Pasca pandemi Covid-19, sebagai bagian pentingnya koordinasi antara pelaku industri DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) di Indonesia, Perkumpulan DPLK (PDPLK) bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) pada 9-11 Juni 2022 di Bali. Dihadiri 60 peserta dari 26 DPLK, rakernas ini dibuka oleh Ahmad Nasrullah, Kepala Departemen IKNB OJK didampingi Nur Hasan Kurniawan (Ketua Umum PDPLK), dan Sesri (Direktur Pengawasan Dana Pensiun IKNB OJK). Melalui rakernas ini diharapkan industri DPLK dapat berkembang lebih pesat dalam melayani program pensiun pekerja di Indonesia.
"Rakernas
ini positif untuk koordinasi pelaku DPLK. Agar mampu menjaga pertumbuhan yang
bagus selama ini. Ke depan DPLK harusnya bisa jadi one stop shopping. Karena
itu edukasi literasi dan inovasi produk dalam bentuk teknologi digital perlu
dikembangkan, termasuk perlindungan konsumen” ujar Ahmad Nasrullah dalam
pemaparannya di sela acara.
Bertajuk
“Optimalisasi Pemasaran dan Edukasi DPLK dalam Memfasilitasi Kebutuhan Program
Pensiun Pekerja di Indonesia”, rakernas PDPLK ini didukung oleh Pluang.com dan
Principal Asset Management yang memaparkan tentang aplikasi digital untuk
optimakan investasi dan cara optimalkan investasi di dana pensiun. Selain itu,
Donny Lesmana, praktisi digital pun memaparkan bahasan tentang digitalisasi
akses DPLK untuk pekerja dan publik.
Digitalisasi
akses DPLK memang menjadi tantangan industri dana pensiun saat ini. Agar
pekerja dan publik memiliki kemudahan akses untuk menjadi peserta dana pensiun.
Karena itu, dukungan teknologi dan edukasi menjadi agenda penting ke depan.
Selain optimalisasi investasi, dana pensiun pun perlu meningkatkan kepesertaan
DPLK di Indonesia. Agar program DPLK bisa lebih mudah dan menarik untuk
diminati pekerja.
"Digitalisasi
DPLK memang jadi keharusan di tengah era digital seperti sekarang. Perkumpulan
DPLK sangat mendukung realisasi kemudahan akses DPLK melalui digitalisasi
program pensiun yang berbasis teknologi. Agar peserta DPLK terus bertambah dan
aset yang dikelola tumbuh signifikan” kata Nur Hasan Kurniawan, Ketua Umum
PDPLK dalam sambutannya.
Untuk
diketahui, per Desember 2021 lalu, industri DPLK telah mengelola aset Rp. 114
triliun dengan lebih dari 3,1 juta peserta. Namun bila dibandingkan jumlah
pekerja di sektor formal yang mencapai 56 juta dan informal 70 juta, angka
kepesertaaan DPLK tergolong masih rendah. Maka melalui rakernas ini, para
pelaku DPLK dapat mengoptimalkan strategi pemasaran dan edukasi kepada
masyarakat. Agar kesejahteraan pekerja Indonesia di masa pensiun bisa lebih
sejahtera. #YukSiapkanPensiun #DanaPensiun #PDPLK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar