Hai workers, salam sehat selalu ya. Ini hanya fakta di masa pensiun. Ternyata, nggak semua anak mau diikutin orang tua. Dan sebaliknya, nggak semua orang tua yang sudah pensiun pun mau tinggal bersama anaknya. Itu realitas yang terjadi di masyarakat. Tentu, ada banyak alasan dan pertimbangan yang mendasarinya. Jadi, nggak usah diperdebatkan.
Mungkin dulu, anak bilangnya, "Nanti,
kalau Bapak sudah tua dan pensiun tingga bersama saya saja ". Ehh ternyata,
setelah tiba waktunya. Si anak berkata lain dan akhirnya nggak mau diikutin
orang tuanya. Tentu, jangan disalahkan anaknya. Karena tiap anak dan tiap zaman
berbeda kondisi. Justru pesan moralnya, siapapun harus mempersiapkan hari tua
dan masa pensiunnya sendiri. Selagi masih bekerja, harus berani menyiapkan masa
pensiun yang nyaman. Agar tidak tergantung pada siapapun di hari tua.
Saat hari tua tiba, masa pensiun datang.
Mungkin selalu punya cerita suka dan duka. Tetap punya kebutuhan dan biaya
hidup tapi gaji sudah tidak punya. Pengen tetap bergaya hidup tapi keuangan
sudah tidak memadai. Belum lagi soal biaya kesehatan yang semakin mahal dari
waku ke waktu. Plus, ditambah usia harapan hidup yang makin panjang. Tentu,
semuanya punya konsekuensi. Minimal, siapapun harus mempersiapkan masa
pensiunnya dengan optimal.
Usia
muda, tentu tidak menjamin masa pensiun akan tetap sejahtera. Masa bekerja pun
tidak menjamin seseorang bisa nyaman di hari tua. Apalagi bila tidak menyiapkan
masa pensiun sejak dini. Tidak mau menabung atau menyisihkan sebagin gaji untuk
hari tua. Maka penting hari ini, mengajak para pekerja untuk mengumpulkan uang
melalui dana pensiun. Untuk hari tua yang nyaman, untuk masa pensiun yang Sejahtera
sehingga mampu mempertahankan standar gaya hidup di hari tua, saat tidak
bekerja lagi.
Suka
tidak suka, menjelang pensiun, siapapun setidaknya harus menata kembali :urusan
keuangan” pribadi. Harus berani mengambil keputussan keuangan yang
didesikasikan untuk masa pensiun. Karena cepat atau lambat, masa pensiun pasti
tiba. Untuk itu, mulailah di masa bekerja untuk 1)) menghindari utang yang
berjangka panjang sehingga di masa pensiun masih punya utang, 2) menjauhi gaya
hidup yang hedonis dan konsumtif, dan 3) jangan membuang waktu untuk mulai
menabung untuk hari tua. Karena masa pensiun, kalau bukan kita mau siapa lagi
yang peduli?
Hari
ini, faktanya 7 dari 10 pensiunan mengalami masalah keuangan. Bahkan 70% dari
pensiunan sangat bergantung kondisi keuangan dari anak-anaknya. Bila kondisi
itu terjadi di hari tua, saat kita tidak bekerja lagi, tentu sungguh memprihatinkan.
Sementara biaya hidup terus meningka di masa pensiun, justru tidak tersedia
dana yang cukup untuk menopangnya. Saat berharap dibantu anak-anak, ternyata
anak-anak pun punya urusan ekonomo sendiri yang harus ditanggung. Jadi, tidak
ada alasan lain, selain mempersiapkan masa pensiun sendiri.
Nah, salah satu cara
yang bisa dilakukan untuk menyiapkan masa pensiun yang nyaman adalah melalui
Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Dengan menyisihkan sebagian gaji atau
penghasilan setiap bulan untuk masa pensiun. DPLK adalah produk keuangan yang
dirancang khusus untuk mempersiapkan masa pensiun seorang pekerja. Melalui
DPLK, setidaknya ada 3 (tiga) manfaat bagi pekerja, yaitu 1) tersedianya dana
yang pasti untuk masa pensiun, 2) optimalnya hasil investasi selama menjadi
peserta DPLK, dan 3) mendapat insentif pajak saat manfaat pensiun dibayarkan,
pajaknya final 5%. Selain untuk memastikan keberlanjutan penghasilan di masa
pensiun, DPLK pun dapat memastikan tersedianya dana yang cukup untuk hari tua.
Agar dapat mempertahankan gaya hidup atau menikmati hari tua dengan nyaman.
Dan
yang tidak kalah penting, selalu jaga kesehatan di hari tua. Jangan berpikira
macam-macam di masa penisun, lebih baik perbanyak amal ibadah di hari tua
sambil menjalani aktivitas atau hobi yang tidak bisa dilakoni saat masih
bekerja. Itulah yang disebut, kerja yes pensiun oke. Salam #YukSiapkanPensiun
#EdukasiDPLK #DanaPensiun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar