Sekalipun
di tengah wabah Covid-19 dan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang tidak efektif.
Anak-anak kampung di kaki Gunung Salak Bogor menikmati "kemerdekaan"
di 75th Indonesia Merdeka. Karena merdeka buat mereka hanya keberanian untuk
bertindak dan ber-ekspresi. Tanpa perlu banyak menghakimi orang lain atau
berpetuah belaka.
MERDEKA
adalah kesadaran untuk mengembalikan jiwa yang “hilang” dari anak-anak kita.
Akibat hempasan era digital yang kebablasan. Merdeka, sama sekali bukan pikiran
atau perasaan orang-orang yang merasa kekuarangan. Merdeka bukan pula bebas
tanpa batas. Apalagi menilai dan menghakimi orang lain. Merdeka yang mengubah
jiwa menjadi arogan, sombong atau mengkerdilkan orang lain yang tidak berdaya.
Merdeka itu keberanian untuk bertindak, berbagi, dan memberdayakan orang lain.
Bukan cuma narasi atau petuah belaka.
Maka
MERDEKA adalah ikhtiar untuk mengembalikan KEJUJURAN, TANGGUNG JAWAB, dan
KEPEDULIAN yang telah hilang, yang makin langka di negeri ini. JUJUR untuk
berbuat yang lebih baik sebagai rakyat; sebagai pemimpin bangsa. TANGGUNG JAWAB
terhadap rakyat yang masih miskin atau belum mampu hidup layak. PEDULI kepada
sesama rakyat yang lain untuk saling membantu, saling asih dan asuh.
MERDEKA
untuk semuanya, merdeka untuk memerdekakan orang lain dan anak-anak yang
terbelenggu kemiskinan dan kebodohan. Seperti merdeka yang dilakukan TBM
Lentera Pustaka di Kaki Gunung Salak Bogor. Untuk selalu mengajak anak-anak
"membaca" di taman bacaan. Dan membimbing Ibu-ibu buta huruf untuk
"baca-tulis" di GErakan BERantas BUta aksaRA (GEBERBURA).
Karena merdeka itu nuruti kareping rasa, bukan nuruti rahsaning karep. Jiwa
tang tunduk pada hati, bukan jiwa yang mudah takluk oleh raga ... @Senam
literasi anak-anak TBM Lentera Pustaka di Desa Sukaluyu Kaki Gunung Salak Bogor
#TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #MerdekaDiTamanBacaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar