sebut saja, orang-orang lelah. Orang-orang yang capek dalam hidupnya. Kaum yang selalu letih. Merasa payah, penat sehari-hari. Setiap hari kerjanya mengeluh dan mentalitas seperti “korban”. Merana sepanjang waktu. Seperti orang-orang yang bekerja setiap hari, berangkat pagi pulang malam. Tapi selalu mengeluhkan pekerjaannya. Itulah orang lelah.
Orang-orang lelah ada di dekat kita. Apalagi
jelang musim pilpres kayak begini. Kampanye belum dimulai, dia sudah ngomong
banyak tentang kandidatnya. Lelah “menjual” calonnya. Lelah pula membenci
kandidat yang tidak disukainya. Hujat sana, caci-maki sini. Mulutnya “keliling-keliling”
hanya cari dukungan. Ditambah menyebar hoaks dan ujaran kebencian. Sudah tahu
tidak sama, tapi tidak boleh beda. Begitulah cara kerja orang-orang lelah.
Orang-orang lelah, semua hal dipersoalkan.
Orang-orang lelah, segala rupa dikomentarin. Hidupnya lelah banget, akibat ngurusin
hidup orang lain. Hal-hal yang gak perlu diurusin, malah diurusin. Soal yang nggak
penting, dibikin penting buat dia. Gosip nggak gede, sama dia digede-gedein. Orang-orang
lelah makin merasa letih, bahkan sulit. Akhirnya di malam hari, orang-orang
lelah itu yang bilang, "hidup ini sungguh melelahkan". Nah lo?
Gimana nggak lelah hidup elo?
Kerjanya membandingkan hidup dengan orang
lain. Hobby-nya kepo dan mengintip laju orang lain. Gemar sekali bergunjing dan
bergosip. Ngurusin hidup orang lain. Nggak kasih makan, nggak sekolahin tapi gemar
banget mengulasnya. Makin lelah pastinya, bila orang yang dibencinya malah
lebih sukses, lebih mapan. Sementara si orang lelah, hanya begitu-begitu saja
atau begini-begini saja. Lumrah, hidup elo makin lelah.
Lupa ya hidup itu makin lelah, Bila
hal-hal yang sederhana dibikin susah. Sesuatu yang nggak perlu dibahas justru
dijadikan pergunjingan. Segala rupa itu bikin lelah karean dibikin ribet. Hidup
dianggap jadi beban bukan harapan. Hidup dianggap masalah, bukan anugerah. Wajar
hidup makin gerah, karena jauh dari ibadah. Pasti makin lelah, karena nggak
suka lihat orang lain hidupnya berkah. Apalagi musuhnya berhasil, ya pasti
makin lelah lahir batin. Hidup jadi resah gelisah, makin lelah.
Orang-orang lelah, pergaulan dijadiin
intrik. Media sosial dipakai untuk hoaks dan desas-desus. Urusan nggak penting
dianggap penting. Mulut hanya dipakai untuk omongan salah. Makin lelah, semua
orang dianggap salah yang benar hanya dirinya sendiri. Orang-orang lelah pengen
masuk “surga” tapi yang dikerjakan “neraka”.
Orang-orang lelah lupa. Lelah itu nggak
masalah bila untuk kebaikan, letih dipakai utuk menebar manfaat ke orang lain.
Lelah peduli kepada sesama, letih karena ibadah. Lelah dalam bersabar,
bertawakal, dan bersyukur. Bukan lelah untuk keluh-kesah, letih untuk
bergunjing. Pantas, hidup elo makin lelah. Kerjanya, membandingkan kelemahan diri
sendiri dengan kelebihan orang lain.
Terus, mau sampai kapan lelah kayak
begitu? Salam literasi
#PegiatLiterasi #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar