Terkadang atau bahkan sering ada pertanyaan-pertanyaan hidup yang sulit untuk dijawab. Sekarang umur berapa? Sudah punya tumah belum? Gaji kamu berapa sih? Pertanyaan sederhana, tapi belum tentu semua orang mau menjawabnya. Selalu ada pertanyaaan-pertanyaan yang datang. Siap atau tidak siap untuk menjawabnya. Begitulah orang yang bertanya,, kadang tidak bisa diduga.
Belum lagi, ada pertanyaan-pertanyaan hidup yang selalu
menjadi tanda tanya besar. Banyak orang bertanya sendiri tapi belum tentu bisa
menjawabnya. Sudah bekerja puluhan tahun, apakah sudah punya ekonomi yang
cukup? Setaip hari keluar pagi pulang malam, apakah merasa bahagia? Sungguh,
pertanyaan yang sulit untuk dijawab.
Apakah hari ini kita sudah sukses?
Itulah contoh pertanyaan ke diri sendiri. Pertanyaan
tidak selalu datang dari orang lain. Bertanya pada diri sendiri sebagai cara untuk
introspeksi diri. Kenapa kita melakukan ini dulu? Apakah kita sudah berbuat
yang terbaik untuk sesuatu? Atau kenapa kita harus mendirikan taman bacaan? Pertanyaaan
itu semua, secara tidak langsung, untuk mengingatkan dan mengoreksi apa yang
kita lakukan. Ada yang benar ada yang salah.
Pastinya, setiap kali ada pertanyaan harusnya pasti
ada jawabannya. Namun tidak semua pertanyaaan ada jawabannya sekarang. Ada
jawaban yang cepat, ada pula jawaban yang membutuhkan waktu. Tapi yang pasti,
selalu ada pertanyaan penting dalam diri kita yang harus dijawab.
Nah, sesungguhnya ada 4 (empat) pertanyaan penting literasi yang jarang menjadi perhatian banyak orang. Pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya
membutuhkan aksi nyata dan proses. Pertanyaaan yang jawabannya bisa jadi
penyesalan. Empat pertanyaan literasi yang menjengkelkan karena belum mampu dijawab. Bertanyalah kepada diri kita sendiri.
1. Untuk apa
umur yang panjang kita habiskan?
2. Sejauh mana ilmu
yang dimiliki kita amalkan?
3. Dari mana dan
untuk apa harta yang diperoleh kita belanjakan?
4. Untuk apa
tubuh yang sehat kita manfaatkan?
Keempat pertanyaan itu memang klasik, terkesan klise. Bahkan
sering kali jadi pertanyaan yang menjengkelkan. Karena banyak orang sama sekali
tidak siap menjawabnya. Atau tidak mampu menjawabnya. Tapi itulah pertanyaan
yang sering muncul untuk mengingatkan siapapun. Untuk mengoreksi diri sendiri, akan
apa yang sudah diperbuat dalam hidupnya selama ini.
Bisa jadi jawaban besarnya adalah “sebaik-baik manusia adalah yang
paling bermanfaat untuk orang lain”. Siapapun yang bermanfaat pasti mau dan
berani berbuat baik. Selalu punya komitmen dan sikap istikomah dalam memanfaatkan
umur, ilmu, harta, dan tubuhnya untuk kebaikan dan kemanfaatan.
Maka, bersiaplah untuk menjawab pertanyaan penting
kita sendiri. Karena sejatinya, hidup
adalah pertanyaan. Dan bagaimana kita menjalani hidup
adalah jawaban. Salam literasi! #PegiatLiterasi
#TamanBacaan #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar