Zaman now, eranya boleh digital, serba canggih. Karena gawai ada dalam genggaman. Tapi sayang, banyak orang yang “menolak panggilan”. Karena telepon masuk tidak dijawab. Ada WA pun tidak dibaca apalagi dibalas. Bahkan otang tua SMS pun dicuekin, tidak dijawab. Sementara hari-harinya memegang HP. Main gadget. Gawai dalam genggaman yang salah pakai. Karena selalu menolak “panggilan”.
Gemar menolak panggilan. Realitas itu banyak terjadi
sekarang.
Gawai boleh canggih. Fiturnya banyak. Video call bisa,
kamera resolusi tinggi. Tapi semua itu tidak berguna. Karena dipakai untuk
kesenangan pribadi. Tapi setiap ada panggilan, selalu ditolak. Sengaja tidak
diangkat, sengaja tidak dijawab. Tapi bilangnya sibuk atau lagi di-charge. Intinya,
menolak panggilan, membiarkan panggilan. Entah karena malas angkat, entah
karena benci atau tidak suka. Selalu ada alasan negatif untuk menolak
panggilan.
Seperti di taman bacaan. Hari ini masih banyak anak-anak
yang menolak “panggilan membaca”. Anak-anak yang tidak mau membaca, tidak datang
ke taman bacaan. Atas sebab alasan apapun. Lebih senang nongkrong, lebih senang
main. Membaca buku sebagai perilaku baik, tentu bukan tanpa hambatan. Selalu
saja ada tantangannya. Maka, membaca buku dan taman bacaan butuh perjuangan dan
kesabaran. Demi tegaknya tradisi baca dan budaya literasi. Di mana pun dan
hingga kapan pun. Karena taman bacaan, sejatinya sedang membangun peradaban.
Adalah fakta, banyak orang berani menolak panggilan
membaca. Berani menolak panggilan perbuatan baik di taman bacaan. Bahkan berani
menolak panggilan pikiran dan perilaku baik. Mereka lupa, sejatinya hidup di
dunia itu adalah menjalankan “panggilan” untuk menebar kebaikan, membuat kemanfaatan. Sambil melayani orang
lain untuk bisa lebih baik.
Bila panggilan kebaikan saja ditolak. Bila panggilan
telepon orang tua pun ditolak. Lalu, apakah manusia bisa “menolak panggilan”
Allah SWT? Siapa yang berani menolak panggilan Allah? Maka hati-hatilah. Segera
muhasabah diri, introspeksi. Mumpung masih ada waktu. Karena cepat lambat,
siapa pun tidak akan dapat lagi menolak panggilan Allah. Bila waktunya tiba.
Manusia sering lupa. Sehat, rezeki, dan panjang umur itu semua dari Allah.
Bukan karena kepintaran atau kecerdasannya. Lalu, kenapa karena ego,
pangkat, jabatan atau status sosial jadi terlalu mudah “menolak panggilan”. Jangan
pernah menolak panggilan, apalagi dari Allah SWT.
Sejatinya, Allah itu hanya memanggil manusia
3 kali saja seumur hidup. Panggilan yang tidak boleh ditolak. Panggilan yang harus
dilaksanakan, harus dikerjakan oleh manusia sebagai
hamba-Nya. Tanpa kecuali dan untuk siapa pun. Ada 3 panggilan yang harus
dikerjakan. Yaitu 1) panggilan AZAN untuk sholat, 2) panggilan
HAJI untuk berkunjung
ke rumah-Nya, dan3) panggilan KEMATIAN untuk berpulang ke sang
pencipta,
Maka jangan pernah menolak panggilan Allah SWT. Panggilan-nya harus dikerjakan dan
dijawab dengan amal soleh, dengan amal perbuatan. Karena bila berani menolak
panggilan azan, berani menolak panggilan haji. Maka Allah pasti
siap memanggil manusia dengan KEMATIAN. Karena “qullu nafsin zaiqotul maut”,
setiap manusia pasti akan merasakan mati.
Hanya sebab Allah, hidup dan mati seorang manusia. Pandemi
Covid-19 jadi bukti, siapa-siapa yang meninggal dunia akibat virus corona. Ada yang
mati di usia muda,
ada yang tua. Ada yang mati karena sakit, ada yang mati tanpa sakit. Karena sungguh, kematian adalah rahasia Allah SWT. Saat panggilan Allah
SWT, hanya “amal soleh” yang
mampu menjawabnya.
Maka selagi di dunia, jangan tolak panggilan kebaikan. Dan
mintalah ampun kepada Allah, lalu penuhilah setiap panggilan
Allah. Jadikan setiap
perbuatan baik sebagai panggilan jiwa. Karena di setiap kebaikan, di situ pun
ada panggilan Allah.
Siapa pun, bila ingin bahagia bila ingin sukses. Maka
cara meraihnya adalah taat kepada Allah. Karena semua itu hanya di tangan
Allah. Ketahuilah, “Dunia ini hanya sementara, akhirat-lah
tujuan utama. Jangan
tolak panggilan kebaikan sekecil apa pun. Hingga kita meletakkan
telapak kaki di surga nanti”. Salam literasi. #KampanyeLiterasi
#TBMLenteraPustaka #TamanBacaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar