Bagaimana persepsi pekerja di Jakarta terhadap dana pensiun? Sebuah studi terbaru tentang perencanaan keuangan pekerja di hari tua menunjukkan hasil sebagai berikut:
1. 60% pekerja ternyata belum
memiliki tabungan pensiun, yang mengindikasikan kurangnya kesadaran atau
prioritas terhadap perencanaan keuangan jangka panjang.
2. 80% pekerja hanya mampu
menabung untukhari tua maksimal Rp500.000 per bulan. Hal ini mencerminkan
keterbatasan kemampuan finansial berbanding kebutuhan harian
3. 50% pekerja lebih memilih
membeli dana pensiun secara online atau melalui aplikasi digital. Ini berarti
kehadiran platform digital untuk dana pensiun sangat dinantikan pekerja.
Pekerja di
Jakarta memiliki kebutuhan akan keamanan finansial di masa pensiun. Namun
tingkat persepsi dan preferensi terhadap dana pensiun masih rendah. Hal ini
disebabkan oleh rendahnya kesadaran pekerja untuk mempersiapkan hari tua, tingkat
penghasilan atau gaji yang terbatas, persepsi dalam memahami dana pensiun yang
kurang, dan kebingungan untuk dapat meng-akses dana pensiun secara digital.
Studi yang
melibaatkan 100 responden pekerja formal dan informal yang dilakukan Syarifudin
Yunus, edukator dana pensiun dan Ketua Dewan Pengawas DPLK Sinarmas Asset Management
ini memfokuskan pada tiga aspek utama, yaitu 1) kepemilikan tabungan pensiun, 2)
kemampuan menyisihkan dana untuk pensiun, dan 3) metode akses yang disukai
untuk membeli produk dana pensiun. Karena itu, untuk meningkatkan partisipasi
pekerja pada dana pensiun direkomendasikan pentingnya edukasi dan kampanye yang
masif dan berkelanjutan tentang perencanaan pensiun, khususnya bagi pekerja
berpendapatan rendah. Selain itu, ketersediaan akses digital untuk membeli produk
dana pensiun (DPLK) sangat dinantikan sebagai upaya meningkatkan inklusi dana
pensiun. Kesimpulannya, dana pensiun sangat pas menjadi instrumen yang layak dalam
kesinambungan penghasilan di hari tua bila sering disosilisasikan dan didukung
akses yang mudah. Hasil penelitian dana pensiun tentang “Persepsi dan
Preferensi Pekerja Biasa Terhadap Dana Pensiun Sebagai Perencanaan Hari Tua” telah
terbit di jurnal ilmu manajemen “Politeknik Pratama” pada 11 April 2025 (link hasil
penelitian: https://ejurnal.politeknikpratama.ac.id/index.php/jupiman/article/view/5002).
Maka penting
bagi pekerja hari ini, untuk mengubah cara pandang tentang masa pensiun. Yaitu
1) masa pensiun itu bukan soal waktu tapi soal keadaan. Mau seperti apa kita
saattidak bekerja lagi?, 2) masa pensiun itu bukan gimana nanti tapi nanti
gimana?, dan 3) masa pensiun bukan untuk ditakuti tapi dipersiapkan sejak dini.
Karena cepat atau lambat, setiap orang pasti akan pensiun. Jadi, apa yang sudah
dipersiapkan untuk hari tua? Mulailah siapkan masa pensiun sendiri, sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki. Tujuannya agar mandiri secara finansial di hari tua,
punya kesinambungan penghasilan, dan tidak merepotkan orang lain di masa pensiun.
Sebagai
solusinya, mulailah siapkan perencanaan hari tua melalui dana pensiun, seperti
melalui Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Caranya: menyetor sejumlah iuran
(dana) secara bulanan – memilih arahan investasinya – sehingga terbentuk akumulasi
dana sebagai manfaat pensiun yang siap dibayarkan saat masa pensiun tiba. Apa
untungnya memiliki DPLK? Karane melalui DPLK, setiap pekerja pada dasarnya: 1) memiliki
kepastian dana untuk hari tua, 2) mendapatkan hasil ivestasi yang optimal, 3) memperoleh
insentif pajak final 5% saat manfaat pensiun dibayarkan, 4) punya kesinambungan
penghasilan di masa pensiun, dan 5) bebas secara finansial di hari tua,
sehingga tidak merepotkan anak atau orang lain.
Maka selagi masih
bekerja, siapkan dana pensiun sejak dini. Agar KERJA YES, PENSIUN #YukSiapkanPensiun
#EdukasiDanaPensiun #DPLKSAM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar