OPINI
Literat Itu Berbuat Baik di Taman Bacaan
Oleh: Syarifudin Yunus, Pegiat Literasi
TBM Lentera Pustaka
Semua orang pasti
sepakat. Bahwa perbuatan baik yang paling baik itu ditunjukkan bukan
diomongkan. Karena baik adalah perbuatan, bukan sekadar ucapan. Tidak ada yang lebih baik selain perbuatan baik yang
dilakukan. Lalu hari ini, perbuatan baik apa yang sudah diperbuat?
Sebagai mahkluk sosial, siapa pun bisa
mengembangkan simpati dan empati untuk tergerak membantu sesame. Tentu sebisa
dan semampu yang dilakukan. Baik waktu, pikiran tenaga, maupun materi untuk “doing
something” yang baik. Sehingga kebaikan menjadi nyata. Bukan hanya di media
sosial atau agar dianggap 'baik' dari luar saja. Karena sejatinya kebaikan
sekecil apa pun harus bersumber dari hati. Bukan hanya logika, apalagi demi
pujian atau nama besar.
Maka jangan buang-buang waktu untuk
berurusan pada hal-hal yang tidak ada manfaatnya. Jangan pula ceramah kebaikan
tanpa dilakukan, seperti yang ada di grup-grup WA. Tanpa ada perilaku baik. Sekali
lagi, baik itu perbuatan. Maka kerjakanlah kebaikan di mana pun. Mumpung masih
ada kesempatan waktu, mumpung masih diberi nafas di dunia ini. Jangan tunda lagi
kebaikan apa pun yang bisa dikerjakan.
Jika kamu dapat pagi hari, maka jangan
tunggu sore hari. Gunakanlah waktu sehat sebelum sakit tiba. Gunakan hidup
sebelum kematian tiba. Berlomba-lomba bukan hanya soal dunia, apalagi soal pangkat
dan jabatan. Tapi berlomba-lombalah dalam kebaikan, dalam urusan akhirat.
Sementera di lur asana, masih banyak orang-orang yang membutuhkan ulurangan tangan
kita. Sebagai ladang amal, ladang kebaikan yang ada di depan mata.
Seperti yang dilakukan pegiat literasi di
taman bacaan. Walau hanya menyediakan tempat untuk membaca buku agar anak-anak
kampung tidak putus sekolah. Mengajarkan kaum ibu buta huruf agar bisa membaca
dan menulis. Atau menyantuni anak-anak yatim atau kaum jompo yang kesulitan untuk
hidup sehari-hari. Taman bacaan adalah tempat perbuatan baik, tempat menghadirkan
senyum anak-anak kampung untuk menatap masa depan dengan optimis. Maka jangan
tunda berbuat baik sekalipun di taman bacaan, selain tempat-tempat lain yang
bisa jadi ladang amal. Karena baik itu literat.
Ketahuilah, waktu itu hanya dua. Yaitu
waktu yang lalu atau waktu yang akan datang. Sementara waktu yang lalu, apa pun
kondisinya, tidak dapat diulang lagi. Sementara waktu yang akan datang, akan
dipergunakan untuk apa? Lalu apalagi yang bisa dilakukan manusia, selain
berbuat kebaikan di waktu yang akan datang. Untuk menutupi dosa dan kesalahan
masa lalu. Untuk diubah menjadi perbuatan baik sebagai ladang pahala di masa
yang akan datang. Kerjakanlah kebaikan sekecil apa pun dan di mana pun.
Amal perbuatan baik apa
yang sudah dilakukan hari ini?
Itulah pertanyaan mudah
yang masih sulit dijawab. Maka jangan tunda lagi, kerjakanlah amal kebaikan
selagi bisa. Lakukan segera perbuatan baik, jangan hanya kata-kata baik. Tutupi
dosa masa lalu dengan pahala di masa datang. Mulailah menutup mata pada pikiran
negatif, kebencian, iri, apalagi gibah yang tidak perlu. Jangan fokus pada
hidup orang lain. Tapi fokus pada kebaikan dan kebahagiaan diri sendiri. Agar
lebih bermanfaat untuk orang lain di waktu tersisa.
Hidup
bahagia itu bukan karena status sosial tinggi. Bahagia bukan pula popularitas
apalagi banyaknya harta. Bahagia itu bukan karena banyak teman. Apalagi merasa
mentereng di media sosial. Bahagia adalah suasana batin yang mendekat dan
beroijak pada aktivitas untuk meraih ridho Allah SWT. Selalu mau berbuat baik untuk
menebar manfaat kepada orang lain. Bahagia itu akhirat bukan hanya dunia. Bahagia
itu saat berani bersabar, bersyukur, dan istiqomah dalam kebaikan.
Katanya,
surga itu lebih nikmat daripada dunia dan seisinya. Maka semua orang ingin
masuk surga. Tapi sayang, ladang amal di depan mata maish enggan dilakukan. Kebaikan
di depan justru dijauhi. Gemar pada pikiran dan perilaku buruk, gagal memaafkan
kesalahan orang lain. Bahkan sulit mengubah niat baik jadi aksi nyata. Baik itu
bukan di media sosial, bukan pula di balik dinding rumah mewah. Tapi baik itu ada di perilaku baik. Seberapa
bermanfaat untuk orang lain? Khoirunnaass ana’uhum linnaass. Sebaik-baik manusia
adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain.
Baik
itu literat. Maka berbuat baiklah sekarang, sekalipun di taman bacaan. Dan
ketahuilah, doa terbaik itu ya perbuatan baik. Bukan doa di rumah ibadah tapi
pikiran dan perilaku masih tetap buruk dan penuh kebencian. Karena hari ini, berapa
banyak orang yang menyesal dalam hidupnya. Bukan karena perbuatan baik yang
dilakukan, melainkan karena ucapan dan pikiran buruknya.
Ketahuilah, siapa pun yang sudah berniat dan ikhtiar baik.
Maka, akan dipertemukan dengan hal-hal baik, orang-orang baik, tempat-tempat
baik, dan kesempatan-kesempatan untuk berbuat baik. Dan terakhir, bila belum mampu mengerjakan perbuatan baik.
Maka menganjurkan baik pun sudah cukup.
Apa itu literat? Literat itu berani berbuat baik. Maka jangan
pernah menyesal berbuat baik, jangan pernah menyesal berada di taman bacaan. Salam
literasi. #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar