Menyenangkan hati semua itu sesuatu hal yang mustahil. Maka jadikan saja aktivitas keseharian kita lebih baik. Hari-hari yang lebih berharga dan bermanfaat untuk sebagian orang. Apaoun dan di manapun, tidak usah bertekad untuk menyenangkan semua orang. Selain mustahil, menyenangkan semua orang pun bukan kewajiban kita. Jadi kerjakan saja yang baik, mumpung masih punya waktu dan ada kesempatan.
Jujur
saja, hanya omong kosong bisa memuaskan hati semua
orang. Tidak usah memaksakan diri untuk menyenangkan hati orang lain. Tidak ada
kewajiban pula bagi kita untuk memenuhi tuntutan dan harapan semua orang. Toh, orang
lain itu bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa pula. Cukup ikhtiar saja yang baik,
jadikan hidup lebih berharga. Sesulit apapun yang dihadapi, tetaplah melangkah
ke depan.
Begitu
pula yang dilakukan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka. Taman bacaan
hanya peduli kepada anak-anak yang membaca. Orang tua yang mau mengantar
anaknya membaca. Sementara orang-orang yang tidak peduli, sama sekali tidak
ussah digubris. Apalagi yang kerjanya hanya ngomong tanpa bisa berbuat. Tidak
ada kewajiban taman bacaan menyenangkan semua orang. Asal tetap berliterasi dan
bermanfaat untuk orang lain, itu sudah cukup untuk taman bacaan.
Lakukan
saja yang baik, tebarkan terus bilai-nilai positif. Cintai apapun yang kita
kerjakan dengan sepenuh hati. Asal tidak merugikan orang lain dan tidak
menyalahi aturan itu sudah cukup. Untuk apa menuruti kemauan semua orang? Tidak ada gunanya dan hanya bikin stress. Cara pandang
orang beda-beda, standar hidup tiap orang pun beda. Jadi tidak usah “entertain”
semua orang. Terkadang, ada benarnya bahwa tugas orang lain adalah membenci.
Maka tugas kita adalah mencitai diri sendiri.
Hellen Keller dalam bukunya “Story
of My Life”, berkisah bagaimana dia mendobrak pandangan negatif orang lain? Di
balik kekurangan dirinya yang buta dan tuli, ia berhasil mengatakan kepada
dunia bahwa kekurangan bukanlah halangan untuk bertindak baik dan mencapai kesukseskan.
Berkaht kegigihannya, Hellen Keller dikenal sebagai tokoh kemanusiaan terbesar
abad ke-20. Sosok perempuan yang mampu “menemukan terang dalam kegelapan”.
Semua orang pasti punya kekurangan,
bahkan kesalahan. Karena tidak ada manusia yang sempurna. Maka lebih baik terus
memperbaiki diri dan ikhtira yang baik lagi bermanfaat Tidak usah gubris orang-orang
yang pikiran dan omongannya buruk. Toh, kita tidak wajib untuk menyenangkan
semua orang.
Lebih
baik kurang dalam baik daripada “cacat” dalam mental dan pikiran. Lakukan saja
baik dan berharga, jangan pernah berharap semua orang akan senang dengan apa
yang kita lakukan. Kita itu tergantung amal perbuatan, bukan atas omongan dan
pikiran? Salam literasi #PegiatLiterasi #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar