Mungkin masih banyak yang belum percaya. Bahwa kita akan menuai apa yang kita tabur. Apapun yang terjadi di masa depan adalah konsekuensi atas apa yang dilakukan hari ini. Begitu pula, apa yang raih hari ini pun adalah hasil dari yang dikerjakan kemarin. Jadi, segala sesuatu yang terjadi adalah hasil dari hal-hal yang telah kita lakukan di masa lalu. Kita hari ini adalah produk dari masa lalu kita sendiri, bukan karena orang lain.
Seperti
yang dialami TBM Lentera Pustaka hari ini. Adalah hasil dari komitmen dan
konsistensi berliterasi sejak 7 tahun lalu. Anak-anak yang datang dan rajin
membaca sekarang adalah buah dari cara dan jerih payah mengelola taman bacaan
kemarin-kemarin. Relawan yang ada adalah buah dari cara yang dipilih TBM dalam
memperlakukan relawannya. Apa yang dituai hari ini, pasti erat hukumnya dengan
yang ditabur kemarin.
Tidak
usah khawatir. Kita pasti menuai apa yang kita tabur. Tenang saja dan tetaplah
berbuat baik. Teruskan menebar manfaat di mana pun. Baik atau buruknya kita
bukan kata orang. Tapi dari apa yang kita kerjakan.
Entah
kenapa, banyak orang ketika disakiti, inginnya balik menyakiti. Ketika ada
orang membenci inginnya kita langsung balik membenci. Saat ada orang yang
berbuat jahat, kita pun ingin membalasnya. Tenang saja, tidak usah membalas
apapun. Karena hukumnya sederhana, walaupun kita tidak membalasnya kelak akan
ada balasan dari orang lain atau balasan dari Allah langsung.
Sudah
tegas kok dalilnya, "Jika berbuat baik, (berarti) kamu telah berbuat baik
untuk dirimu sendiri. Jika kamu berbuat jahat, (kerugian dari kejahatan) itu
kembali kepada dirimu sendiri (QS. Al Isra:7). Jadi, ketika kita melakukan
kejahatan di mana pun dan kepada siapapun pasti kita akan menerima balasannya,
cepat atau lambat. Itulah yang disebut "karma". Dan ketika kita di
masa lalu, banyak melakukan hal-hal yang negatif. Maka bisa jadi di masa depan
Allah timpahkan ujian, cobaan bahkan musibah.
Saat
membaca buku, kita perlu memilih buku-buku bacaan yang baik dan berkualitas.
Saat berteman pun kita harus pandai memilih teman. Bahkan lingkungan pergaulan
pun harus dipilih yang baik dan sehat, bila tidak pasti akan "sakit".
Persis seperti bercocok tanam di kebun, apa yang kita tuai bergantung dari apa
yang kita taburkan. Sangat ridak mungkin kita menanam semangka, tapi yang kita
tuai adalah buah mangga.
Maka
hati-hati, apa yang kita tabur dalam hidup ini pasti berakibat langsung atas
apa yang kita terima di masa yang akan datang. Segala perbuatan dan tingkah
laku kita memiliki akibatnya, dan suatu saat kita harus
mempertanggungjawabkannya. Maka di sinilah pentingnya introspeksi diri atau
muhasabah.
Kita
maunya mengejar dunia dan fisik. Uang, rumah, harta dan lainnya. Tapi lupa
berpikir tentang berkahnya atau manfaatnya. Uang banyak tapi tidak ada
berkahnya ya ludes tidak karuan. Harta banyak tapi tidak ada manfaatnya buat
apa? Ilmu juga begitu, untuk apa tinggi-tinggi bila tidak bisa dibagi ke orang
lain?
Mungkin,
dari awal kita hanya menuntut ilmu cuma untuk mengejar dunia. Bukan untuk
membantu orang lain, bukan jadi jalan untuk menuju ke surga-Nya. Ilmu yang
tidak berkah, tidak pula bermanfaat. Hati-hati ...
Ingat,
kita akan menuai apa yang kita tabur. Dan bila kita belum menanam apapun maka
kita tidak akan menuai apapun. Salam literasi #TBMLenteraPustaka
#BacaBukanMaen
#TamanBacaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar