Ini hanya catatan yang diraih seorang mahasiswa di masa studi pasca pandemic Covid-19. Sang mahasiswa bernama Farid Nabil Elsyarif, putra ke-2 saya. Hari ini dia merampungkan seminar PKL (Praktik Kerja Lapang) di Prodi Statistika FMIPA Universitas Brawijaya Malang. Dengan menyajikan proposal ilmiah berjudul "Jumlah Kasus Covid-19 Berdasar Provinsi di Indonesia dan Mortality Rate dengan Analisis K-Means Clustering" dan dibimbing oleh Prof. Dr. Ir. Loekito Adi Soehono. M.Agr. proposal ilmiah Farid Nabil Elsyarif dinyatakan lulus dan layak dilanjutkan ke tahap Seminar Proposal.
Seminar PKL merupakan tahapan
yang harus ditempuh mahasiswa sebagai bagian standar mutu pendidikan Universitas
Brawijaya. Saat ujian seminar PKL, setiap mahasiswa diuji oleh dosen pembimbing
dan dihadiri minimal 10 mahasiswa. Sesuai seminar PKL, maka Farid akan memasuki
tahapan seminar proposal dan seminar hasil di semester 7 dan skripsi di semester
8 hingga dinyatakan lulus meraih Sarjana strata-1 (S-1). Dengan peminatan
aktuaria, maka Farid Nabil Elsyarif dapat disebut calon aktuaris. Tentu, dengan
menempuh berbagau ujian kualifikasi profesi aktuaris.
Untuk
diketahui, akturis merupakan orang yang dikenal ahli dalam mengaplikasikan teori
matematika, probabilita, dan
statistika serta ilmu ekonomi dan keuangan untuk menyelesaikan
persoalan-persoalan aktual pada sebuah bisnis, khususnya yang berhubungan
dengan risiko. Di Indonesia, gelar aktuaris diberikan oleh Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI), baik untuk jenjang ajun aktuaris dengan gelar ASAI (Associate of Society of Actuaries of
Indonesia) atau aktuaris dengan gelar FSAI (Fellow of Society of Actuaries of Indonesia).
Tanpa terasa, Farid mahasiswa kelahiran tahun 2002 ini, telah
melewati masa-masa sulit kuliah di masa pandemi Covid-19. Dan kini telah siap
kuliah secara normal dengan ptotokol kesehatan yang ketat di UB Malang. Semasa
studi, dia juga didukung penuh oleh Pak Steven Tanner, seoarang akturasi papan
atas di Indonesia. Insya Allah, Farid bertekad merampungkan studi S-1 dari
FMIPA UB Malang pada Juli 2023. Untuk siap berkiprah di dunia aktuaria. Sebagai
orang tua, saya pun sangat bersyukur dan bangga atas apa yang dijalani Farid
Nabil Eslyarif. Saya pun menyebut-nya sebagai “Sang Maestro”. Abi, proud of
you, Nak!
Ada pesan penting dari perjalanan studi yang dialami Farid Nabil Eslyarif
di FMIPA UB Malang. Bahwa pada akhirnya, tujuan utama pendidikan bukanlah pengetahuan melainkan Tindakan untuk mengimplementasikan
ilmu yang dimiliki untuk kemaslahatan orang baik. Di samping itu, pendidikan pun
mampu menjadi seni yang membuat manusia makin berkarakter. Makin tangguh dalam
menghadapi tantangan hidup, apalagi kuliah di kota lain yang bukan tanah
kelahirannya.
Memang, pendidikan bukan segalanya. Tapi pendidikan dan ilmu pasti
mempermudah siapa pun untuk menemui jalan ke tujuannya. Sehingga terwujud manusia
yang literat. Salam literasi #CalonAktuaris #FaridNabilElsyarif #UniversitasBrawijaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar