Cerita ini, nyata terjadi dalam hidup. Ada di taman bacaan. Pegiat literasi pun sering dirundung prasangka buruk. Taman bacaan pun jadi bahan gibah atau fitnah. Semua itu tidak masalah, karena memang hidup itu selalu ada yang benci ada yang suka. Ada yang iri, ada yang memuji. Penuh prasangka itu wajar. Sebabnya karena orang-orang yang berprasangka itu banyak tidak tahu atau berlimpah curiga.
Prasangka
itu ada, pikiran negatif itu nyata. Karena siapa pun pasti tidak mampu menyenangkan
semua orang. Dan tidak perlu pula menghibur semua orang, apalagi orang-orang
yang tidak bermanfaat dan penuh prasangka. Jadi sulit dibantah. Selalu ada
segudang prasangka di balik perbuata baik sekalipun.
Katanya
sakit tapi kok keluyuran. Mungkin dia terpaksa keluar rumah sekalipun sakit karena
anaknya butuh makan dan tidak ada yang bisa diminta bantuan untuk membelikannya.
Katanya
sibuk tapi kok online. Mungkin dia terpaksa sedang membalas chat yang penting
dari anaknya yang di luar kota atau orangtuanya yang lagi kangen.
Katanya tidak
punya uang tapi kok bisa liburan. Mungkin dia diajak saudaranya untuk ikut liburan
karena selalu bersikap baik pada sudaranya.
Katanya ibadah
menyantuni anak yatim tapi kok pamer. Mungkin ada banyak sahabat dunia maya yang
terinspirasi untuk melakukan hal yang
sama setelah membacanya.
Anaknya
juara kelas tapi pamer di medsos. Beli motor baru posting di medsos. Atau makan
enak di restoran mahal sambil update status. Tidak masalah, itu semua dilakukan
karena dia sekedar ingin berbagi kebahagiaan. Atau berbagi kabar gembira kepada
teman-temannya di jagat maya.
Begitu pula di
taman bacaan. Ada anak yang dilarang membaca buku karena tidak suka pada taman
bacaan. Ada yang kerjanya gibah padahal tidak pernah membantu apa pun. Donasi
buku tidak, kasih uang tidak. Tapi saat ngomong seperti orang paling berjasa di
taman bacaan. Ya itu semua bisa terjadi di taman bacaan, bisa dialami pegiat
literasi.
Pesan
moralnya, biarkanlah berbagai prasangka itu bertebaran. Karena tugas orang lain
adalah membenci, sementara tugas kita berbuat untuk menjadi lebih baik. Maka sediakan
ruang yang lebuh luas dalam hati untuk tetap berprasangka baik kepada siapa pun.
Karena ada berjuta-juta alasan untuk
berprasangka baik kepada sesama.
Tetaplah rawat prasangka baik dalam diri
sendiri. Hati-hati dengan prasangka buruk sekecil apa pun. Bila perlu hilangkan
semua prasangka buruk karena itu bisa jadi sebab sakit yang kamu ciptakan
sendiri. Dan ketahuilah, prasangka itu alasan yang sederhana bagi orang-orang
bodoh. Salam literasi #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar