Satu renungan di bulan suci ramadan. Ternyata, manusia hanya bisa memiliki tanpa mampu menguasai. Manusia memiliki waktu untuk berpuasa tanpa bisa menguasai amalan sepanjang puasa. Hanya bisa mengerjakan ibadah puasa tanpa tahu hasilnya seperti apa?
Manusia,
hanya bisa menjalani hari ini. Tanpa tahu esok seperti apa? Itulah salah satu
hikmah terpenting dari ibadah puasa. Maka benar, betapa banyak orang yang
berpuasa hanya mendapatkan rasa lapar dan haus. Karena gagal menjaga lisan dan
perbuatan dari hal-hal yang dapat mengurangi pahala puasa. Amal perbuatan yang
terbalut riya, tentu tidak akan mendapat faedah dari amalnya. Kecuali sekadar
kepayahan semata.
Manusia
hanya bisa memiliki tanpa mampu menguasai.
Manusia
memiliki jantung tanpa kuasa menjadikannya berdetak atau tidak.
Manusia
memiliki umur tanpa kuasa memperlambat atau mempercepatnya.
Manusia
memiliki masa depan tanpa kuasa menentukan nasibnya sendiri.
Manusia
memiliki cita-cita tanpa kuasa sukses atau gagalnya.
Manusia
memiliki uang tanpa kuasa seberapa besar manfaatnya
Manusia
memiliki keluarga tanpa kuasa menetapkan hidupnya seperti apa?
Jadi,
manusia …
Apa
yang akan kamu pamerkan dari segala sesuatu yang kamu tidak kuasa atasnya.
Apa
yang akan kamu sombongkan dari segala hal yang kamu tidak kuasa mengaturnya.
Apa
yang akan kamu banggakan dari segala macam yang kamu tidak kuasa darinya.
Maka
manusia hanya bisa memiliki tanpa mampu menguasainya.
Pantas, sebagian besar
dari manusia ketika hidup di dunia tertipu oleh godaan setan. Bahkan
tertipu oleh dunianya sendiri. Tanpa mampu menimbangnya, lebih banyak
manfaatnya atau tidak?
Seusai
ramadan berlalu, semoga kita menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat.
Hanya
kepada Allah-lah kita berserah diri dan berharap bimbingan-Nya agar selalu
berada di jalan yang lurus dan diridhoi-Nya. Robbana Taqobbal Minna, Ya Allah
terimalah dari kami (amalan kami), aamiin. Salam literasi!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar