"TBM-Edutainment", cara beda TBM Lentera Pustaka kelola Taman Bacaan Masyarakat
Mengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM)
tidaklah mudah. Karena faktanya, tidak sedikit taman bacaan masyarakat yang
seakan "mati suri", berjalan monoton sehingga seperti "ada tapi
tiada". Apalagi di tengah era milenial seperti sekarang, taman bacaan
kalah ramai dibandingkan coffee shop atau tepat nongkrong kulineran. Lalu,
siapa yang harus peduli terhadap eksistensi taman bacaan masyarakat? Sementara
di luar sana, tidak sedikit orang yang mendengungkan akan pentingnya budaya
literasi di kalangan anak-anak atau masyarakat. Sungguh, keadaan yang
kontraproduktif.
Mengapa
taman bacaan masyarakat "mati suri"? Setidaknya ada tiga penyebabnya;
1) buku ada pembaca tidak ada, 2) pembaca ada buku tidak ada, dan 3) komitmen
pengelola TBM yang lemah, tidak fokus mengelola taman bacaan.
Maka wajar,
Taman Bacaan Masyarakat kian "terpinggirkan" manakala TBM dikelola
tanpa kreativitas dan tanpa inovasi. Berangkat dari realitas itu, dibutuhkan
cara yang ciamik untuk mengelola taman bacaan masyarakat (TBM). Cara ciamik
mengelola TBM bertumpu pada "cara yang beda" dalam mengelola taman
bacaan. Artinya, TBM bukan hanya menjadi tempat membaca anak-anak atau
masyarakat. Tapi taman bacaan harus bisa menjadi "motor penggerak"
aktivitas sosial dan kemasyarakatan di mana taman bacaan beroperasi.
Sebutlah dengan istilah "TBM-edutainment"; tata kelola taman
bacaan masyarakat yang memadukan edukasi dan entertainment.
Konsep
"TBM-edutainment" inilah yang diterapkan Taman Bacaan Masyarakat
(TBM) Lentera Pustaka di Kp. Warung Loa Desa Sukaluyu Kec. Tamansari Kab. Bogor
tepatnya di Kaki Gn. Salak Bogor sepanjang tahun 2018. Di TBM Lentera Pustaka,
ada 8 cara ciamik kelola "TBM-Edutainment" taman bacaan masyarakat
seperti:
1. Selalu "senam -- salam - doa
literasi" sebelum jam baca
TBM Lentera
Pustaka memiliki dan selalu melakukan "senam literasi", "salam
literasi" dan "doa literasi" sebelum membaca. Seluruh anak-anak
dan siapapun yang hadir ikut memberi salam dan bersenam ria sebagai simbol
semangat dan motivasi akan pentingnya tradisi baca dan budaya literasi.
2. Selalu ada event bulanan
TBM Lentera
Pustaka selalu mengadakan event bulanan dengan menghadirkan "tamu dari
luar" untuk ber-interaksi dan memotivasi anak-anak agar rajin membaca.
Pengisi acara event bulanan ini bisa pemain band, guru pramuka, pesulap,
pendongeng, motivator, dai cilik, pelukis, dan sebagainya. Hebatnya, "tamu
dari luar" pengisi acara event bulanan ini tidak dibayar sama sekali,
sebagai bentuk kepedulian sosial mereka terhadap peningkatan tradisi baca dan
budaya literasi anak-anak.
3. Pesta "jajajan kampung" gratis
Sebagai
apresiasi terhadap anak-anak yang rajin membaca, TBM Lentera Pustaka setiap
bulan menggelar pesta "jajanan kampung" gratis. Semua anak yang
membaca bisa menikmati jajanan kampung dari pedagang keliling yang lewat sepeti
cilok, bakso, cakwe untuk memotivasi agar anak-anak untuk rajin membaca.
4. Laboratorium Baca tiap hari Minggu
TBM Lentera
Pustaka selalu menerapkan "Laboratoriun Baca" setiap hari Minggu;
sebuah aktivitas membaca di alam (sungai, kebun, jalan, dsb) sambil diajarkan
"cara memahami isi bacaan" melalui teknik metaforma yang langsung
dipimpin oleh pendiri dan Kepala Program TBM Lentera Pustaka, Syarifudin Yunus.
5. Tersedia WiFi gratis
Setiap hari
Sabtu dan Minggu, TBM Lentera Pustaka menyediakan WiFi gratis bagi anak-anak
yang rajin membaca. Di samping memberi akses internet, WiFi gratis disiapkan
sebagai bagian dari program untuk memberikan pengajaran "internet
sehat", di samping sebagai media belajar berbasis internet seperti nonton
youtube, googling konten, dan kisah motivasi anak-anak.
6. Anugerah pembaca terbaik
setiap bulan
Setiap
bulan, TBM Lentera Pustaka selalu memberikan anugerah "pembaca terbaik
bulanan" kepada anak yang rajin datang saat "jam baca" seminggu
3 kali dan mampu memahami isi bacaan dengan baik. Pembaca terbaik selalu
mendapatkan "piala khusus" dari TBM Lentera Pustaka.
7. Zona baca hijau "1.000 tanaman
polybag"
Untuk
menciptakan tempat membaca yang lebih luas, TBM Lentera Pustaka pun melakukan
inisiasi "zona baca hijau -- 1.000 tanaman polybag" yang diletakkan
di sepanjang jalan menuju TBM dengan tanaman tomat, strawberry dan tanaman lain
untuk menciptakan "zona baca hijau", titik baca yang hijau.
8. Mengusung motto #BacaBukanMaen
TBM Lentera
Pustaka mengusung motto #BacaBukanMaen, yang berarti perlunya kesimbangan
antara perilaku membaca dan bermain. Bahkan membaca pun dapat menjadi
alternative dalam bermain melalui buku-buku yang ada di TBM. Hal ini dilakukan
sebagai bagian untuk membentuk budaya "cinta buku cinta bacaan"
kepada anak-anak yang selama ini "jauh dari akses buku".
Alhasil,
sepanjang tahun 2018, TBM Lentera Pustaka melalui konsep
"TBM-edutainment" berhasil meraih capaian yang luar biasa.
Terciptanya tradisi baca dan budaya literasi di kalangan anak-anak usia sekolah
sebagai antisipasi agar tidak ada lagi anak-anak yang putus sekolah. Adapun
capaian TBM Lentera Pustaka hingga Desember 2018 dapat disimak hasilnya sebagai
berikut:
No.
|
INDIKATOR
|
Des
2017
|
Des
2018
|
Capaian
|
1.
|
Jumlah Anak
|
40 anak
|
110
anak
|
175%
|
2.
|
Anak Pembaca Aktif
|
24 anak
|
80
anak
|
233%
|
3.
|
Jumlah Koleksi Buku
|
900 buku
|
2.850
buku
|
216%
|
4.
|
Rata-rata jumlah buku dibaca per minggu
|
1 buku
|
5-8
buku
|
500%
|
5.
|
Jam Baca Rutin per minggu
|
2 kali
|
3
kali
|
-
|
6.
|
Jumlah Anak Baca di Jam Baca Rutin
|
15 anak
|
35
anak
|
133%
|
7.
|
Event bulanan menghadirkan “tamu dari luar” untuk berbagi
ilmu/keterampilan
|
-
|
Setiap
bulan
|
-
|
8.
|
Jumlah Petugas Baca
|
2 orang
|
2
orang
|
-
|
9.
|
Fasilitas TBM Lentera Pustaka
|
7 box buku
|
7 box buku, free wifi, karpet baca
|
-
|
10.
|
Program Motivasi Bulanan
|
|
1.
Pembaca Terbaik
2.
Jajan Bulanan
|
-
|
"Konsep
TBM-Edutainment saya gagas untuk TBM Lentera Pustaka agar mampu menjadikan TBM
sebagai center dari edukasi dan entertainment untuk anak-anak. Hal ini sebagai
penyesuaian terhadap era digital dan milenial. Mak harus ada cara yang
ciamik untuk menghudipkan tradisi baca dan budaya literasi anak-anak usia
sekolah yang ada di sini. Agar tidak ada lagi anak yang putus sekolah"
ujar Syarifudin Yunus, Kepala Program TBM Lentera Pustaka yang berprofesi
sebagai Dosen Unindra dan tengah menempuh S3 Manajemen Pendidikan di Unpak
Bogor.
Lalu,
apa pengembangan konsep "TBM-Edutainment" TBM Lentera Pustaka di
tahun 2019?
Selalu
ada cara yang kian ciamik untuk mengelola taman bacaan masyarakat. Di tahun
2019 nanti, TBM Lentera Pustaka telah menyiapkan kreasi dan inovasi baru
sebagai bagian untuk pengembangan taman bacaan. Agar dapat mengundang daya
Tarik anak-anak untuk makin rajin dalam membaca. Beberapa program
"TBM-Edutainment" tahun 2019 TBM Lentera Pustaka, antara lain:
1.
Penyelenggaraan "Gerakan BERantas Buta aksaRA (GEBER BURA)" bagi ibu-ibu dan
bapak-bapak yang buta huruf sebagai bagian pemberantasan buta huruf.
2.
Implementasi "Wisata Literasi lentera Pustaka Gn. Salak" sebagai wisata
alternative edukasi buat anak-anak dan keluarga yang berbasis membaca buku
sambil menyusuri sungai dan kebun di alam terbuka dengan spot-spot foto yang
menarik sambil berlatih cara mudah memahami isi bacaan melalui teknik
metaforma.
3.
PUsat Studi LITerasi MASyarakat (PUSLITMAS) sebagai pusat studi literasi
masyarakat akan pentingnya kajian dan riset tentang budaya literasi secara
informal (non-sekolah) yang ada di masyarakat.
4.
KOmunitas Baca Orang Kampung (KOBAK) sebagai gerakan moral untuk membangun
tradisi baca dan budaya literasi orang-orang kampung yang dewasa untuk ikut
serta membaca buku. Daripada ngobrol dan nongkrong lebih baik membaca agar
dapat membimbing anak-anaknya yang sekolah dengan memadai.
5.
Edukasi Literasi Finasial (EDULIF) sebagai
bentuk program edukasi literasi keuangan anak-anak setiap bulan. Tujuannya,
agar anak-anak mampu mengelola uang secara sederhana, membelanjakan uang
berdasarkan "kebutuhan" bukan "keinginan" yang disponsori
oleh AJ Tugu Mandiri, AJ Chubb Life Indonesia, dan Perkumpulan DPLK.
Membangun
tradisi baca di kalangan anak-anak usia sekolah atau masyarakat memang tidak
mudah. Membaca itu kebiasaan langka di era milenial. Apalagi ditambah himpitan
ekonomi dan puluhan tahun tanpa akses bacaan seperti taman bacaan masyarkat.
Maka TBM Lentera Pustaka mengajak semua pihak untuk lebih peduli terhadap
tradisi baca dan budaya literasi. Karena hanya dengan membaca, kita dapat ikut
serta menyelamatkan masa depan anak-anak.
Melalui
buku dan perilaku membaca, TBM Lentera Pustaka bertekad "tidak ada lagi
anak yang putus sekolah" sehingga tercapai ketuntasan belajar hingga
jenjang SMA.
"Taman
bacaan masyarakat adalah momentum semua pihak untuk ikut berbuat menyiapkan
masa depan anak-anak yang lebih baik dari orang tuanya. Maka, semua pihak harus
turun tangan dan mau menjadi relawan di taman bacaan. Mari ubah niat baik jadi
aksi nyata yang berguna bagi masyarakat" tambah Syarifudin Yunus.
Jangan
bilang kita cinta anak, bila tidak ada aksi nyata. Karena cinta bukan hanya
serpihan ludah yang terpancar dari lisan semata. Tapi cinta itu tentang
pengabdian dan kepedulian yang tertumpahkan tanpa henti sepanjang masa. Baca,
baca, dan bacalah ...
Jangan
pernah menyerah mengelola taman bacaan masyarakat. Karena selalu ada cara
ciamik yang kreatif dan inovatif untuk menjadikan taman bacaan masyarakat
selalu menarik dan pantas untuk anak-anak.
Sungguh,
hanya butuh optimisme dan sikap positif dalam membangun tradisi baca dan budaya
literasi anak-anak kita. Salam Literasi #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen
#BudayaLiterasi