Mungkin ada yang lupa. Tubuh manusia itu didesain untuk bergerak. Agar tetap sehat dan kualitas hidupnya meningkat. Begitu pula taman bacaan pun didirikan untuk bergerak. Agar mampu menjalankan aktivitas secara berkelanjutan. Demi tegaknya tradisi baca dan budaya literasi masyarakat.
Lalu, kenapa masih ada manusia yang “mager”
alias malas gerak? Itu pertanda mulai ada gangguan kesehatan pada tubuhnya. Maka
tidak ada alasan, anak-anak, remaja, dan orang dewasa untuk tidak bergerak. Taman
bacaan di mana pun harus terus bergerak. Agar proses literasi tetap berjalan
dan aktivitas membaca buku pun menjadi kebiasaan.
Berdasar dari spirit itulah, Taman Bacaan
Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor pun terus bergerak.
Seperti tidak mengenal lelah untuk literasi. Seakan tidak ada kata berhenti
untuk aktivitas taman bacaan. Sekalipun masin dalam suasana Idul Fitri 1443 H,
TBM Lentera Pustaka pun memiliki agenda yang tergolong padat merayap. Sebut
saja aktivitas TBM Lentera Pustaka di minggu ke-2 bulan Mei 2022 ini antara
lain:
1.
Sabtu, 14 Mei 2022 pukul 12.00
WIB – Kunjungan Sahabat Pendiri TBM Lentera Pustaka untuk diskusi literasi
kehidupan di Rooftop Baca + bimbingan skripsi mahasiswa S1 PBSI FBS Unindra.
2. Minggu,
15 Mei 2022 pukul 10.00 WIB - Halal Bihalal & Event Bulanan TBM Lentera
Pustaka yang dihadiri seluruh pengguna layanan seperti Taman Bacaan, Gerakan
Berantas Buta Aksara, Kelas Prasekolah, Yatim dan Jompo Binaan, Anak Difabel,
dan Koperasi Simpan Pinjam + tersedia jajanan kampung gratis. Di sore hari pun
bergerak untuk menjalankan MOBAKE (MOtor BAca KEliling) ke kampung-kampung.
3. Senin, 16 Mei 2022 pukul 10.00 WIB -
Liputan Jawa Pos TV yang ikut menjelajah kampung-kampung bersama MOBAKE (MOtor
BAca KEliling) untuk mengangkat kisah pegiat literasi menyediakan akses bacaan
anak-anak di kaki Gunung Salak Bogor.
4. Selasa, 17 Mei 2022 pukul 09.00 WIB -
Shooting REALITY SHOW Program Safar RTV, tentang apa dan bagaimana guru dan
murid buta aksara dalam bingkai kisah inspiratif.
Lalu, kenapa taman bacaan tidak boleh diam alias harus terus bergerak?
Setidaknya ada 5 (lima) alasan yang mendasari taman bacaan harus
bergerak, yaitu: 1) untuk membuktikan taman bacaan tergolong aktif dan sehat,
2) untuk memperkuat eksistensi taman bacaan, 3) untuk promosi dan publikasi di
media sosial, 4) untuk memacu kreativitas dan dinamika tata kelola taman bacaan,
5) untuk membangun kolaborasi dan sinergi dengan pihak lain. Bila taman bacaan
terus bergerak, maka dapat dipastikan taman bacaannya tidak “mati suri”.
Taman
bacaan, tentu bukan hanya tempat baca. Apalagi ada yang menyebut sebagai gudang
buku. Ada buku-buku tapi tidak ada yang membaca, tidak ada aktivitas rutin. Maka
taman bacaan harus terus bergerak. Untuk mengubah niat baik jadi aksi nyata. Karena
biar bagaimana pun, taman bacaan butuh tindakan nyata bukan lagi kata-kata.
Salam literasi #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar