Minggu, 28 Mei 2023

Literasi Hasrat, Untuk Apa Menyusahkan Orang Lain?

Satu hal yang sering tidak disadari. Yaitu tumbuhnya hasrat untuk menyusahkan orang lain. Gemar mempersulit urusan orang lain, baik disengaja atau tidak disengaja. Hasrat berbuat mudarat, baik 1) mengganggu atau menyakitinya dan 2) menghalangi maslahat yang seharusnya diterima oleh orang lain. Hingga merusak kenyamanan atau kebahagiaan orang lain. Hati-hati, hasrat buruk ingin menyusahkan orang lain bisa menghantui siapapun.

 

Di era media sosial seperti sekarang, banyak orang terjebak dalam pikiran negatif yang diciptakannya diri sendiri. Mungkin, karena iri atau benci. Bahkan merasa tidak mampu berbuat baik seperti yang dilakukan orang lain. Sehingga tumbuhlah hasrat untuk menyusahkan orang lain. Bila dikasih kesempatan untuk berdoa pun yang keluar dari hati dan mulutnya doa-doa yang jelek untuk orang lain. Sayang saja doa hanya ada dalam hati. Itulah ciri orang-orang yang berpikir negatif, bahkan hasratnya selalu ingin menyusahkan orang lain. Entah kenapa?

 

Banyak orang lupa. Bumi ini mungkin sudah muak dengan manisnya bibir yang menipu. Kata-kata yang serba palsu bahkan penuh basa basi. Hingga lupa untuk berpikir positif dan terus berjuang untuk menjadi baik. Semakin lupa bahwa di dunia ini yang lebih indah bukan lepas dari masalah tapi mengeja kesabaran. Bukan menuntut karunia tapi menunjukkan syukur. Bahwa yang paling cerdas adalah yang paling banyak mengingat matinya. Bahwa yang paling hebat adalah yang paling gigih menyiapkan bekalnya.

 


Hati-hati, bila memiliki hasrat untuk menyusahkan orang lain. Pasti rugi dan tidak ada untungnya. Karena apapun yang diperbuat, maka aka nada balasannya. Siapa yang menanam pasti dia yang akan menuai, sesuai dengan kadar baik buruknya. Tidak ada hidup indah bila penuh dengki. Tidak ada hidup mulia bila angkuh. dan tidak ada hidup mudah bila masih menyusahkan orang lain.

 

Jadi, jauhi tiap pikiran negatif. Hindari Hasrat untuk menyusahkan orang lain. Untuk apa mengurusi orang lain, bila kita bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa pula. Ingatlah, Allah SWT itu selalu mengikuti prasangka dan perbuatan hamba-Nya. Untuk apa bersusah payah untuk menyulitkan orang lain? Salam literasi!

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar