Membangun tradisi baca di kalangan anak-anak zama now, sungguh tidak mudah.
Apalagi di era digital seperti sekarang. Pemandangan anak-anak sedang membaca semakin jarang terlihat. Di jalan, di angkutan umum, bahkan di perpustakaan nyari tidak ada lagi anak-anak yang membaca. Adalah fakta, tradisi baca di kalangan anak-anak kian langka, bila tak mau dibilang punah.
Anehnya lagi, semangat orang tua untuk membacakan buku anak-anaknya pun nyaris tidak ada lagi. Membaca bukan lagi prioritas bagi anak-anak. Sehingga menonton TV, bermain HP atau laptop telah menjadi budaya baru anak-anak. Dan bisa jadi, semua itu dimulai dari rumah mereka. Maka wajar, bila kebiasaan membaca anak-anak Indonesia tergolong sangat rendah.
Seiring digaungkannya budaya literasi, kini momentum pas untuk semua pihak menyuarakan kembali pentingnya kegiatan membaca di kalangan anak-anak. Membiasakan anak untuk membaca, akrab dengan buku. Tradisi baca harus dihadirkan kembali dalam keseharian aktivitas anak-anak kita.
Memang, menumbuhkan kegemaran membaca pada anak tidaklah mudah. Apalagi saat ini, membaca dianggap kegiatan yang membosankan dan monoton. Sementara bermain HP dan menonton TV jauh lebih menarik. Oleh karena itu, harus ada cara khusus dalam membangkitkan kebiasaan membaca anak. Membaca seharusnya dibuat menjadi menyenangkan. Maka, ada 7 (tujuh) tips yang bisa dilakukan agar anak gemar membaca, antara lain:
1. Jadikan anak dekat dan suka pada buku. Minat baca anak sulit dibangun bila anak-anak tidak dekat pada buku. Maka letakkan buku di kamar, di dinding, di meja tamu dan tempat-tempat yang mudah dijangkau anak.
2. Biasakan memberi hadiah buku pada anak. Saat ulang tahun mulailah untuk menghadiahi buku daripada mainan atau boneka. Sambil menyampaikan pesan bahwa buku penting untuk menambah pengetahuan.
3. Bacalah buku di depan anak. Orang tua atau orang dewasa harus mampu memnjadi contoh bagi anak dalam membaca. Karena itu, biasakan membaca buku di hadapan anak-anak agar bisa ditiru.
4. Ajarkan anak untuk membaca bersuara. Selain melatih suara, membaca bersuara juga dapat menjadi permainan anak agar lebih dekat dengan buku.
5. Buatlah rak buku kecil di kamar anak. Lalu pajanglah buku-buku yang meraik dan disukai anak di rak tersebut, seperi dongeng, komik atau ensiklopedia. Agar lama-kelamaan, anak akan mengambilnya saat bosan bermain.
6. Ajak anak ke toko buku secara rutin. Agar anak terbiasa dengan pemandangan buku dan rak buku. Biarkan anak melakukan apa saja di toko buku, selagi menyenangkan.
7. Tanamkan manfaat dan pentingnya membaca untuk masa depan anak. Orang tua harus mau dan berani menyampaikan pesan pentingnya membaca buku. Di samping menambah pengetahuan, buku pun dapat menggali minat dan bakat serta potensi yang dimiliki anak.
Apabila tips di atas sudah dilakukan, maka langkah terakhir yang bisa dilakukan adalah membiasakan atau rutinitas membaca bersama anak. Paling tidak, sehari sekali di rumah, orang tua harus tanyakan dan ajak anak membaca. Seperti pepatah “ala bisa karena biasa”, maka begitu pula kegiatan membaca. Semakin dibiasakan maka semakin anak suka. Agar anak gemar membaca.
Menjadikan anak gemar membaca, memang tidak semudah membalik telapak tangan. Butuh proses, butuh motivasi, dan butuh perilaku nyata agar anak mau membaca. Namun harus dipahami, menanamkan kebiasaan membaca pada anak harus dilakukan sejak dini. Sejak usia balita atau SD, anak harus didekatkan dengan buku bacaan. Agar terbentuk tradisi baca dan budaya literasi yang memadai.
Berangkat dari realitas itu, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka, yang terletak di Desa Sukaluyu Kec. Tamansari Kab. Bogor di Kaki Gunung Salak berkomitmen untuk memberikan akses dan kemudahan anak untuk membaca. Setiap Rabu-Jumat-Minggu, sekitar 62 anak usia sekolah selalu membaca secara rutin. Alhasil, saat ini rata-rata per anak mampu membaca 5-10 buku per minggu. Padahal sebelum ada taman bacaan, anak-anak tersebut tidak pernah membaca. Bahkan dengan konsep “TBM Edutainment”, taman bacaan yang memedukan edukasi dan entertainment, TBM Lentera Pustaka kini mengembangkan tradisi baca yang kreatif dan menyenangkan. Misalnya; ada senam literasi, salam literasi, menonton youtube membaca, membaca bersuara, lab baca di alam terbuka, hingga jajajan kampung gratis bagi anak yang rajin membaca. Bahkan kini, TBM Lentera Pustaka telah menjadi "tempat nongkrong" anak-anak karena setiap Sabtu dan Minggu tersedia wifi gratis.
Membuat anak gemar membaca, tanggung jawab siapa?
Tentu menjadi tanggung jawab orang tua, orang dewasa. Tentu dengan proses dan cara yang pas. Agar anak-anak mampu mengubah pandangan. Bahwa membaca bukanlah kegiatan serius lagi membosankan. Tapi membaca harus jadi kegiatan yang bergairah dan menyenangkan. Bila itu terjadi, maka tradisi baca dan budaya literasi anak pasti terbentuk … Salam Literasi #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen #BudayaLiterasi
(OPINI by Syarifudin Yunus – Pendiri TBM Lentera Pustaka dan Pegiat Literasi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar