Minggu, 09 April 2023

Literasi Hasad, Selalu Iri pada Berhasilnya Orang Lain?

Tahukah Anda, saat kapan kayu yang terbakar api tidak bersisa lagi?

Jawabnya, atas sebab onggokan debu kayu itu lenyap tertiup angin atau musnah terbawa air. Bersih, tidak ada sisanya sama sekali.

 

Begitu pula gambaran nasib, segala amal ibadah kita bila ada hasad yang merajai hati. Ya, hasad akan selalu membakar kebaikan yang kita perbuat. Seperti api yang memakan kayu bakar. Akhirnya, hanya menjadi arang atau butiran debu. Tergantung seberapa kuat hasad itu bertahta di singgasana hati? Apalagi di bulan puasa dan mau lebaran, bisa jadi sifat hasad merasuk ke dalam hati dan perilaku. Akibat tidak senang melihat keberhasilan orang lain. Hati-hati hai anak manusia.

 

Hasad itu sederhana. Selalu benci terhadap anugerah Allah SWT yang diterima oleh orang lain. Hasad sama dengan iri atau dengki. Sifat yang menginginkan hilangnya nikmat dari orang yang memilikinya. Melihat orang lain punya motor baru iri. Melihat orang lain berhasil dan sukses malah benci. Melihat orang lain rumah atau mobilnya bagus timbul rasa dengki. Lalu, kerjanya mencari-cari kesalahan orang lain itu. Gemar mengintip laju orang lain yang berhasil dan menjadikan salahnya sebagai celaan.

 

Sekali lagi, hati-hati. Di dalam Al-Qur'an dijelaskan, sifat hasad itu jadi awal mula seseorang membangun karakter tidak terpuji yang menjadi awal mula perilaku jahat. Jadi sebab timbul pikiran dan perasaan untuk mencelakakan orang lain. Inginnya lebih unggul dari orang lain. Atau merasa bahwa yang berhak memiliki segala sesuatu itu hanyalah dirinya sendiri. Nah hati-hati, ciri-ciri orang hasad biasanya dirasuki kondisi:

1.      Tidak senang melihat orang lain berhasil atau sukses.

2.      Senang dengan kesalahan saudaranya atau orang lain.

3.      Menganggap kealpaan kawan sebagai celaan.

4.      Menjadikan kawan sebagai saingan.

5.      Berpikir negatif dan berburuk sangka.

 

Sejatinya, sifat hasad itu kejahatan yang tersembunyi. Sangat membahayakan diri pemiliknya dan lingkungannya. Maka ada doa, “Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh, dan dari kejahatan orang yang dengki”(QS. 113: Ayat 1-5). Banyak orang lupa, hati yang dipenuhi hasad menjadikan hidup tidak tenang. Terlalu sibuk memikirkan sukses orang lain dan bagaimana cara melenyapkannya.  

 


Hasad, jadi sebab hilang rasa syukur atas semua karunia Allah SWT. Anehnya lagi, karena hasad sering menganggap rezeki orang lain yang melesat diiringi kecurigaan asal usul rezeki tersebut. Gampang suudzon (kata yang benar “suuzan”) atau berburuk sangka.

 

Jauhilah prasangka buruk, karena prasangka buruk adalah ucapan yang paling dusta." (HR. Al-Bukhari). Bahkan “Jauhkanlah dirimu dari hasad. Karena sesungguhnya hasad itu memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar” (HR Abu Dawud). Maka, lebih baik perbanyak rasa syukur. Untuk mengikis hasad yang tidak pada tempatnya. Agar hidup lebih layak dan lebih bisa didapatkan. Itulah syarat moral untuk mencapai kenyamanan.

 

Ketahuilah, hati yang benci tidak akan pernah damai. Pikiran yang dengki tidak pernah bersih, Mata yang iri tidak akan pernah betul-betul terpejam. Karena hasad, iri, dan dengki itu melelahkan bahkan merusak hidup pemiliknya. Hati-hati terhadap hasad, apalagi mau lebaran. Jangan pernah lupa dengan berbagai nikmat Allah SWT yang sebenarnya sudah diperoleh. Bila mau ditambah lagi esok. Jadilah literat!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar