Katanya, ada orang tidak punya waktu?
Tidak punya waktu membaca buku. Atau tidak punya waktu untuk
berkegiatan sosial. Banyak orang lupa. Bukan Anda yang tidak punya waktu. Tapi
justru waktu yang “tidak mau” mendekat kepada orang-orang yang tidak mampu memanfaatkan
waktu. Apalagi waktu yang hanya dipakai untuk mengeluh, membenci atau marah.
Waktu sama sekali tidak ingin bersahabat pada orang yang selalu bertanya,
kenapa begini kenapa begitu? Maka waktu pun akan pergia begitua saja.
Waktu it uterus berjalan. Apapun keadaannya. Sedih atau bahagia.
Kaya atau miskin. Waktu tidak akan pernah menunggu. Hanya waktu yang bebas mau
diperlakukan seperti apa? Berdiam diri atau bertindak segera. Waktu itu seperti
hujan. Tidak pernah memilih tempat untuk jatuh, tidak pula memilih waktu untuk
turun.
Seperti teman-teman saya, para wali baca dan relawan di Taman Bacaan
Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Saking sayangnya
pada waktu. Selama di taman bacana, semua waktu digunakan untuk aktivitas
seosial. Mulai dari membimbing anak-anak yang membaca. Mengajar kaum ibu yang
buta aksara. Mengendarai keliling kampung untuk motor baca keliling. Bahkan
diskusi ringan tentang cara “menghidupkan” aktivitas taman bacaan. Saat di
taman bacaan, mereka pun menggunakan waktu untuk kegiatan yang bermanfaat.
Jangan sia-siakan waktu.
Literasi waktu. Seperti kupu-kupu itu sebelum menjadi indah
dilihat mata. Betapa banyak waktu yang harus dilaluinya sebagai kepompong. Hingga
berubah menjadi kupu-kupi yang penuh warna dan indah. Maka waktu adalah proses,
bukan hasil. Waktu di mana pun akan menyingkap rahasia besarnya. Waktu yang
menjadikan lebih baik atau begitu-begitu saja.
Waktu adalah satu-satunya hal yang pasti dimiliki semua orang.
Tanpa mengenal status sosial, tanpa peduli jarak, bahkan tanpa menggubris
perasaan. Tapi waktu pula yang mudah berubah jadi sia-sia bila diabaikan. Waktu
pun jadi begitu berharga bila mau memanfaatkannya. Di luar sana. Ada
orang-orang yang bilang tidak punya waktu. Karena sibuk bekerja, sibuk mengejar
sesuatu yang sudah dijatahkan untuknya. Bahkan sibuk urusan yang tidak penting.
Hingga lupa menggunakan waktu untuk hal yang baik, untuk aktivitas yang
positif.
Literasi waktu. Faktanya, banyak orang menghamba pada waktu.
Tapi di saat yang sama mereka sering meremehkannya. Hanya berjalan di tempat
dan terbuang sia-sia. Mereka yang hanya bisa merasa tanpa bisa meraih. Padahal,
waktu pasti tersedia bagi mereka yang mau memanfaatkannya. Tapi sayang, mereka
terlalu sibuk memikirkan yang sulit-sulit. Sehingga tidak punya waktu untuk
mensyukuri rahmat Allah SWT. Sungguh, waktu adalah hal yang harus
dipertanggungjawabkan nantinya, oleh siapapun.
Jangan sia-siakan waktu.
Kapan pun dan di mana pun. Hanya waktu yang bisa menyadarkan betapa pentingnya
menghargai kesempatan yang ada. Jika kita menyepelekan waktu, maka dunia akan
menyepelekan kita. Jangan sia-siakan waktu yang ada, bila bisa digunakan untuk
yang bermanfaat. Salam literasi #LiterasiWaktu #PegiatLiterasi
#TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar