TBM Lentera Pustaka Akrabkan
Anak Gunung Salak dengan Buku
Persentase minat baca anak Indonesia hanya 0,001 persen atau
hanya 1 dari 10.000 anak yang gemar membaca. Kondisi ini harus disikapi serius
bangsa Indonesia. Apalagi di tengah gempuran era digital, terobosan baru untuk
meningkatkan minat baca anak-anak Indonesia penting untuk digalakkan kembali.
Budaya literasi sebagai gerakan massal menjadi tidak berguna. Bila tidak
didukung langkah nyata untuk wujudkan perilaku membaca buku di kalangan
anak-anak Indonesia.
Salah satu langkah nyata yang diperlukan untuk tingkatkan
minat baca anak adalah memberi kemudahan akses bacaan kepada anak-anak di
seluruh pelosok nusantara. Di samping memperbanyak taman bacaan masyarakat
(TBM) di desa-desa atau di kampung-kampung yang selama ini kesulitan mendapat
akses buku bacaan.
Berangkat dari kepedulian itu, TBM (Taman Bacaan Masyarakat)
Lentera Pustaka yang berlokasi di Desa Sukaluyu Kec. Tamansari Kaki Gunung
Salak Bogor bertekad mengakrabkan anak-anak dengan buku. Membaca buku bisa
sambil bermain. Dengan mengusung motto #BacaBukanmaen, TBM Lentera Pustaka aktif
membangun budaya literasi sekitar 80 anak pembaca aktif yang ada.
“Kami di TBM Lentera Pustaka mengusung #BacaBukanMaen. Itu
artinya, program yang dijalankan tidak hanya di taman bacaan tapi dapat
dilakukan sambil bermain di kebun, di sungai, maupun di jalanan. Spiritnya,
kita ingin akrabkan anak-anak dengan buku. Tingkat Pendidikan di sini 81% hanya
SD, kami mengubahnya melalui buku” ujar Syarifudin Yunus, Pendiri dan Kepala
Program TBM Lentera Pustaka hari ini.
Selain jam baca yang diselenggarakan 3 kali seminggu, TBM
Lentera Pustaka juga menjalankan program-program yang memacu minat dan tradisi
baca anak-anak. Setelah setahun berjalan, alhamdulillah anak-anak di sini telah
membaca 5-8 buku per minggu. Tradisi membaca sudah berjalan di kampung yang
sebelumnya tidak ada sama sekali akses bacaan..
Sejak didirikan 1 bulan lalu, TBM Lentera Pustaka saat ini
memiliki 3.000 koleksi buku bacaan yang seluruhnya donasi para simpatisan dan
dikelola oleh 2 petugas literasi. Kawasan di sekitar TBM Lentera Pustaka
rencananya akan dijadikan “kampung zona baca hijau” sebagai komitmen membangun
tradisi baca dan budaya literasi yang kuat di kalangan anak-anak. Bahkan
sebagai bagian pemberdayaan masyarakat, TBM Lentera Pustaka saat ini tengah
menggagas berdirinya “Wisata Literasi Lentera Pustaka” sebagai wisata literasi
pertama di Indonesia; sebuah perjalanan wisata yang mengharuskan wisatawan
membaca buku sambil menyusuri sungai dan kebun dengan spot-spot foto yang
menarik.
“Dinamika zaman now telah menyingkirkan buku dari kehidupan
anak-anak. Untuk itu, TBM Lentera Pustaka ingin akrabkan kembali anak-anak
dengan buku agar tidak kalah dari gadget. Lewat buku, harapannya angka putus
sekolah di desa ini bisa berkurang” tambah Syarifudin Yunus.
Suka tidak suka, kesadaran orang tua dan pendidik untuk
mengkampanyekan pentingnya budaya literasi tidak boleh berhenti. Imbauan kepada
anak-anak untuk tetap membaca dan terus membaca harus selalu didengungkan.
Kampanye akan pentingnya membaca bagi anak-anak harus terus ditegakkan oleh
semua pihak.
“Budaya literasi di anak-anak kita hampir hilang. Untuk itu,
semua pihak baik korporasi dan individu harus peduli terhadap tradisi baca
anak-anak. Inilah saatnya kita turun tangan untuk membangun budaya baca anak-anak
kita. Jika tidak, mereka akan terlindas zaman” ujar Syarifudin Yunus.
Indonesia akan hebat, keluarga akan hebat bila anak-anak
yang ada di dalamnya selalu mau membaca dan dekat dengan buku. Anak-anak akrab
dengan buku. Namun sebaliknya, kita akan sengsara bila anak-anak semakin jauh
dari buku.
Inilah saatnya bagi siapapun, untuk ikut andil dalam
menyebarkan virus tradisi baca dan budaya literasi kepada anak-anak di dekat
kita. Karena membaca adalah jendela ilmu pengetahuan. #TBMLenteraPustaka
#BacaBukanMaen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar