Semua orang sepakat. Perubahan atau berubah bukan hanya perlu tapi penting.
Tapi sayang, tidak sedikit orang memandang perubahan hanya jargon, hanya spirit. Sementara perilakunya tidka
berubah. Tidak melakukan apapun untuk berubah menjadi lebih baik. Maka, berubah
hanya sebatas harapan.
BERUBAH, hanya harapan. Berharap ada perubahan. Atau berharap berubah.
Berharap pandemic Covid-19
berubah jadi normal. Berharap masa pensiun
lebih sejahtera daripada saat bekerja. Berharap masa depan lebih baik sekalipun
tidak membaca buku. Semuanya sekadar harapan. Perubahan,
lagi-lagi cuma harapan.
Hari ini atau besok. Berapa banyak orang yang berteriak akan pentingnya BERUBAH. Tapi sungguh,
mereka sebenarnya tidak melakukan apapun. Kecuali rutinitas semata. Bahkan tidak sedikit orang menuntut orang lain berubah. Sementara dirinya sendiri sulit untuk berubah.
Terlalu berharap, orang-orang di sekitarnya berubah. Tapi nyatanya, mereka sendiri tidak sedikitpun mau mengubah
dirinya. Bahkan untuk satu hal yang kecil sekalipun. Seperti berubah untuk membaca buku. Berubah untuk tidak banyak menonton TV.
Atau berubah untuk mengaji jadi kebiasaan sehari-hari.
Sungguh perubahan atau berubah. Bukan hanya
teriakan.
Maka harus ada kesediaan diri untuk berubah. Melakukan aksi nyata, bukan
sebatas omongan apalagi teriakan. Karena berubah itu “dari dalam’ ke “luar”.
Bukan berteriak “ke luar” untuk berubah. Sementara “di dalam” diri tidak ada
yang berubah.
Dan yang paling aneh. Bila di luar sana sudah berubah.
Keadaan berubah, lingkugan berubah. Ada banya perubahan di luar sana. Tapi kita
justru tidak pernah mengubah “cara pandang” dalam melihat perubahan itu
sendiri.
Seperti kata bijak. Banyak orang berpikir bahwa dunia akan
berubah. Berharap keadaaan akan berubah. Tapi tidak satu pun dari mereka,
berusaha untuk mengubah dirinya sendiri. Maka, berubah atau punah. Salam literasi
#KampanyeLiterasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar