Banyak orang bertutur kata atau ber-media sosial sembarangan. Apalagi menebar hoaks alias berita bohong. Tanpa disadari menyinggung atau menyakiti orang lain. Maka siapapun harus hati-hati dalam segala hal. Baik urusan berkata-kata, bermedia sosial atau berperilaku.
Apapun yang keluar dari mulut kita, baik kata-kata
maupun ucapan memang harus benar-benar diperhatikan. Agar tidak salah dalam
berkata maupun menulis postingan di media sosial. Karena bila tidak, maka bisa
jadi dapat menimbulkan dampak terhadap orang lain. Maka di situlah, dibutuhkan
ilmu. Bertutur kata atau bermedia sosial sama-sama butuh ilmu dan akhlak.
Jangan abaikan pentingnya ilmu dan akhlak di mana pun.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah RA pernah
memberikan pesan yang berharga, Katanya, “Celaka orang yang berilmu, jika dia
diam tidak mau mengajari orang yang bodoh, dan celaka orang yang bodoh, bila
dia tidak mau menerima pengajaran ahli ilmu.” (Al-Mustadrak Ala Majmu'ul
Fatawa, 2/281).
Hati-hati. Suatu kali, seorang ahli ilmu dan orang
bodoh akan sama-sama celaka. Karena punya ilmu tapi tidak diamalkan.
Sebaliknya, orang bodoh pun velaka akibat tidak mau belajar dan menerima ilmu.
Maka dalam berturu kata maupun bermedia sosial, sangat dibutuhkan ilmu. Agar
semuanya jadi amal
ibadah karena tahu ilmunya.
Maka, raihlah ilmu untuk diamalkan. Jangan biarkan
ilmu dipelajari tapi tidak diamalkan sama sekali. Jadikan ilmu untuk menebar
kebaikan dan manfaat kepada sesama. Silakan raih ilmu di mana pun dan kapan
pun. Selagi masih bisa dan mampu.
Apapun ada ilmunya. Maka, berhati-hatilah. Hati-hati
dengan kata-kata dan media sosial. Karena apa yang kita tanam maka akan kita
panen di kemudian hari. Salam literasi!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar