Sabtu, 26 Februari 2022

Cara Pegiat Literasi Menjaga Prasangka Baik di Taman Bacaan?

Cerita ini, nyata terjadi dalam hidup. Ada di taman bacaan. Pegiat literasi pun sering dirundung prasangka buruk. Taman bacaan pun jadi bahan gibah atau fitnah. Semua itu tidak masalah, karena memang hidup itu selalu ada yang benci ada yang suka. Ada yang iri, ada yang memuji. Penuh prasangka itu wajar. Sebabnya karena orang-orang yang berprasangka itu banyak tidak tahu atau berlimpah curiga.

 

Prasangka itu ada, pikiran negatif itu nyata. Karena siapa pun pasti tidak mampu menyenangkan semua orang. Dan tidak perlu pula menghibur semua orang, apalagi orang-orang yang tidak bermanfaat dan penuh prasangka. Jadi sulit dibantah. Selalu ada segudang prasangka di balik perbuata baik sekalipun.

 

Katanya sakit tapi kok keluyuran. Mungkin dia terpaksa keluar rumah sekalipun sakit karena anaknya butuh makan dan tidak ada yang bisa diminta bantuan untuk membelikannya.

 

Katanya sibuk tapi kok online. Mungkin dia terpaksa sedang membalas chat yang penting dari anaknya yang di luar kota atau orangtuanya yang lagi kangen.

 

Katanya tidak punya uang tapi kok bisa liburan. Mungkin dia diajak saudaranya untuk ikut liburan  karena selalu bersikap baik pada sudaranya.

 

Katanya ibadah menyantuni anak yatim tapi kok pamer. Mungkin ada banyak sahabat dunia maya yang terinspirasi untuk melakukan  hal yang sama setelah membacanya.

 

Anaknya juara kelas tapi pamer di medsos. Beli motor baru posting di medsos. Atau makan enak di restoran mahal sambil update status. Tidak masalah, itu semua dilakukan karena dia sekedar ingin berbagi kebahagiaan. Atau berbagi kabar gembira kepada teman-temannya di jagat maya.

 


Begitu pula di taman bacaan. Ada anak yang dilarang membaca buku karena tidak suka pada taman bacaan. Ada yang kerjanya gibah padahal tidak pernah membantu apa pun. Donasi buku tidak, kasih uang tidak. Tapi saat ngomong seperti orang paling berjasa di taman bacaan. Ya itu semua bisa terjadi di taman bacaan, bisa dialami pegiat literasi.

 

Pesan moralnya, biarkanlah berbagai prasangka itu bertebaran. Karena tugas orang lain adalah membenci, sementara tugas kita berbuat untuk menjadi lebih baik. Maka sediakan ruang yang lebuh luas dalam hati untuk tetap berprasangka baik kepada siapa pun. Karena ada berjuta-juta alasan untuk  berprasangka baik kepada sesama.

 

Tetaplah rawat prasangka baik dalam diri sendiri. Hati-hati dengan prasangka buruk sekecil apa pun. Bila perlu hilangkan semua prasangka buruk karena itu bisa jadi sebab sakit yang kamu ciptakan sendiri. Dan ketahuilah, prasangka itu alasan yang sederhana bagi orang-orang bodoh. Salam literasi #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar