"19 tahun sudah. Usia anakku Farid Nabil Elsyarif hari ini. Sebuah karunia yang tidak bisa diurai dengan kata demi kata. Hanya doa yang bisa aku panjatkan di setiap sisa nafasku. Agar Farid selalu diberi Allah SWT sehat wal afiat dan keberkahan dalam hidupnya. Dan yang terpenting punya banyak waktu untuk mengenal Allah dan beribadah. Sambil focus menyelesaikan kuliah di Prodi Matematika Universitas Brawijaya. Teruslah untuk belajar banyak hal dari segala sudut pandangmu dengan objektif. Selamat Ulang Tahun Nak," begitu tulisku pagi ini.
Ini hanya dialog virtual ayah di hari ulang tahun anak
laki-lakinya, Farid Nabil Elsyarif.
Mungkin kamu masih ingat Nak. 4 tahun lalu di tanggal ini pula, kamu bersemayam
sholat Subuh di Ka'bah Baitullah Masjidil
Haram. Kain kiswa yang hitam pekat lagi suci itu menjadi saksi doanmu di
Multazam. Maka tidak ada
kado terindah di hari ulang tahunmu. Selain untaian doa agar kamu menjadi anak yang soleh dan mampu meraih ridho-Nya. Tetap
sabar, syukur dan ikhlas dalam keadaan apapun. Jadilah hamba Allah yang makin
ma’iyatullah; makin dekat bersama Allah.
Dialog ini menjadi penting. Karena Abi dengan segala kekurangannya. Tentu,
tidak akan bisa terus melihat dan menyaksikan apa yang kamu jalankan di luar sana. Karena manusia sehebat apapun pasti terbatas dan
berbatas. Hanya kepada Allah, Abi percayakan agar kamu selalu dilindungi, dicegah
dari segala hal yang tidak baik. Jauh dari fitnah, kesedihan, kebencian, dan segala perilaku yang bisa mencelakaimu.
Jujur, Abi sama
sekali tidak tahu. Apakah kamu bahagia atau tidak menjadi anak Abi. Tapi satu
hal yang Abi selalu perbuat dan doakan. Sebisa dan semampunya, Abi akan terus
berjuang untuk kemandirian kamu di masa depan. Cinta dan kasih sayang Abi,
persis seperti gula dan rasa manis. Tidak akan bisa dipisahkan dan tidak akan
berkurang hingga kapanpun. Jangan pernah takut atau gundah dalam hidup. Karena Allah WT
selalu Bersama kita. Senangkan Allah, maka Allah akan senangkan kita….
Di hari ulang tahunmu Nak.
Abi hanya bisa
berdialog secara virtual melalui tulisan ini. Dengan sedikit pelukan cinta.
Agar kamu ingat dan tahu. Bahwa tujuan hidup sejatimu adalah mampu menggapai tempat terhormat saat hidup dunia
untuk hari akhirat
kelak. Ketika kehidupan dunia ini sudah berakhir. Dialog
virtual ini, hanya sebuah nasihat yang sesekali nanti, di usia dewasamu, dapat kamu baca berulang-ulang.
Bukan hanya untuk kenangan, tapi bisa menjadi “bacaan reflektif’ tentang kamu
sendiri.
Dulu sewaktu kamu masih bayi. Abi selama 40 hari
pas selalu melantunkan ayat-ayat suci Al Quran di telingamu. Itu semua doa yang dipanjatkan
dari seorang ayah untuk anak laki-lakinya. Sekaligus ungkapan syukur atas
karunia Allah SWT.
“Ketahuilah Nak. Hidup di dunia itu semu. Tapi aromanya menggelegar. Maka banyak
orang yang mabuk akibat bujuk rayu dunia. Di luar sana, ada banyak contoh
orang-orang yang terlalu cinta dunia. Lupa kewajibannya, dari mana ia berasal
dan mau ke mana ia pergi? Hidup dalam kebencian dan permusuhan yang seharusnya
tidak perlu dilakukan. Lupa untuk diam, introspeksi diri dan bermunajat kepada
Allah. Hati-hatilah, Nak”.
Dunia itu hawanya panas. Bahkan tidak akan ada puasnya
bila dikejar. Maka jangan lupa, hidup di dunia
itu sementara. Tetaplah eling dan
waspada. Waktu itu berlalu
begitu cepat dan tidak mungkin kembali lagi. Maka teruslah
mendekat kepada Allah, tanpa perlu merasa lelah. Tanpa perlu peduli pada
manusia lainnya.
Dialog ayah di hari ulang tahun anak laki-lakinya. Hanya
sebuah nasihat.
Agar kamu mampu menjadi orang yang
kuat tanpa perlu melemahkan orang lain. Jadi orang yang sabar tanpa perlu menyalahkan orang lain. Jadilah orang yang ikhlas tanpa perlu mengingat kebaikan yang diperbuat untuk orang lain. Karena jalan
hidup semua orang sudah ada dalam skenario Allah.
Ketahuilah Nak. Tujuan hidup
manusia itu adalah akhirat pada akhirnya. Kematian yang harus dipersiapkan oleh
siapapun. Agar husnul khotimah, agar diampuni doa dan kesalahan kita. Maka jangan
silau hidup di dunia. HARTA itu hanya alat
untuk ke akhirat. TAHTA itu hanya
jembatan untuk ke akhirat. Dan MAHKOTA itu hanya selimut
ke akhirat. Maka jadikan duniamu untuk Allah dulu, Allah terus, dan Allah lagi …
Di hari ulang tahunmu, Nak.
Abi berpesan. Teruslah ikhtiar dan doa yang baik. Karena kebaikan dan kebenaran
tidak ada batasnya. Untuk siapa[un, kepada siapapun. Kuburlah dalam-dalam kisah masa lalu sepahit
apapun. Dan tanamilah hidup hari esok
dengan benih kebaikan. Jadi orang baik itu memang harus
diperjuangkan. Jadilah pemaaf bukan pendendam. Karena hanya Allah-lah pemilik
semua sifat baik.
Maka esok, beranilah katakan “tidak”
untuk yang salah. Katakan “iya” untuk yang benar. Karena salah dan benar tidak akan
pernah tertukar, bahkan tidka bisa direkayasa. Semua akan bekerja sesuai hukum
alam, hukum Allah.
Selamat ulang tahun Nak.
Ketahuilah, kegagalan itu pasti. Keberhasilan pun pasti. Semuanya tergantung padamu. Seberapa kuat kamu bertahan dan
bersabar. Asal tetap di jalan Allah dan ibadah hanya untuk Allah. Tetaplah
istiqomah dalam kebaikan Nak. Hingga kamu tertidur nanti, dari
lelahnya kehidupan dunia. @Bogor, 3 Januari 2021. #SelamatUlangTahunFarid #SangMaestro
Tidak ada komentar:
Posting Komentar