Taman bacaan adalah aktivitas sosial. Tapi kadang, banyak orang yang tidak paham dan tidak berkontribusi apapun justru merecoki dengan menebar berita buruk dan omongan negatif. Hingga bisa jadi, untuk pengelola taman bacaan yang "belum matang" menjadi kecil hati atau patah semangat. Karena itu, TBM Lentera Pustaka mengimbau pengelola taman bacaan untuk tidak gubris omongan orang lain. Karena taman bacaan di mana pun pasti saja ada orang yang tidak senang, bahkan gemar merecoki. Itulah ujian pengelola taman bacaan.
Taman Bacaan Masyarakat (TBM) LENTERA PUSTAKA adalah sebuah lembaga nirlaba yang bergerak dalam bidang palayanan taman bacaan masyarakat untuk meningkatkan tradisi baca dan budaya literasi anak - masyarakat. Berharap mendapat dukungan berupa buku bacaan dan relawan untuk membimbing jam baca anak-anak. Berlokasi di Kp. Warung Loa Desa Sukaluyu Kec. Taman Sari Bogor (Kaki Gunung Salak). Info hubungi: Syarif - 081285683535
Jumat, 18 Desember 2020
TBM Lentera Pustaka Imbau Pengelola Taman Bacaan Tidak Gubris Ocehan Negatif Orang
Seperti dialog saya dengan "sang inspirator" di rumah. Saya selalu katakan "lakukan yang
terbaik
yang kamu bisa, Nak". Tidak perlu mengejar yang sempurna, karena kamu tidak akan bisa. Dan tidak ada orang yang tidak punya masalah. Masalah pasti dimiliki semua orang. Hanya bentik dan cara mengendalikannya yang berbeda. Sebagai manusia, kita hanya bisa ikhtiar dan doa yang baik. Sementara kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT. Dan berbuat baik itu, tidak perlu menunggu waktu, tergantung perasaan atau bertanya apa untungnya buat kita? Maka patut diketahui. Saat berbuat baik, selalu ada saja orang lain yang akan mengganggu. Tidak usah peduli pada mereka. Karena orang jahat dan buruk itu sudah ada dari zaman Nabi. Mereka itu hanya ujian atas kebaikan yang kita perbuat. Maka kita cukup bersabar dan istiqomah saja. Dan selalu fokus untuk mengerjakan kebaikan dan kemaslahatan untuk orang banyak.
Seperti apa yang saya lakukan di TBM Lentera Pustaka. Sekarang ada 96 anak-anak usia sekolah yang membaca. Ada 8 ibu-ibu yang lagi belajar baca dan tulis. Bahkan ada 10 anak-anak yatim yang dibina agar tetap bisa sekolah. Itu semua kegiatan baik, perilaku baik. Tapi nyatanya, ada saja orang-orang yang sibuk merecoki dan nyinyir terhadap aktivitas taman bacaan. Entah, mereka tidak paham atau memang gemar merecoki. Maka pilihannya sederhana, mau ikut barisan untuk berbuat baik atau tidak?
Dalam kehidupan ini. Banyak orang yang tidak perlu kita gubris. Termasuk saat mengelola taman bacaan. Karena orang-orang jahat itu di luar kendali kita. Jangankan mengubah mereka, untuk menasehati mereka pun belum tentu mempan. Maka yang harus dilakukan adalah kita cukup mengendalikan diri kita sendiri. Lalu mengubah cara pandang kita. Sehingga kita tahu siapa mereka dan bagaimana keadaannya sesungguhnya?
KETAHUILAH, KITA HANYA MEMILIKI DUA TANGAN DAN TIDAK MUNGKIN CUKUP UNTUK MENUTUP MULUT ORANG_ORANG JAHAT ITU. TAPI TANGAN KITA PASTI BISA DIGUNAKAN UNTUK MENUTUP KEDUA TELINGA KITA SENDIRI. UNTUK MENGHINDARI OMONGAN DAN CELOTEHAN NEGATIF ORANG-ORANG ITU.
Maka siapapun yang ber-literasi, siapapu yang mengelola taman bacaan. Harus berani bersikap dan memilih untuk menutup telinga dari omongan negatif orang lain yang tidak penting dan tidak memberi manfaat sama sekali bagi kita atau orang banyak. Taman bacaan harus berproses dan menjalani aktivitas mulia untuk menegakkan tradisi baca dan budaya literasi anak-anak dan masyarakat. Biarkan waktu nanti yang akan membutikkan semuanya ...
KARENA KITA, BUKAN APA YANG KITA KATAKAN. TAPI APA KATA ORANG LAIN TENTANG KITA YANG DAPAT DIBUKTIKAN. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BudayaLiterasi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar