Selasa, 16 Agustus 2022

Apa Sih Artinya Merdeka untuk Kamu?

Sahabat, merdeka itu ngopi.

Mari rayakan Kemerdekaan RI sambil ngopi. Karena dosa meninggalkan kopi itu setara dengan menghujat pemimpinnya sendiri. Sama beratnya dengan berkeluh-kesah setiap hari tanpa memberi solusi. Maka biar lebih rileks, dan realistis. Ngopi dulu hingga disebut sebagai tukang ngopi. Jadi ngopi dululah. Agar mampu menghargai kemerdekaan RI yang sudah diraih.

 

Mari ngopi di Hari Kemerdekaan RI. Agar jangan sampai lupa mensyukuri apa yang telah ada. Sudah merdeka kok masih berkeluh-kesah dan bermentalitas korban. Bila ada masalah ya selesaikan, cari solusinya, Bukan malah ngedumel dan menyalah-nyalahkan orang lain. Katanya “merah putih”, katanya tanah tumpah darahku. Lalu kenapa masih merana? Mungkin yang salah bukan negeri. Tapi mental dan pikiran buruk yang ada di dalam diri.

 

Jadilah seperti tukang ngopi. Saat berada di warung kopi. Mau dilayani jutek tidak masalah. Apalagi dilayani dengan sopan, pasti sangat menghargai. Rileks saja, karena tukang ngopi sadar. Ngopi bisa ngeselin, bisa juga ngangenin. Tapi pada secangkir kopi, selalu ada rasa pahit yang berakhir manis. Karena ngopi itu nikmatnya bukan maen.

 

Kopi itu netral. Tidak pernah memilihi siapa yang layak untuk menikmatinya. Ada yang ngopi karena aromanya, ada pula karena harganya. Bahkan sekarang, banyak orang ngopi karena suasananya. Agar tetap bergairah dan terasa plong. Di hadapan secangkir kopi, semua orang sama saja. Tidak ada yang istimewa.

 

Di mata tukang ngopi. Merdeka itu bukan hanya pekikan. Bukan pula euphoria apalagi sekadar mengganti foto profil dengan ikat kepala merah putih. Merdeka di zaman sekarang itu harus realistis. Berani mengambil sikap, apapun risikonya. Karena sikap jauh lebih penting daripada fakta. Jangan bilang merdeka, bila hidup masih dalam kungkungan pikiran dan ocehan buruk. Merdeka tapi tidak merdeka.

 

Merdeka di mata tukang ngopi itu sederhana. Bahwa siapa pun hanya bertanggung jawab pada dirinya sendiri. Bukan karena orang lain apalagi dipengaruhi orang lain. Hoaks, ujaran kebencian, dan caci-maki itu tidak pernah terjadi bila punya sikap. Maka, ngopilah dulu. Agar lebih rileks dalam hidup.

 

Kata Bung Karno dan Bung Hatta, merdeka itu tidak akan datang dengan sendirinya. Tapi harus diperjuangkan. Harus cari cara untuk bisa membebaskan bangsanya dari penjajahan. Termasuk berani mengambil risiko untuk memproklamirkan kemerdekaan. Walau dengan teks proklamasi yang ditulis tangan. Bila menunggu mesin ketik, Belanda keburu datang dan akhirnya tidak jadi merdeka.

 


Maka sahabat, mari rayakan kemerdekaan sambil ngopi. Karena pada secangkir kopi, hitam itu tidak selalu kotor dan pahit. Hitam pun tidak selalu menyakitkan. Hitam justru jadi simbol bahwa kita masih sehat. Jadi bisa tahu, mana hitam mana putih. Agar tidak usah terpengaruh atau ingin mempengaruhi.

 

Merdeka itu ngopi. Agar tetap sejuk di tempat yang panas. Agar tetap merasa kecil meskipun telah besar. Agar tetap tenang di tempat gaduh sekalipun. Tanpa peduli, suka atau tidak suka. Karena kopi memang punya kelebihan tanpa perlu dibicarakan. Kopi pun punya kekurangan, tanpa perlu diperdebatkan. Sangat manusiawi, bila ada kelebihan pasti ada kekurangan. Ada plus ada minus, itu biasa.

 

Bila ada orang di zaman merdeka masih jahat dan berpikir negatif. Bisa jadi itu bukan tukang ngopi. Karena tukang ngopi sama sekali tidak bisa mengontrol pikiran dan perilaku orang lain. Siapa pun hanya bisa mengontrol dirinya sendiri. Ngopi itu yang penting "substansi" bukan "reaksi". Saat ngopi, sama sekali tidak boleh ada orang lain yang ikut menentukan cara kita dalam bertindak.

 

Ngopi di Hari Kemerdekaan RI. Sungguh luar biasa. Sebagai wujud syukur kepada Allah SWT. Sambil tetap berpikir positif di mana pun berada, dalam kondisi apapun. Karena setelah merdeka, pilihannya hanya dua; 1) khairul bariyyah (sebaik-baik makhluk) atau 2) syarrul bariyyah (seburuk-buruk makhluk) pada akhirnya.

 

Sahabat, mari rayakan kemerdekaan dengan ngopi. Karena ngopi itu, mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Salam tukang ngopi #HUTKemerdekaanRI #PegiatLiterasi #TukangNgopi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar