Budaya antre atau menunggu giliran mungkin dianggap soal sepele. Tapi tidak begitu di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Seperti yang terjadi pada 80-an pengguna layanan (anak-anak dan ibu-ibu) saat antre pembagian takjil setelah khataman Al Quran ke-4 kemarin di Bogor ((6/4/2024). Setelah menutup kegiatan “Ngabubu Read Ramadan Ceria di TBM”, seluruh pengguna layanan antre takjil yang dibagikan wali baca dan relawan TBM Lentera Pustaka disaksikan Syarifudin Yunus, Pendiri TBM Lentera Pustaka. Setelah antre, anak-anak pun membagikan membagikan takjil di jalanan dekat taman bacaan.
Di era sekarang, budaya antre tidak lagi masalah sederhana.
Tapi harus dilatih dan ditanamkan kepada anak-anak dan warga sejak dini. Karena
antre sulit dilaksanakan tanpa ada komitmen dan contoh praktik baik. Melatih
anak untuk terbiasa antre tidak semudah membalikkan telapak tangan, perlu waktu
dan pembiasaan serta keteladanan dari orang dewasa seperti yang dilakukan
secara rurin di TBM Lentera Pustaka. Mulai dari jajanan gratis, mengambil buku
bacaan, dan pembagian takjil. Agar tidak berebut dan lebih tertib.
Mengapa budaya antre perlu dilatih? Tentu, agar terbiasa
dan menjadi prinsip etika yang dijunjung tinggi di mana pun dan kapan pun. Untuk
kemaslahatan semua orang, di samping memperkokoh etika baik di Masyarakat.
Budaya antre mengandung pelajaran mulia berupa etika dan akhlak. Melalui antre,
anak-anak akan terbiasa 1) mengatur waktunya dengan efektif, 2) akan belajar
bersabar menunggu gilirannya, 3) akan menjadi orang yang mampu menghargai hak
orang lain, 4) akan belajar tentang kedisiplinan dan rasa malu jika merebut hak
orang lain, dan 5) akan membentuk akhlak baik anak.
“Kami di TBM
Lentera Pustaka, selalu mengajarkan budaya antre kepada anak-anak dan warga
sebagai pengguna layanan taman bacaan. Tujuannya sederhana, membiasakan antre
saja. Belajar menunggu giliran dan menghargai hak orang lain. Antre itu soal
membentuk etika dan akhlak anak-anak” ujar Syarifudin Yunus di TBM Lentera
Pustaka di Bogor.
Kebiasaan antre, sejatinya juga dapat membentuk pribadi anak
lebih kreatif. Karena melalui antre, si anak memikirkan hal-hal kecil untuk
mengisi waktu sembari menunggu giliran. Banyak orang menganggap anter soal
kecil. Tapi antre justru menjadi pelajaran berharga tentang etika dan cara
bersosialisasi dengan orang lain yang baik.
Maka TBM Lentera Pustaka memandang cara yang efektif untuk
membentuk karakter disiplin anak adalah dengan membiasakan antre. Antre sebagai
budaya untuk tertib. Pembiasaan ini dinilai sangat efektif dalam menerapkan
karakter disiplin anak sejak usia dini. Berawal dari kebiasaan-kebiasaan baik
yang dilakukan sehari-hari sehingga budaya antre jadi tertanam dalam diri anak.
Memang, kegiatan antre bukan hal yang baru bagi anak. Tapi anak-anak bisa
menemukan budaya antre ketika berada di lingkungan rumah, di sekolah atau di
mana pun. Antrelah agar tidak menyerobot hak orang lain. Salam literasi
#NgabubuRead #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar