Seorang kawan pernah bercerita. Bahwa ia takut setelah lulus kuliah tidak mendapat pekerjaan, Takut setelah bekerja tidak berhasil menemukan jodohnya. Lalu, takut gagal menggapai cita-cita besar yang diidamkannya sejak sekolah, sejak lama. Semuanya karena takut atau ketakutan.
Dalam banyak literatur, rasa takut
sering menghantui setiap orang. Lima besar rasa takut tertinggi adalah 1) takut
mati, 2) takut kehilangan, 3) takut gagal, 4) takut miskin, dan 5) takut ditolak.
Bahkan bagi yang sangat mencintai dunia, ada dua rasa takut yang selalu
menghantui yaitu 1) kematian dan 2) kemiskinan. Tapi dalam realitasnya, tidak
sedikit pula yang memiliki rasa takut pada manusia, takut pada kegelapan, takut
sendirian, bahkan takut pada emosinya sendiri. Takut memang manusiawi dan ada
pada diri setiap orang.
Pastinya, setiap orang memiliki rasa takut. Asalkan
tidak berlebihan hingga menguasai pikiran. Sehingga tidak berani mencoba, tidak
berani bertindak. Takut pada apa-apa yang belum tentu terjadi, takut untuk
memulai ikhtiar. Hingga akhirnya, rasa takut jadi sebab tidak mau bertindak dan
mengambil keputusan. Hati dan pikiran pun jadi tidak tenang. Tindakan dan
perilakunya menjadi tidak tentu arah. Akibat rasa takut.
Jangan takut membaca, jangan takut ada di taman bacaan, jangan takut berliterasi. Karena taman bacaan adalah ladang amal, tempatnya menebar kebaikan. Tempat untuk berkiprah memberi manfaat kepada sesama. Demi tegaknya tradisi membaca dan budaya literasi masyarakat. Jangan takut untuk bertindak di jalan yang baik. Taman bacaan adalah tempatnya orang-orang baik, literasi adalah sarana berbuat baik. Seperti yang dijalankan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Tanpa takut untuk berliterasi di taman bacaan, dengan penuh komitmen dan konsistensi.
Jangan takut. Karena rasa takut hanyalah sebuah
perasaan. Jangan biarkan rasa takut merenggut kendali diri siapapun. Jangan takut
pada kematian tapi beranilah untuk memperbanyak amal ibadah. Karena saat
kematian tiba, amal ibadah yang mampu menyelamatkan kita. Jangan takut miskin
karena harta bukan jaminan untuk hidup tenang dan Bahagia. Tapi beranilah untuk
bersedekah dalam keadaan apapun, dengan apapun. Karena sedekah itulah yang akan
memperkaya hati dengan berkah, sabar, dan syukur.
Jangan takut pada apapun.
Jangan takut pada kekecewaan bila kecewa mampu mendidik
kita. Tapi takutlah pada keberhasilan, bila berhasil justru membuat angkuh.
Jangan takut pada kesendirian, bila sendiri mampu menyadarkan
kita. Tapi takutlah pada keramaian bila ramai justru memalsukan diri kita.
Jangan takut luka, bila luka mampu menguatkan kita.
Tapi takutlah pada bahagia, bila Bahagia justru melemahkan kebaikan kita.
Rasa takut atau ketakutan selalu menghantui banyak
orang. Tapi sejatinya, rasa takut tidak ada di mana pun kecuali dalam pikiran.
Untuk apa takut bila akhirnya tidak menjadikan lebih baik. Takut yang membunuh
hati dan pikiran.
Maka jangan takut. Karena rasa takut
harus dilawan dengan rasa yakin, berani, dan hati yang bijak. Sebab takut
adalah pengetahuan yang belum lengkap. Salam literasi!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar