT. Tanpa komplain apalagi berkeluh-kesah.
Karena apa yang dimiliki hari ini, semuanya sudah pantas untuk kita. Tidak usah
memaksa soal rezeki, karena sudah ada yang mengaturnya. Asal niat, ikhtiar dan
doanya baik.
Cukup
syukuri saja rezeki yang ada. Besar atau kecil
rezeki itu relatif. Justru yang penting itu berkahnya. Berkah rezekilah yang
akan mendatangkan rezeki-rezeki lainnya semakin deras. Rezeki yang tidak berkah
ya sudah “mentok” hanya untuk memenuhi nafsu sesaat. Rezeki yang tidak ada
manfaatnya.
Rezeki itu sudah ada yang
atur. Nggak usah terlalu maksa. Terima saja apa adanya dan beryukurlah. Rezeki
dan apapun yang tidak ditakdirkan Allah SWT pasti akan “hilang” sekalipun digenggam
erat. Sebaliknya, rezeki dan apapaun yang Allah SWT takdirkan pasti akan datang
sekalipun jaraknya begitu jauh terbentang.
Rezeki itu soal keyakinan,
bukan keinginan. Jadi, sudahkah kita bersyukur hari ini atas rezeki yang ada? Salam literasi #PegiatLiterasi
#TamanBacaan #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar