Kamis, 11 Januari 2024

Bekerja Itu Kontrak Alam Bukan Kontrak Kerja

Dari berita yang beredar, di awal 2024 ini, badai PHK sepertinya makin kencang di ranah global hingga lokal. Sebut saja, Google dan Amazon yang mengumumkan PHK pada ratusan karyawan. Sebelumnya, Lazada saat baru kembali ke kantor setelah libur tahun baru, ratusan karyawan pun diberitahu bahwa mereka telah kehilangan pekerjaan. Di Indonesia, startup bimbel Zenius menyatakan menutup operasionalnya.

 

Sungguh, pekerjaan apapun dan siapapun tidak pernah bisa memprediksi apa yang akan terjadi besok. Banyak hal dalam kehidupan sudah berubah. Tidak bisa diduga, sulit diprediksi. Kecuali tetap ikhtiar yang baik dan mempersiapkan diri seoptimal mungkin.

 

Belum lama, seorang kawan bercerita kemungkinan kontraknya tidak diperpanjang di tahun 2024 ini. Dia sudah dikontrak tiga tahunan, jabatannya lumayan tinggi. Dia khawatir, sebab nasibnya tidak jelas sesudah selesai kontrak. Sambil menyimak, saya pun membantin. Bukankah nasib semua orang pun tidak jelas ya. Jangankan sesudah masa kontrak, besok pagi pun kita belum jelas nasibnya akan seperti apa? Tapi okelah, kita anggap itu soal lain.

 

Nah soal kontrak seorang kawan tadi, dia mengeluh dan sedih. Akan gimana ke depanya? Saya pun ikut prihatin dan berempati. Sambil menyarakan untuk tetap ikhtiar yang baik, Insya Allah pekerjaan dan rezeki tidak akan ke mana, tidak pernah tertukar. Saya hanya berikan ilustrasi untuk tetap bersyukur. Karena, setidaknya selama tiga tahun sudah berada di zona nyaman.  Sedangkan driver ojol, kuli bangunan atau pegawai warteg. Umur zona nyamannya pendek banget. Tidak ada kontrak, tidak ada jaminan kesehatan, tidak ada jaminan pensiun. Bahkan jaminan penghasilan untuk besok pun belum tentu ada.

 

Pegawai warteg, sama sekali tidak bisa menjamin pengunjung yang makan hari ini akan datang lagi besok. Driver ojol pun begitu, tidak bisa menjamin penumpangnya akan memesannya lagi besok. Tidak ada kontrak, tida ada hukum ketenagakerjaan yang mengatur soal itu. Mereka hanya dilindungi oleh undang-undang alam. Mereka hanya bisa ikhtiar saja. Masak seenak-enaknya, melayani seramah-ramahnya, maka pengunjung akan datang lagi. Kesungguhan hari ini dan selalu Bersiap dirilah yang akan mendatangkan jaminan di esok hari, bukan pemerintah atau pengusaha.

 

Persis seperti sutradara film, setelah syuting hari ini tidak menjamin akan syuting lagi besok. Tapi kesungguhan syuting hari ini, hasilnya akan mengundang syuting-syuting berikutnya. Sejatinya pegawai warteg, driver ojol, dan sutradara sekalipun juga punya ketakutan akan ketidakpastian hari esok. Hanya bisa, ikhtiar sebaik-baiknya saja. Mereka tidak dilindungi kontrak kerja, hanya kontrak alam yang akan memberi jaminan.

 


Bukan kontrak kerja tapi kontrak alam. Karena tidak ada yang pasti, apa yang akan terjadi besok. Masa pensiun besok pun tidak pasti bagi karyawan yang bekerja hari ini. Tidak ada jaminan karyawan akan sejahtera di masa pensiun apabila tidak mempersiapkannya. Bila gaji dihabiskan untuk kebutuhan sehari-hari, maka di masa pensiun saat sudah berhenti bekerja, mau gimana lagi? Di situlah masa pensiun sangat penting disiapkan sejak dini, selagi masih bekerja. Karena esok tidak pasti, maka yang dilakukan adalah mempersiapkan diri untuk esok. Khusus untuk masa pensiun, ada baiknya dipersiapkan melalui Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Sebagai produk keuangan untuk menjamin kesinambungan penghasilan di hari tua, di masa pensiun. Agar tetap nyaman dan tenag di hari tua, seperti saat masih bekerja.

 

Jadi apapaun, Bersiap diri memang perlu. Karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi dalam satu jam ke depan, apalagi besok. Dan jangan lupa tetap bersyukur dalam segala keadaan. Selalu bersiap diri untuk apapun, termasuk pekerjaan dan masa pensiun. Salam literasi #YukSiapkanPensiun #EdukasiDPLK #DanaPensiun

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar