Taman bacaan memang tidak popular. Tapi taman bacaan sejatinya punya peran besar dalam menegakkan tradisi membaca dan budaya literasi masyarakat. Siapapun yang berkiprah di taman bacaan, tanpa pamrih menjalankan aktivitas membaca buku di tengah era digital yang kian masif. Atas nama kemanusaiaan dan kepedulian, taman bacaan di mana pun terus bergerak. Sepenuh hati, dengan suka dukanya.
Lalu, apa yang dilakukan taman bacaan di akhir tahun?
Tentu, tidak ada pesta apalagi kembang api saat tahun baru di
taman bacaan. Karena taman bacaan sadar, tahun berganti tahun harus disikapi
dengan perbaikan. Tahun lalu sebagai pelajaran untuk menjadi lebih baik di
tahun yang akan datang. Taman bacaan sebagai ladang amal untuk semua orang.
Taman bacaan sebagai tempat perbuatan bagik untuk siapapun yang peduli.
Akhir tahun di taman bacaan, tidak ada kesedihan yang
berlarut. Tidak ada pula kebanggaan yang berlebihan atas prestasi apapun. Karena
taman bacaan adalah jalan hidup. Maka hal biasa bila berhadapan dengan
kesenangan atau kesedihan. Yang jelas di akhir tahun, ada renungan penting di
taman bacaan untuk tetap bertekad kuat dalam peduli sosial, tetap optimis
berkiprah sambil terus memperbaiki niat dan ikhtiar untuk menjadikan keadaan esok
lebih baik dari sebelumnya.
Tanpa mengajari siapapun, akhir tahun di taman bacaan adalah
momen untuk menegaskan sikap untuk terus menebar kebaikan kepasa orang lain.
Menabur manfaat kepada sesama. Mengubah niat baik menjadi aksi nyata. Lebih
peduli kepada orang lain dalam tata pergaulan, baik di dunia nyata maupun di
dunia maya. Ada 3 (tiga) pesan singkat akhir tahun dari taman bacaan, yaitu:
1. Bila kamu tidak
mampu memberi bantuan, maka jangan pernah mencelakakannya.
2. Bila kamu tidak mampu membahagiakan, maka jangan pernah menyedihkannya.
3. Bila kamu tidak
mampu memuji, maka jangan pernah mencelanya.
Jadilah lebih baik dalam
sikap dan perilaku untuk orang lain. Jangan sampai akhir tahun dan awal tahun
tidak ada yang berubah. Hanya begitu-begitu saja, begini-begini saja. Statis
tanpa manfaat.
Maka esok, ciptakan ladang amal yang dapat
diandalkan. Bikin aktivitas yang lebih baik dan menebar manfaat untuk orang lain.
Jadikan dunia agar punya manfaat untuk akhirat, bukan justru dunia mencelakakan
di hari kemudian. Ibnu Rajab Al-Hanbali dalam kitab “Jāmi’ul ‘Ulūm wal Hikam” menyebutkan
“dunia itu tercela bukan karena zatnya tapi karena kebanyakan manusia
mendahulukan dunia daripada akhirat”. Pasti tercela, ketika dunia dijadikan
tujuan.
Di
akhir tahun, ada yang sering dilupakan banyak orang. Bahwa sesuatu yang paling dekat adalah kematian. Sesuatu yang paling
jauh adalah masa lalu. Sesuatu yang paling besar adalah hawa nafsu. Sesutau yang
paling berat adalah memegang
amanah. Sesuatu yang paling ringan adalah
meninggalkan solat. Dan sesuatu yang paling tajam adalah lidah.
Maka pesan pentingnya, berhati-hatilah, Agar tetap eling dan waspada.
Akhir tahun di taman bacaan. Tegaslah bersikap bahwa masa
lalu itu hanya sejarah, ambil pelajaran penting darinya, maka kini itu harus
disyukuri, dan masa depan itu untuk meningkatkan iman dan takwa. Maka esok,
lebih baik fokus untuk berbuat baik dan lebih bermanfaat. Jadiah literat!. Salam literasi
#TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BacaBukanMaen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar