Hidup itu bukan soal panjang pendeknya usia. Tapi seberapa besar kita dapat membantu dan mengabdi untuk orang lain. Itulah spirit hidup seorang relawan di mana pun. Tidak terkecuali relawan di Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Relawan TBM, mereka itu orang-orang langka yang mau mendedikasikan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membantu aktivitas di taman bacaan.
Sangat salah
pandangan banyak orang. Bila berpikiran relawan taman bacaan dianggap orang yang
punya banyak waktu. Apalagi menganggap orang-orang yang tidak punya kerjaan.
Bila Anda tidak punya waktu, relawan pun tidak punya waktu. Tapi relawan taman
bacaan masih mau menyediakan waktunya untuk berkiprah di taman bacaan. Karena itu,
saya justru menganggap “relawan taman bacaan justru punya hati”. Hati untuk pengabdian
sosial, untuk kemanusiaan. Dan orang-orang berjiwa relawan itu memang tidak banyak
alias langka.
Seperti di TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Hanya ada 10
relawan yang bergabung; 6 cewek dan 4 cowok. Mereka rata-rata berada di umur
16-28 tahun. Ada Ayi, Susi, Gina, Salwa, Dilla, Zia, Ilham, Misbach, Ridwan, dan
Gandi. Semua relawan dalam komando saya untuk mejalankan program dan aktivitas
di TBM Lentera Pustaka, seperti 1) melayani kegiatan baca Taman BAcaan (TABA)
170 anak-anak usia sekolah dari 3 desa, 2) mengajar 9 ibu-ibu warga belajar Gerakan
BERantas BUta aksaRA (GEBERBURA), 3) mengajar calistung 14 anak-anak KElas PRAsekolah
(KEPRA), 4) melayani koperasi simpan pinjam Lentera yang diikuti 16 ibu-ibu,
dan 5) meng-administrasikan donasi buku, baik yang masuk maupun keluar. Semua
yang dikerjakan relawan TBM Lentera Pustaka gratis dan tidak dibayar sepeser
pun. Hebatnya lagi, 5 relawan TBM Lentera Pustaka bukanlah “warga lokal”. Tapi ada
yang dari Depok, Tenjolaya, dan Kota Batu yang sengaja datang seminggu sekali
mengabdi di taman bacaan.
Sungguh , relawan
memang orang-orang langka.
Dialah yang melakukan pengabdian sosial secara
sukarela. Tanpa ada paksaan apalagi berharap mendapat imbalan. Selain punya
hatiu, relawan punya kepedulian dan punya harapan untuk membantu kaum yang
memang layak dibantu, termasuk anak-anak yang sedang berjuang untuk membaca
akibat selama ini tidak punya akses bacaan. Termasuk ibu-ibu warga belajar buta
huruf yang ingin bisa baca-tulis agar lebih bermartabat di mata anak-anaknya.
Atau mengajari anak-anak kelas prasekolah secara gratis lagi tidak mudah.
Itulah relawan, mungkin motivasinya hanya kebaikan dan kebaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar