Jargon yang menyebut “hidup adalah pilihan”, memang sulit dibantah siapapun. Memang hidup dihadapkan pada pilihan-pilihan. Mulai dari bangun tidur, siapapun harus memilih. Tidur lagi atau bersegera untuk mengejar karunia Allah SWT. Mau berkarya atau berdiam diri, mau menjadikan diri bermanfaat atau hanya begitu-begitu saja. Semuanya adalah pilihan.
Yah, namanya memilih
pasti sulit dan tidak mudah. Apapun jenis pilihannya. Harus punya akal sehat
dan hati, harus punya pertimbangan. Hingga akhirnya, harus berani mengambil
keputusan. Seringkali waktu, tenaga, dan pikiran tersita hanya untuk menentukan
pilihan dalam hidup. Sadar tidak sadar, atas pilihan itulah kualitas hidup
seseorang menjadi lebih baik. Saat membuat pilihan, maka di situ siapapun tidak
lagi punya pilihan. Kecuali menjalaninya dengan segala konsekuensinya.
Memilih dan dipilih, itu
pula yang dialami Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung
Salak Bogor. Awalnya saat berdiri hanya menjalankan 1 program literasi beripa
taman bacaan. Tapi kini setelah berusia 5 tahun, telah mengelola 15 program
literasi seperti: taman bacaan, gerakan berantas buta aksara, kelas prasekolah,
kopreais simpan pinjam, yatim binaan, jompo binaan, TBM ramah difabel, motor
baca keliling, rajin menabung, literasi digital, literasi finansial, dan yang
paling terakhir berantas buta aksara Al Quran. TBM Lentera Pustaka memilih
untuk terus berkembang dan menjadikan literasi sebagai jalan hidup. Termasuk untuk
memperingati 5 tahunnya, TBM Lentera Pustaka pun memilih untuk menggelar
Festival Literasi Gunung Salak #5 pada Minggu, 20 November 2022. Sebagai
pestanya rakyat taman bacaan.
Bagi sebagian orang,
taman bacaan pun dijadikan pilihan. Sebagai tempat untuk berbakti sosial, CSR, KKN,
event komunitas, dan kunjungan literasi yang sifatnya memotivasi dan berbagi
untuk sesama. Karena siapapun tahu, taman bacaan adalah tempat untuk mengalahkan kebiasaan
buruk dan mengembangkan kebiasaan baik. Di TBM Lentera Pustaka hamper tiap hari Minggu, selalu ada event, ada
aktivitas dari organisasi atau komunitas untuk mengabdi di taman bacaan.
Taman
bacaan pun jadi pilihan. Saat belum lama ini, TBM Lentera Pustaka dipilih oleh
1) Aisyah dan Nazar, siswa SMAN Tamansari 1 untuk menjadi relawan taman bacaan
dan mengabdi bersama dalam meningkatkan kegemaran membaca anak-anak usia
sekolah. Begitu pula 2) Mikaila MZ, Miranda F, Windi
HP, trio mahasiswa Fakultas Ilkom Universitas Pancasila yang menjadikan TBM
Lentera Pustaka sebagai tempat mengerjakan tugas kuliah “Projek Multimedia
Jurnalistik” dengan membuat film dokumenter bertajuk “Lentera Pustaka, Cahaya
Literasi Masyarakat” sebagai kisah yang memberi inspirasi,
edukasi, dan inovasi bagi masyarakat. Dan terakhir 3) Riesdinar, mahasiswi PBSI FBS UNJ pun
menjadikan TBM Lentera Pustaka sebagai objek wawancara dalam memenuhi tugas
kuliah Keterampilan Berbicara. Begitulah, ketika taman bacaan jadi pilihan.
Kenapa
taman bacaan jadi pilihan? Sederhana saja, karena di taman bacaan ada kebaikan,
ada kemanfaatan. Siapapun yang berkiprah dan berkontribusi ke taman bacaan,
insya Allah menjadi baik dan bermanfaat. Sebagai cara untuk mewujdukan masyarakat
Indonesia yang literat. Taman bacaan sebagai ladang amal siapapun, sekecil dan
sebesar apapun kontrubusinya. Karena taman bacaan adalah pilihan dan harus
dimulai dari hati nurani, bukan logika semata.
Maka
ketika taman bacaan jadi pilihan, akan sangat menentukan masa depan dan
keberkahan orangnya. Sebuah pengabdian sosial atas nama kepedulian dan
kemanusiaan. Agar esok, tidak ada lagi orang-orang yang "perkataannya
melebihi perbuatannya". Karena hidup hanya punya dua pilihan, yaitu
menjadi apatis atau dinamis. Salam
literasi #BacaBukanMaen #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar