Minggu, 19 Maret 2023

Literasi Pensiunan: Lagi Asyik Kerja Tau-tau Udah Mau Pensiun, Gimana Nih?

Jujur saja, nggak terasa umur memang cepat berlalu. Lagi enak-enaknya kerja, ehh tau-taunya sudah mau pensiun. Umur saya sekarang sudah 53 tahun. Bila pakai usia pensiun normal di 56 tahun, maka tinggal 3 tahun lagi masa kerjanya. Suka nggak suka, begitu umur 56 tahun ya harus pensiun. Alias nggak kerja lagi.

 

Pengen seperti apa saya di masa pensiun? Tentu, pengennya hidup berkecukupan. Hidup tenang dan nyaman di hari tua. Terbebas dari utang atau selalu ada uang saat ada yang kebutuhan. Masa pensiun yang tetap bisa membiayai anak kuliah, menimang cucu, atau bisa lebih sering traveling. Tapi sayang, katanya 9 dari 10 pekerja di Indonesia sama sekali tidak siap pensiun. Akibat tidak tersedianya dana untuk memenuhi kebutuhan di hari tua, saat tidak bekerja. Yah, gimana saya kalau begitu ya?

 

Pantas, banyak orang takut akan pensiun. Bingung bila usia pensiun sebentar lagi tiba. Karena belum sempat menabung untuk hari tua. Belum punya program pensiun. Sepertinya hidup sejahtera di masa pensiun memang jauh dari harapan. Akibat lalai untuk menyiapkan masa pensiun sendiri. Kerja keras puluhan tahun, akhirnya kok nggak berdampak apa-apa untuk hari tua.

 

Tau-tau udah mau mau pensiun saja. Nggak terasa waktu terus berlalu. Akhirnya sama sekali nggak siap untuk pensiun. Umur dikasih berapa pun jadi serba salah. Usia yang panjang pun jadi nggak berarti. Bila tanpa dipersiapkan dengan baik. Utamanya untuk mempersiapkan masa pensiun, saat tidak bekerja lagi. Memang benar, umur jadi serba salah untuk pekerja seperti saya karena:

1.      Saat umur 20 tahun, kenapa saya nggak mau menabung lebih awal ya. Agar bisa menyiapkan hari tua lebih baik dari saat bekerja. Umur muda dan dan masih kuat justru dipakai untuk gaya hidup dan terlalu konsumtif.

2.      Saat umur 30 tahun, kenapa saya nggak berpikir dan ikhtiar untuk bikin sumber penghasilan lain sih. Berdagang atau wirausaha kecil-kecilan misalnya. Malah menyia-nyiakan waktu dan nggak produktif lagi.

3.      Saat umur 40 tahun, kenapa saya nggak membayar utang lebih awal ya. Sekarang baru tersadar, sudah mau pensiun masih punya utang. Gagal mengelola uang dengan bijak dan selalu merasa kekuarangan di saat bekerja. Waduh, gimana ini?

4.      Saat umur 50 tahun, akhirnya saya baru sadar. Kenapa saya nggak punya tabungan untuk pensiun? Lalai, ternyata masa penisun memang pasti tiba, cepat atau lambat. Seperti saya sudah 53 tahun, tau-tau sudah mau pensiun saja. Akhirnya nggak siap untuk pensiun.

 


Umur berapa pun jadi serba salah saat mau pensiun. Udah banting tulang bekerja tapi kok nggak kaya-kaya. Udah berangkat gelap pulang gelap tapi utang kok nggak lunas-lunas. Pasti ada yang salah saat mengelola uang. Kenapa dulu nggak mau menyisihkan sebagian gaji untuk program pensiun? Ehh begitu dekat usia pensiun, baru tersadar. Belum siap apa-apa untuk berhenti bekerja, uang pesangon pun nggak seberapa? Itu juga bila dibayar kantor sesuai aturan yang berlaku.

 

Saya sih nggak menyesal. Hanya merasa umur jadi serba salah bila tidak dipakai untuk mempersiapkan diri soal apapun, termasuk hari tua atau masa pensiun. Maka penting, tulisan ini jadi nasihat untuk anak-anak muda atau pekerja pemula. Agar berani dan mulai menyiapkan masa pensiun, menabung semampunya di program pensiun seperti DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan). Karena hanya DPLK sebagai sarana yang paling pas untuk mempersiapkan masa pensiun yang sejahtera dan lebih baik. Agar tetap mampu mempertahankan gaya hidup seperti saat bekerja.

 

Jadi, biar umur nggak jadi serba salah. Mulailah persiapkan masa pensiun Anda sendiri. Karena kalau bukan kita, mau siapa lagi? Agar kerja yes, pensiun oke. Salam #YukSiapkanPensiun #EdukasiDPLK #EdukatorDanaPensiun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar