Menulis memang bukan perkara gampang. Apalagi membuat tulisan tentang taman bacaan dan pegiat literasi. Jujur, tidak banyak artikel atau tulisan yang sengaja dipublikasikan terkait aktivitas taman bacaan. Padahal, aktivitas literasi seharusnya bukan hanya membaca. Tapi juga menulis. Apalagi taman bacaan adalah perbuatan baik. Lalu kenapa tidak dituliskan?
Menulis tentang taman bacaan jadi kian penting. Karena di negeri ini, taman
bacaan masih dianggap “jalan sunyi”. Tidak terlalu banyak orang yang peduli.
Apalagi mau membantu sepenuh hati. Maka taman bacaan di mana pun harus berjuang
untuk tetap bisa eksis dan memberi manfaat kepada orang banyak.
Taman bacaan yang keren. Pegiat literasi yang hebat. Atau gerakan literasi
yang memadai, sudah pasti sulit dipisahkan dari aktivitas menulis. Karena taman
bacaan selagi tidak menulis maka akan hilang dari sejarah. Menulis adalah kerja
keabadian, yang tidak lekang oleh waktu.
Lalu, adakah taman bacaan yang aktif menulis?
Mungkin jawabnya tidak banyak. Entah karena apa alasannya. Tapi bila mau
ditelusuri melalui “mbah google”, bisa jadi TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung
Salak tergolong taman bacaan paling aktif menulis. Hampri setiap hari menulis tentang
aktivitas taman bacaan dan kegiatan literasi. Baik dalam bentuk berita atau
opini. Intinya, menulis untuk mensosialisasikan apapaun tentang taman bacaan
dan kegiatan literasi. Aktivitas menulis TBM Lentera Pustaka bisa dicek di website:
Majalah Taman Baca - Inspirasi
Anda Dalam Membangun Taman Baca (tbmlenterapustaka.com) atau https://tbmlenterapustaka.blogspot.com/
atau https://bogor-kita.com/opini-jangan-membenci-buku/.
Lebih dari itu, bila diketik tagar #TamanBacaan, #PegiatLiterasi, dan #BacaBukanMaen
di mbah google pun tagar-tagar itu dibuat oleh TBM Lentera Pustaka. Bahkan TBM Lentera
Pustaka pun jadi salah satu taman bacaan yang tercantum di Wikipedia (https://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Bacaan_Masyarakat_Lentera_Pustaka)
dan pendiri TBM Lentera Pustaka, Syarifudin Yunus bisa di-track jejaknya di https://id.wikipedia.org/wiki/Syarifudin_Yunus.
Suka tidak suka, menulis itu penting. Menulis juga perbuatan bukan omongan.
Menulis pun praktik bukan teori. Karena sejatinya, semua aktivitas taman bacaan
dan kegiatan literasi dapat dituliskan. Menulis juga bukan hanya update status,
tidak sebatas ekspresi. Tapi berita atau opini sehingga tidak hanya memberi
informasi. Namun mampu menyajikan argumentasi atau menuangkan ide-gagasan
secara utuh. Menulis tentang taman bacaan, tentu bebas-bebas saja. Tapi harus
dituliskan. Karena menulis di taman bacaan, sejatinya bukan untuk
dipahami melainkan untuk
memahami realitas. Itulah
yang disebut literasi menulis untuk taman bacaan. Maka resepnya hanya tiga, yaitu
menulis, menulis, dan menulis.
Sebagai contoh, TBM Lentera Pustaka menggelar aktivitas sosialisasi program
literasi yang akan dijalankan pada tahun 2022 (2/1/2022). Di hadapan 90 anak
pembaca aktif, TBM Lentera Pustaka memaparkan program penting taman bacaan di
tahun ini, seperti: 1) English Day tiap Jumat, 2) Kemah Literasi TBM
Lentera Pustaka, 3) Wisata Belajar Angklung dan Wisata Litrerasi, 4) Pembangunan
Rooftop sebagai perluasan area baca di lantai 2 yang disponsori oleh Bank
Sinarmas, 5) Motor Baca Keliling yang akan beroperasi 3 kali seminggu ke desa
lain dan disponsori oeh Asuransi Jiwa Tugu Mandiri, dan 6) Festival Literasi
Gn. Salak #5 sekaligus peluncuran buku 5th TBM Lentera Pustaka.
Sosialisasi program literasi TBM Lentera Pustaka pun menegaskan di taman
bacaan, anak-anak pembaca adalah subjek. Bukan objek yang diperintah. Sehingga setiap
anak dan pengguna layanan taman bacaan harus tahu dan paham program literasi
taman bacaannya. Mau ke mana taman bacaannya ke depan?
Patut ketahui, TBM Lentera Pustaka melalui model “TBM
Edutainment” yang dikembangkan sendiri terbukti telah menorehkan kinerja yang
luar biasa. Diantaranya mampu menggelar 40 event dalam setahun, donasi buku yang
diterima pun mencapai 77 donasi buku/barang, mencapai 4.331 buku bacaan atau
setara Rp. 41.879.000,-. Prestasi pun diraih TBM Lentera Pustaka sepanjang
tahun 2021 seperti: 1) Terpilih “Jagoan 2021” dari RTV (tayang 29 Des 2021), 2)
Sosok Inspiratif Spiritual Journey dari PLN (Okt 2021), 3) Terpilih “31 Wonderful
People 2021” dari Guardian Indonesia (24 Sept 2021), 4) Terpilih “Ramadhan
Heroes” dari Tonight Show NET TV (6 Mei 2021), dan 5) terpilih “Kampung
Literasi 2021” dari Dit. PMPK Kemdikbud RI (14 Nov 2021). Saat ini tidak kurang
dari 250 orang pengguna layanan TBM Lentera Pustaka setiap minggunya dari 12
program literasi yang dijalankan, dari mulai taman bacaan, berantas buta
aksara, kelas prasekolah, anak difabel, yatim binaan, jompo binaan, dan
koperasi Lentera. Ada 5 wali baca dan 18 relawan yang aktif berkiprah di taman
bacaan hingga kini.
Jadi apapun di taman bacaan, memang harus ditulis.
Seperti proses setelah membaca pun harus berujung pada menulis. Karena di taman
bacaan, program sebaik apapun bila tidak ditulis akan jadi sia-sia. Karena
praktik baik di taman bacaan tidak ada yang mengetahuinyaSalam literasi. #BacaBukanMaen #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar