Adalah fakta, tidak banyak taman bacaan masyarakat
(TBM) yang terpantau aktif berkegiatan di Indonesia. Taman bacaan yang akhirnya
seakan “mati suri”. Taman bacaan di ufuk senja, yang sebentar lagi terbenam.
Namun tidak demikian halnya dengan
Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di Desa Sukaluyu Kaki Gunung
Salak Bogor. Di usia ke-2, TBM Lentera Pustaka yang diresmikan pada 5 November
2017 dikenal taman bacaan yang unik dan menyenangkan. Karena aktivitas membaca
anak-anak seminggu 3 kali tetap berjalan dengan penuh antusias. Bahkan dengan
menerapkan model “TBM Edutainment”, TBM Lentera Pustaka mampu mengemas kegiatan
membaca dan budaya literasi secara kreatif, dengan menerapkan senam literasi,
salam literasi, doa literasi, lab baca, membaca bersuara, dan event bulanan
secara rutin sepaket + jajanan kampung gratis. Seperti kata DAAI TV, TBM
Lentera Pustaka dikenal punya kegiatan literasi yang menyenangkan: https://www.youtube.com/watch?v=86pl8Rz5PgQ&t=244s
Didirikan oleh Syarifudin Yunus,
Dosen Pendidikan Bahasa Universitas Indraprasta PGRI dan Konsultan DSS
Consulting, TBM Lentera Pustaka hadir di Desa Sukaluyu untuk menekan angka
putus sekolah anak-anak usia sekolah yang mencapai 81% SD dan 9% SMP. Melalui
tradisi baca dan budaya literasi, diharapkan kesadaran belajar dan sekolah
anak-anak semakin kokoh sehingga tidak putus sekolah. Karena itu, untuk mendukung
operasional kegiatan, TBM Lentera Pustaka setiap tahun selalu melibatkan
sponsor CSR dari korporasi.
“Setelah berusia 2 tahun, saya
sebagai pendiri dan kepala program optimis TBM Lentara Pustaka mampu membangun
tradisi baca dan budaya literasi anak-anak usia sekolah di Desa Sukaluyu dan
sekitarnya. Apalagi di era digital begini, anak-anak harus lebih akrab dengan
buku” ujar Syarifudin Yunus yang kini tengah studi Program Doktor – S3
Manajemen Pendidikan di Pascasarjana Universitas Pakuan Bogor.
Sebagai wujud syukur dan mengkampanyekan tradisi
baca, TBM Lentera Pustaka pun menggelar #2 Festival Literasi Gunung Salak bertajuk
“Membaca Budaya Lokal” pada
Minggu, 17 November 2019 sekaligus memperingati HUT Ke-2 TBM Lentera Pustaka.
Untuk meningkatkan tradisi baca dan budaya literasi anak-anak usia sekolah, di
samping menjadi momentum “pestanya orang kampung”. Hingga saat ini, pencapaian
yang diraih TBM Lentera Pustaka tergolong luar biasa, seperti:
INDIKATOR
|
Des 2017
|
Des 2018
|
Capaian
|
Anak Pembaca Aktif
|
24 anak
|
60 anak
|
150%
|
Jumlah Koleksi Buku
|
900 buku
|
3.200 buku
|
255%
|
Rata-rata buku dibaca per minggu
|
1 buku
|
5-8 buku
|
500%
|
Jam Baca Rutin per minggu
|
2 kali
|
3 kali
|
50%
|
Selain itu, Syarifudin Yunus
selaku pendiri TBM Lentera Pustaka pun didapuk sebagai pegiat literasi
Indonesia yang sering menjadi nara sumber budaya literasi di berbagai media dan
sekolah, seperti di DAAI TV dan TV Parlemen (Gerakan
Literasi Nasional – 11 Sept 2019: https://www.youtube.com/watch?v=qBTAJvdgmmE&t=2107s).
Lebih dari itu, TBM Lentera Pustaka di tahun 2019 ini pun telah menjalankan
program pemberantasan buta huruf melalui GErakan BERantas BUta aksaRA (GEBERBURA)
Lentera Pustaka yang saat ini secara rutin mengajar melek baca dan tulis bagi
10 ibu-ibu di Desa Sukaluyu. Dengan penuh semangat memberantas buta aksara (DAAI
TV – 28 Agustus 2019: https://www.youtube.com/watch?v=_USSmScL2YQ).
GEBERBURA lahir sebagai ebntuk keprihatian sekaligus tanggung jawab sosial
untuk bertindak nyata dalam memberantas buta huruf di Kaki Gunung Salak, yang reatif
tidak jauh dari Jakarta (Talkshow Semangat Berantas Buta Aksara DAAI TV – 11
Sept 2019: https://www.youtube.com/watch?v=keqUjYFLYxk&t=329s).
TBM Lentera Pustaka, bisa jadi,
saat ini tercatat sebagai satu-satunya taman bacaan resmi di Kec. Tamansari Bogor
yang memiliki fasilitas wifi dengan petugas baca 4 orang yang “buka tutup”
warung baca seminggu 3 kali. Terletak di kawasan wisata Gunung Salak (dekat
dengan Curug Nangka, Pura Parahiyangan Jagatkarta, dan Kampung Salak) bahkan
terlewati saat wisatawan ingin ke kawasan wisata Gunung Halimun Salak atau Curug
Luhur, TBM Lentera Pustaka tetap konsisten untuk menjadi “lentera” dalam
menerangi pikiran dan perilaku anak-anak usia sekolah melalui buku bacaan (Mewujudkan Budaya Literasi TV Parlemen, 24 Sept 2019: https://www.youtube.com/watch?v=qOPq3TzMjts).
Berawal dari garasi rumah, TBM
Lentera Pustaka kini telah menjadi sentra pembelajaran informal anak-anak usia
sekolah dan masyarakat. Selain mengajarkan adab kepada anak-anak, TBM Lentera
Pustaka pun mengusung motto #BacaBukanMaen. Agar anak-anak tidak melulu bermain
sepulang sekolah. Tapi mau dan terbiasa untuk membaca di taman bacaan. Demi tegaknya
tradisi baca dan budaya literasi anak-anak usia sekolah. Anak-anak yang tidak “tergilas”
media sosial (Literasi Media Sosial TV Parlemen – 17 Okt 2019: https://www.youtube.com/watch?v=VrOqBDSucP0&t=123s)
bahkan tidak perlu terlibat urusan politik yang membingungkan (Literasi Politik
TV Parlemen, 22 Oktober 2019: https://www.youtube.com/watch?v=3Dg8e1Kjje8).
Agar tercipta masyarakat yang literat dalam berbagai bidang kehidupan.
Lalu, apa yang akan dilakukan TBM lentera Pustaka ke
depan?
Tidak muluk-muluk. TBM Lentera
Pustaka hanya ingin tetap konsisten meningkatkan tradisi baca dan budaya
literasi anak-anak usia sekolah dan memberantas buta huruf kaum ibu. TBM
Lentera Pustaka bertekad menjadi taman bacaan sebagai tempat yang menyenangkan
bagi anak-anak. Karena itu, TBM Lentera Pustaka kini sedang mewujudkan “Kebun
Baca Lentera” sebagai tempat nyaman membaca di kebun, di samping bertekad
mewujudkan “motor baca” yang siap keliling ke kampung-kampung dalam menularkan
tradisi baca dan budaya literasi anak-anak yang selama ini belum mendapat akses
bacaan. Tentu, semua niat baik tersebut membutuhkan partisipasi korporasi, donator,
dan relawan agar bisa terealisasi.
TBM Lentera Pustaka pun kini telah menjadi
rujukan kegiatan literasi di Indonesia. Seperti menjadi narasumber Majalah
Kartini tentang “Pentingnya Literasi Dalam Memilih Buku Bacaan Di Tengah
Gelombang Buku Impor” No. 2497 edisi Agustus 2019 dan narasumber “Motivasi Anak Membaca” Harian Jawa
Pos – Januari 2018. Komitmen dan konsistensi
kegiatan membaca inilah yang menjadikan Pendiri TBM Lentera Pustaka, Syarifudin
Yunus meraih UNJ Award 2017 bidang Pengabdian Masyarakat.
Maka TBM Lentera Pustaka pun mengajak seluruh pihak
untuk lebih peduli terhadap tradisi baca dan budaya literasi anak-anak usia
sekolah. Agar mereka tidak tergilas oleh gempuran teknologi dan era digital
yang kian mengungkung hidup manusia.
Dan yang paling penting. Taman bacaan pun harus mampu
menjadi tempat menyenangkan bagi semua kalangan, di samping menjadi “lading amal”
bagi semua orang. Karena kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau tidak sekarang ,
kapan lagi? Tegakkan terus tradisi baca dan
budaya literasi … AYO KITA MEMBACA #TBMLenteraPustaka #BudayaLiterasi
#BacaBukanMaen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar